Mohon tunggu...
Firda Puri Agustine
Firda Puri Agustine Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Write, Enjoy, and Smile ;)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cerita Si Momo, dari Kemayoran ke Garasi Rumah

10 Juli 2014   21:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:44 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_333035" align="aligncenter" width="300" caption="Saya dan Momo /dok. pribadi"][/caption]

Kali ini saya mau berbagi pengalaman seputar kredit mobil. Kebetulan juga karena belum lama, Allah menitipkan saya sesuatu. Saya beri nama Momo, low MPV baru keluaran produsen mobil asal Jepang.

Buat sebagian orang, beli mobil itu gampang banget. Bukan sesuatu yang wah atau gimana-gimana. Tapi, bagi saya pribadi, mendapatkan Momo butuh perjuangan. Baik fisik, mental, juga materi. Artinya, saya tidak diam saja lalu berharap menang undian kecap, apalagi minta dibelikan orangtua. Semua hasil doa dibarengi kerja keras.

Sedikit cerita, keinginan saya memiliki mobil lahir dari rasa 'iri' melihat teman-teman yang kalau kondangan enggak kena panas dan hujan, mau kemana saja gampang, ada yang sakit enggak perlu repot naik angkot, mau ke bandara dini hari tinggal jalan, kalau mau jalan-jalan juga leluasa. Yah, pikiran-pikiran lumrah-lah meski nyadar Jakarta ini macetnya sudah kebangetan.

Hanya saja, ada 3 alasan terbesar dari semua itu. Pertama, melihat kesengsaraan ayah dan ibu saya yang mesti kehujanan naik motor, kemudian terpaksa 'numpang' mobil tetangga. Kedua, kejenuhan saya naik Commuter Line yang pelayanannya makin amburadul (baca postingan saya sebelumnya disini http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2014/06/18/catatan-harian-penumpang-commuter-line--662761.html). Terakhir, saya ingin kerja keras selama ini ada hasilnya. Dalam artian uang gaji enggak terbuang gitu aja.

Nah, saat kepengen itu, jujur saja saya enggak punya tabungan dalam jumlah besar. Jangankan beli secara tunai, buat uang muka kredit pun belum cukup. Lantas, apakah saya putus asa? Enggak dong. Saya berikhtiar dengan tetap bekerja sambil berdoa, terutama saat di jalanan. Misalnya, pas naik Kopaja berdesak-desakkan, lihat mobil bagus, saya doa deh 'Ya Allah semoga aku bisa punya mobil kaya begitu'. Pas di Commuter Line berdiri cuma satu kaki, saya ulangi lagi doa yang sama. Ketika kehujanan di atas motor, doa itu lagi yang disebut.

Usaha saya enggak berhenti sampai situ. Saya mulai membeli beberapa unit reksadana, baik jenis pasar uang, saham, juga campuran. Jadilah tiap bulan saya sisihkan gaji untuk diinvestasikan. Kebiasaan beli sepatu mahal juga saya hentikan sementara. Pokoknya hidup sehemat mungkin.

Selain itu, saya mulai browsing jenis mobil beserta harganya. Kalau beli tunai berapa, kalau kredit, cicilan per bulan berapa. Jadi, bisa memperkirakan berapa dana dan waktu yang saya butuhkan. Ternyata, kalau saya beli secara tunai, saya mesti berinvestasi dalam jangka waktu lumayan lama sekitar 7 tahunan. Sementara, cicilan kredit hanya sampai 4 - 5 tahun. Uang muka pun sebenarnya tidak begitu besar untuk ukuran mobil low MPV.

Ya, memang sih harga mobil jatuhnya lebih mahal jika dibeli secara kredit. Makanya enggak sedikit yang memilih beli secara tunai. Tapi, buat saya yang bukan kategori borjuis, opsi kredit sedikit banyak membantu. Yang penting disesuaikan dengan kemampuan, konsisten bayar cicilan dan nominalnya tidak memberatkan.

Dari situ, saya mulai memilih mobil yang uang mukanya ringan. Pilihan pertama jatuh pada low MPV pabrikan Eropa. Harga varian termurah sekitar Rp 139 juta dengan DP sebesar Rp 33 juta, cicilan Rp 3 jutaan untuk tenor 4 tahun. Pada saat itu (sekitar Maret 2013), tabungan saya baru sampai Rp 10 juta. Terpaksa ditunda dulu deh. Lagipula saya belum sreg-sreg banget sama mobilnya.

Pilihan kedua adalah mobil LCGC yang harganya lebih terjangkau. Uang mukanya pun hanya sekitar Rp 25 jutaan dengan cicilan Rp 2 jutaan. Bahkan, ada yang menawarkan cicilan di kisaran Rp 1,2 juta. Alhasil, tepat saat ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) digelar September 2013 lalu, saya meluncur ke sana. Niatnya mau lihat dari dekat wujud si LCGC ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun