Mohon tunggu...
Humaniora

Perang Shiffin Menjadi Penyebab Adanya Aliran Syi'ah

27 September 2018   12:02 Diperbarui: 27 September 2018   12:10 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Syi'ah secara bahasa adalah pengikut

Sedangkan menurut istilah adalah golongan yang mendukung sahabat Ali bin Abi Thalib dengan mengikuti ajaran rasulallah.   

Pengikut pertama ajaran Syi'ah adalah ahl-al bait pada masa nabi Muhammad Saw. Kemunculan Syi'ah ini berawal dari peperangan antara Ali dan Muawiyah ,dan perang itu sangat besar sehingga golongan Ali terpecah menjadi 2 golongan ,golongan yang pertama yaitu:Syi'ah (pengikut Ali ,dan golongan ke dua yaitu:khawarij pendobrak Ali .

Peperangan ini berlangsung sangat cepat dan peperangan ini di beri nama perang shiffin . 

Tetapi kalangan Syi'ah sendiri berpendapat bahwa khalifaur Rasyidin paling benar adalah sahabat Ali bin Abi Thalib  dan mengakatakan kalau Ali pantas menjadi pengganti nabi Muhammad Saw.

Suatu hari nabi pernah berdakwah kepada sahabatnya dan mengakatakan siapa saja yang mendengar dakwah ku pertama kali maka dia akan menjadi pewaris ku ,dan yang menggantikan ku, dan  ternyata yang mendengar pertama kali itu sahabat Ali dan nabi Muhammad menunjukkan ke semua bahwasanya Ali orang yang paling luar biasa. Tetapi Syi'ah pernah mendapatkan pengikut yang paling banyak yaitu pada masa dinasti amawiyahh . Mereka melakukan kekerasan kepada sahabat Husein bin Ali dengan memenggal kepalanya . 

Di antara doktrin aqidah syiah terpenting doktrin tersebut yaitu dalam masalah berikut ini:

1.    Al-Imamah (kepemimpinan) harus secara tekstual atau jelas. Wajib bagi imam Syiah sebelumnya untuk menunjuk dan menyebutkan nama imam setelahnya, bukan sekedar sifat. Mereka berdalil bahwa Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam telah menyebutkan tentang imamah Aliradhiyallahu 'anhu sepeninggal beliau pada hari Ghadir Khum (hari besar kaum Syiah yang dianggap lebih agung dari pada hari raya idul Fitri dan Idul Adha. Hari tersebut bertepatan dengan tanggal 18 Dzulhijah)

2.  Al-'Ishmah (kema'shuman). Yaitu keyakinan bahwa imam-imam Ahlul Bait yang 12 dalam pandangan mereka ma'shum dari kesalahan dan lupa, dari dosa-dosa besar maupun kecil.

3.   Ar-Raj'ah (reinkarnasi ) yaitu keyakinan mereka bahwa Imam Muhammad bin al-Hasan al-Askari akan kembali di akhir zaman ketika Alloh telah izinkan dia untuk keluar.

4. Taqiyyah (berdusta untuk menutup-nutupi aqidahnya) Mereka meyakini bahwataqiyyah merupakan salah satu prinsip dasar agama mereka. Siapa yang meninggalkannya ibarat orang yang meninggalkan shalat.

5.    Mut'ah (nikah kontrak). Mereka memandang bahwa mut'ah terhadap wanita adalah sebaik-baik tradisi dan qurbah (pendekatan 

6. Mereka meyakini adanya mushaf yang disebut sebagai Mushaf Fathimah

7.Al-Bara'ah. Yaitu berlepas diri dari tiga khalifah (Abu Bakr, Umar dan Utsmanradhiyallahu 'anhum) dan mensifatkan mereka dengan seburuk-buruk sifat.

8. Ied Ghadir Khum, yaitu hari raya mereka yang jatuh pada 18 Dzulhijjah. Mereka lebih memuliakannya daripada Idul Fitri dan Idul Adha, dan menamakannya 'Ied al-Akbar (Hari Raya Besar). Mereka meyakini bahwa hari itu adalah hari dimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mewasiatkan khilafah untuk Ali radhiyallahu 'anhu.

