Jakarta, ibukota yang terkadang memperlihatkan keangkuahannya. Keangkuhan orang-orangnya yang terlalu bersifat individualisme. Dan kebanyakan tak peduli orang disekitar. Mereka yang individualisme hanya memikirkan dirinya sendiri yang padahal lebih dari cukup untuk peduli dengan sesama.
Saya tak bicara tentang semua orang, saya hanya menulis secara subyektif. Di Jakarta Timur tepatnya disamping perempatan fly over Pasar Rebo. Disana saya menemukan seorang bapak-bapak pemulung tidur dengan baju compang camping beralaskan kardus beratapkan Langit. Sungguh sombong kau orang sekitar yang hanya melihat dan tak mau tau.
Apa bedanya saya (bapak-bapak pemulung) dengan anda yang tidur di aprtemen mewah. Jawabannya saya memang kurang beruntung. SALAH, jawabannya adalah karena kita saling tak mau peduli. Apabila sedikitnya kita saling mau pedulu sungguhlah tak ada yang tidur seperti ini lagi.
Marilah kita merenung sedikit dan kita ingat perkataan jendral Soedirman , JANGAN TANYA APA YANG PERNAH DI BERIKAN NEGARA KEPADA KITA TAPI TANYAKANLAH APA YANG KITA BERIKAN KEPADA NEGARA? Marilah kita peduli bersama kawan. Hidup itu Indah bukan hanya karena bisa tidur di hotel yang mewah atau jalan-jalan ke luar negeri. Iya sih memang menyenangkan, tapi darimana segi manusiawinya?
Kita itu manusia, manusia yang diberikan akal oleh tuhan untuk berpikir seperti manusia bukan seperti hewan. Ayolah kita saling mengerti, saling peduli, saling menolong. Hidup itu hanya sementara. Dan akhirnya kita semua akan sederajat. Di masukkan ke dalam kubur berbaur dengan tanah.
