Filsafat Pendidikan Rekontruksionisme dan Tokoh-tokoh Beserta Pemikiranya

A. Aliran rekonstruksionisme

Aluran rekonstruksionisme ini berakar pada aliran pragmatisme Rekonstruksinisme ini berasal dari bahasa inggris rekonstruct, yang memiliki arti menyusun kembali, dalam filsafat pendidikan aliran ini meruoakan aliran yang berusaha merubah tata susunan lama dengan tata susunan yang bercorak modern, misalnya dulu dalam kurikulum KTSP adanya pelajaran TIK (teknologi innformasai dan komunikasi) karena menganggap anak zaman dulu tidak mengenal teknologi demikian berjalanya waktu berubahlah kurikulum 2013 yang telah dihapusnya pelajaran TIK karena menganggap anak di zaman milenial sekaran sudah pandai menggunakan teknologi.  

Para rekonstruksionisme ini menekankan pada perubahan pendidikan agar manusia lebih baik lagi dari sebelumnya, aliran pendidikan rekonstruksionisme ini kurikulumnya lebih fokus pada tekanan pada penguasaan ilmu-ilmu sosial dan metode riset. Sedangkan tujuan pembelajarannya yaitu pengetahuan dan keterampilan untuk memecahkan maslah sosial dan peningktan kualitas hidup masyarakat.  

Aliran ini rekonstruksionisme ini prinsipnya sepaham dengan aliran parenialisme, yaitu berawal dari krisisnya kebudayaan modern. Akan tetapi aliran ini tidak sepaham dengan cara pemecahan aliran filsafat parenialisme. 

B. Tokoh-tokoh aliran Rekonstruksionisme

1. Carollin Pratt

Ia beranggapan bahwa nilai terbesar dari suatu sekolah yaitu mampu menciptakan manusia yang dapat berfikir efektif agar dapat merubah dunia menjadi lebih baik.  Pemikiran calorin ini lebih fokus pada pendidikan karena pendidikan sebagai pelopor oerubahan masyarakat.

2. George count

Ia lahir pada tanggal 9, Desember 1889 di Amerika dan meninggal pada 10 November 1974 tepat di umur 84 tahun. Ia merupakan seorang pendidik Amerika dan ahli teori pendidikan, ia menjadikan pendidikan sebagai wahana rekontruksi masyarakat 

3. Paulo freire

Ia lahir pada tanggal 19, Semptember 1921, ia berpendapat bahwa pendidikan mampu memperbaiki paradigma masyarakat dalam memahami esensi pendidikan yang sebenarnya bagi kaum yang tertindas.karena pendidikan merupakan proses tentang memanusiakan manusia.