9. Perayaan pada hari kesembilan di bulan Rabi'ul Awwal, yaitu 'Ied Bapak mereka "Baba Syuja'uddin", gelar yang mereka berikan untuk Abu Lu'lu'ah al-Majusi yang telah membunuh Umar bin al-Khattab radhiyallahu 'anhu.

10. Perayaan duka cita, ratapan, menampar-nampar pipi dan dada serta perbuatan-perbuatan haram lainnya di hari kesepuluh bulan Muharram (Asyura'). 

dampak negatif maupun positif yang timbul akibat perang shiffin. Dampak ini sangat mempengaruhi kesetabilan umat Islam dengan munculnya berbagai perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat. Dalam bidang politik pada sistem pemerintahan islam yang dulunya menggunakan sistim politik demokratis menjadi sistim monoarki yang terjadi pada masa Bani Ummayah hingga masa kekhalifahan selanjutnya. Dampak dalam bidang sosial yaitu terbentuknya kelompok-kelompok  umat islam yang saling mempertahankan haknya.  Dalam bidang keagamaan yaitu munculnya berbagai aliran keagamaan yang membuat keadaan umat islam semakin terpecah belah. Dan dalam bidang budaya atau tradisi adalah tradisi mencacimaki Ali dan keluarganya yang dilakukan oleh keluarga besar Bani Umayyah dan berakhir pada masa Umar bin Abdul Aziz.

Di Indonesia ada 2 organisasi besar Syiah

  1. Wadah ABI (Ahlul Bait Indonesia) yang menaungi para Habaib dan keturunan Arab Indonesia dengan menjadikan Iran sebagai marja'nya.
  2. Wadah IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) dengan salah satu tokoh kuncinya adalah Jalaluddin Rahmat dengan menjadikan Libanon sebagai marja'nya.

Para penyebar Syiah terdapat dua golongan

  1. Misionaris Syiah yang jahr, terus terang dihadapan umat bahwa dirinya Syiah seperti Jalaluddin Rahmat, Ahmad Baraqba dan seterusnya. Mereka berani mengatakan di khalayak karena mereka sudah mempersiapkan diri sebagai sebuah bentuk kesatuan.
  2. Misionaris Syiah yang taqiyah dan bersifat abu-abu. Misionaris ini lebih berbahaya daripada yang pertama, karena membuat subhat dikalangan umat Muslimin. Golongan kedua ini selalu:
  • Memberikan pernyataan bahwa Syiah dan Sunni itu sama, tidak perlu untuk diperdebatkan.
  • Syiah itu tidak sesat sebagaimana yang dinyatakan perwakilan IJABI Medan dalam debatnya dengan Prof. Dr. Muhammad Baharun dan Kiyai Idrus Romli.
  • Senantiasa mengangkat isu untuk mencintai Ahlul Bait versi Syiah yakni keluarga Nabi jalur Keturunan Ali bin Abi Thalib RA saja.
  • Mengatakan Sahabat Muawiyah bin Abi Sofyan RA bukan sahabat Nabi saw, seorang munafiq dan berbagai celaan lainnya.
  • Menyampaikan bahwa dalam riwayat Imam Bukhari ada para perawi Syi'ah. Siapa yang menghujat atau menyesatkan Syi'ah berarti menghujat Bukhari.
  • Mereka berani menyatakan kelompok Ahmadiyah itu sesat bahkan kafir, tetapi kepada Syiah tidak. Padahal Syi'ah dan Ahmadiyah sama-sama sesatnya, bahkan Syiah justru lebih besar dan komplek kesesatannya. Sehingga MUI JATIM menyatakan bahwa 10 kriteria aliran sesat ada semua dalam ajaran Syi'ah dan semuanya diamalkan.
  • Tipe Misionaris yang kedua ini bila dikatakan kepadanya bahwa dirinya Syiah, maka dia akan marah dan menyatakan diri bahwa dirinya seorang muslim.
  • Dalam pembahasan kajian fikih yang diadakan selalu saja mengangkat pendapat Mazhab Ahlul Bait sebagai pengganti kata Syiah. Kalangan ini akan menyampaikan bahwa pendapat Abu Hanifah, Malik, Syafi'I dan Ahmad 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun