Menurut Adam Smith memang mendapat dukungan dari beberapa pendukung asli teori proteksionisme karena pengamatannya terhadap aktivitas kebebasan pasar, di mana negara tidak selalu perlu mencari intervensi tangensial pemerintah. Poin kedua Friedrich List adalah bahwa jika sistem perdagangan internasional diliberalisasi, maka suatu negara dapat menggunakan alat untuk meningkatkan produktivitasnya, seperti kekuatan. Adapun Friedrich List mengajukan pertanyaan tentang perluasan industri yang belum sepenuhnya dijelaskan oleh Adam Smith.Â
Padahal, menurut Smith, hal ini bisa dijelaskan dengan masih berlangsungnya aktivitas pasar barang kebutuhan pokok. Mirip dengan daftar Fiedrich, tujuan setiap negara dalam mencapai retribusi rakyat adalah untuk mencapainya. Pertumbuhan ekonomi Makmur tidak hanya bertumpu pada input material; melainkan, masukan tambahan, seperti modal alam dan modal pemikiran, juga diperlukan. Faktor penting lainnya dalam perkembangan industri tertentu antara lain adalah kemajuan teknologi, infrastruktur, seni urbanisasi, kemauan politik, dan alat untuk mencapai kesuksesan.
Berdasarkan data yang meliputi artikel ini menurut opini saya akan adanya kebijakan proteksionisme akan mendorong indurstri dalam negeri untuk memajukan produknya sendiri tanpa adanya rasa khawatir terhadap persaingan internasional, karena ada kebijkan ini memberi batasan ke beberapa negara untuk dapat memasukan produknya ke negara itu.Â
Ya walaupun dari sisi kurang bagusnya ialah produk dalam negeri kita itu sendiri akan hanya beredar di dalam negeri itu juga. Serta untuk negara yang cenderung masih banyak kurang kemampuan dalam pengembangan ekonomi malah akan mengalami tingkat penurunan yang berakibat fatal untuk negaranya. Sekian dari artikel terkait peningkatan kebijakan proteksionisme di negara maju saya berharap dengan artikel ini dapat menambah wawasan bagi setiap pembaca.
Kritikan dari pembaca sangat saya perlukan guna meningkatkan penulisan saya kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H