Literasi, sebagai kemampuan memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif, tidak hanya menjadi keterampilan penting dalam dunia pendidikan, tetapi juga merupakan fondasi utama dalam membangun pemahaman yang lebih dalam terhadap dunia di sekitar kita.
Namun, rendahnya tingkat literasi di Indonesia selama beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian serius. Mengutip dari Central Connecticut State University di 2016, Â Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dengan tingkat literasi rendah.
Selanjutnya, data dari The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menyatakan minat baca di Indonesia hanya 0,001%. Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan.
Literasi, sebagai kemampuan memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif, tidak hanya menjadi keterampilan penting dalam dunia pendidikan, tetapi juga merupakan fondasi utama dalam membangun pemahaman yang lebih dalam terhadap dunia di sekitar kita. Â
Dalam upaya untuk mengatasi tantangan ini, berbagai inisiatif telah diperkenalkan, dan salah satu dilakukan oleh penulis. Penulis melakukan KKN Tim 2 Universitas Diponegoro Tahun 2022/2023 yang berlokasi di Desa Jatimulya, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal dengan mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Sustainable Development Goals (SDGs)".
Pendirian pojok baca ini berlokasi di Madrasah Al-Munawaroh. Pendirian pojok baca ini bertujuan agar madrasah tersebut dapat memiliki area khusus yang didesain untuk mendorong minat baca anak-anak sejak usia dini.
Ini adalah langkah dalam memperkenalkan anak-anak pada buku dan membantu mereka mengembangkan keterampilan membaca yang kuat sejak dini, sekaligus menjadi sebagai salah satu cara untuk mewujudkan tujuan SDGs nomor 4 yaitu Quality Education: Ensure inclusive and equitable quality education and promote lifelong learning opportunities for all.
Pojok baca menawarkan lebih dari sekadar tempat untuk memajang buku-buku. Ia merupakan wadah yang dirancang secara kreatif dengan desain menarik dan buku-buku yang sesuai dengan usia dan minat anak-anak.
Pojok baca bukan sekadar tempat fisik, tetapi juga simbol komitmen untuk meningkatkan literasi di kalangan anak-anak, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang kritis, kreatif, dan berpengetahuan.
Dalam konteks Indonesia, di mana kesenjangan literasi masih menjadi isu serius di banyak wilayah, pojok baca memiliki potensi untuk meraih pencapaian yang signifikan dalam meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi anak-anak.
Dengan semakin banyaknya komunitas, sekolah, dan lembaga yang memperkenalkan konsep ini, diharapkan bahwa anak-anak Indonesia akan memiliki akses yang lebih baik ke dunia literasi, yang pada akhirnya akan memberi kontribusi positif dalam perkembangan pribadi dan kemajuan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H