Mohon tunggu...
Firdausi Nuzula
Firdausi Nuzula Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Bahasa dan Sastra Arab

suka sharing tipis-tipis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Konservatisme Menuju Inklusi: Meningkatnya Partisipasi Perempuan Saudi di Dunia Kerja

19 Juni 2024   06:34 Diperbarui: 19 Juni 2024   07:01 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wanita Bebas Bekerja dan Mengejar Karir (Freepik.com)

Dalam beberapa tahun terakhir, seiring berjalannya Saudi Vision 2030, negara yang dikenal dengan negara monarki ini menunjukkan perubahan yang signifikan dalam beberapa sektor yang tidak pernah terduga sebelumnya. Saudi Vision 2030 menjadi aset besar menuju modernitas, serta menghapus batas-batas konservatif yang sebelumnya melekat dari negara ini. Dalam pelaksanaan agenda ini, perempuan menjadi salah satu tokoh yang memainkan peran penting. 

Saudi sebagai negara yang sebelumnya dinilai memiliki indeks partisipasi perempuan paling rendah dibanding negara-negara lainnya terutama dalam pendidikan dan pekerjaan, saat ini sudah mulai membuka jendela baru. Sedikitnya partisipasi perempuan di berbagai sektor ini disebabkan karena lekat dan kentalnya Arab Saudi dengan ajaran Wahabisme. Perempuan tidak diperbolehkan bepergian tanpa wali, harus mengenakan jubah longgar berwarna hitam dan juga niqab. Kesempatan untuk pendidikan dan pekerjaan pun sangat dibatasi. Lebih buruknya lagi, budaya patriarki yang sangat kuat mematahkan perempuan untuk melihat dunia luar dan mengembangkan keahliannya. Berdasarkan sosial budaya Arab Saudi, perempuan yang sudah memiliki keluarga dikatakan berhasil jika ia mampu mengurus rumah tangganya dengan baik, bukan dengan bekerja, hal ini karena mereka beranggapan jika perempuan turut mencari nafkah dan mengejar karir dikhawatirkan akan menggeser tugas laki-laki dan berakhir pada persaingan dalam berbagai bidang. Paham konservatif seperti ini tidaklah memberdayakan perempuan dalam mendapatkan haknya sebagai manusia yang sebenarnya setara dengan laki-laki.

Melalui Saudi Vision 2030 yang dikenalkan oleh Putra Mahkota Muhammad bin Salman pada tahun 2016, perempuan mulai bisa membuka pintunya untuk menyapa dunia. Perempuan diperbolehkan mengembangkan bakatnya dan menginvestasikan kemampuan yang dimilikinya. Pada tahun 2017, untuk pertama kalinya perempuan diperbolehkan mengemudi, hal ini tidak hanya dalam bentuk simbolis, namun juga praktis, karena memungkinkan wanita berpartisipasi lebih aktif dan mengurangi ketergantungan pada laki-laki. Pada 2 Januari 2023, Otoritas Kereta Api Saudi untuk pertama kalinya mengumumkan kelulusan 32 perempuan yang akan mengemudikan kereta cepat Haramain, yakni kereta listrik untuk menempuh jarak 460 km antara Mekkah dan Madinah dalam waktu 2 jam 45 menit. 

Ahmed-Rajih, Menteri Sumber Daya Manusia Saudi memaparkan bahwa target partisipasi perempuan dalam pasar kerja pada tahun 2025 adalah 32%, tetapi target ini bahkan sudah tercapai pada tahun 2022. Mereka juga mengalami peningkatan drastis dalam kemajuan partisipasinya di dunia kerja, termasuk dalam  dunia bisnis. Partisipasi perempuan dalam dunia bisnis Arab Saudi meningkat enam kali lipat dalam enam tahun terakhir. Data dari Otoritas Umum Saudi untuk Usaha Kecil dan Menengah persentase perusahaan yang dipimpin oleh perempuan hampir mendekati jumlah perusahaan yang dipimpin laki-laki, yakni 21,5 % pada tahun 2016 menjadi 45% pada tahun 2022 dari total startup menurut data statistik. 

Dikutip dari al-Jazeera.net, Dr. Khalid Batarfi mengemukakan kelemahan partisipasi perempuan dalam dunia kerja disebabkan oleh beberapa alasan, seperti rendahnya pendidikan, adat istiadat, kurangnya pelatihan, persiapan, pendanaan, dan kurangnya dukungan untuk perempuan. Namun, dalam beberapa dekade terakhir terjadi lompatan besar dalam pendidikan dan pelatihan yang mengalami kemajuan pesat. Pemerintah Saudi telah memberikan dukungan penuh untuk membekali generasi baru perempuan agar dapat berpartisipasi dalam bisnis dan aktivitas lainnya tanpa terkecuali. Batarfi mencatat pangsa pasar di tenaga kerja Saudi meningkat dari 20% pada tahun 2019 menjadi 33,6% pada tahun 2022, angka ini mencapai tingkat pertumbuhan tertinggi di dunia. Tidak cukup sampai disitu, Otoritas Usaha Kecil dan Menengah Saudi juga menyediakan sejumlah modal dan kredit untuk perempuan yang bekerja, sehingga memungkin mereka untuk memulai pekerjaan atau mengembangkan usaha mereka sendiri.  

Pada dasarnya, adanya Saudi Vision 2030 adalah rencana untuk meningkatkan perdagangan selain minyak dengan mengembangkan sektor layanan umum seperti pendidikan, pariwisata, hiburan dan infrastruktur. Namun ternyata beberapa perubahan dalam Saudi Vision 2030 ini sangatlah berguna bagi perempuan Saudi sebagai jalan pembuka atau bahkan pembebasan diri sistem patriarki. Hal ini juga merupakan bukti nyata keberpihakan negara pada adanya kesetaraan gender, untuk membentuk masyarakat yang lebih moderat, inklusif dan tidak lagi konservatif.

Adanya peningkatan partisipasi perempuan dalam dunia kerja ini tidak bisa dikatakan hanya sebatas bentuk transformasi ekonomi dan sosial bagi perempuan yang disebabkan visi Saudi 2030, namun lebih dari itu. Keberhasilan ini mencerminkan bahwa perempuan Saudi memiliki potensi besar dalam berkontribusi membangun ekonomi negara, pesan bahwa perempuan memiliki kapasitas yang setara dengan laki-laki untuk berkontribusi dalam hal-hal dibidangnya, tidak hanya berdiam diri dirumah, namun juga bisa menghasilkan karya dan mengejar karir. Jika langkah ini terus berkelanjutan, disertai dengan dukungan pemerintah maka perempuan Saudi akan terus bekembang dan dapat membantu perekonomian negara. Langkah-langkah progresif yang diambil pemerintah dengan mendukung dan mendorong partisipasi perempuan Arab Saudi, tidak hanya memperkuat ekonominya tetapi juga membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun