Mohon tunggu...
Firda Putri Permatasari
Firda Putri Permatasari Mohon Tunggu... -

I am an open minded person, analytical, thinker, love to write and have a strong love to my lovely country Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Public Opinion - Be a Smart Audience!

15 Juni 2014   10:09 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:40 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Loh, terus kalau orang yang ngasi pernyataan mengenai Popon itu udah dibayar sama PR nya Popon atau itu orang-orang yang hanya ingin menjatuhkan Popon gimana?

So kalo ada orang-orang yang ngasi pernyataan yang menjatuhkan Popon ya tunggu aja tanggapan Popon. Kalau Popon milih diam atau tidak berkomentar apabila ada orang yang menjatuhkan dia mengenai kasus korupsi Popon berarti bisa bermakna: Popon emang salah n gak mau salah berkomentar. Karena gini, pada dasarnya semua orang itu memiliki sikap defensif, kalo orang gak salah terus disalahin sangat jarang sekali ada orang yang nerimo dengan legowo kecuali kalo orang tersebut emang udah dari sono nya baik n ikhlas maksimal kayak Nabi. Nah makanya kita sebagai masyarakat harus jeli ngeliat karakter Popon, si Popon ini sifat nya gimana? Kalo dia kalem diem senyam senyum n emang gak banyak komentar bisa ada kemungkinan emang Popon ini pasrah disalah-salahin. Tapi kalo sifat nya Popon ini radikal, keras, straight to the point, yaah make sense gak sih kalo si Popon gak berani ngasi pernyataan di depan media untuk membela diri dari orang-orang yang nyerang dia? Malah Popon berani nya nyodorin PR / humas Popon buat ngasi keterangan padahal biasanya Popon ini berani lohhh.. Yah kembali ke nurani kita masing-masing aja gimana menilai nya...

Apabila yang ngasi pernyataan itu bagus-bagusin Popon yaaa kalo saya sebagai PR sih mikirnya simple; kalo Popon udah berani ngasih pernyataan di media dan kemudian bermunculan orang-orang memuji-muji dia, fix emang Popon dasarnya gak salah dan cuma difitnah. Tapi kalo Popon masih bungkam dan banyak yang muji-muji atau membela Popon gak salah, yaaa itu pinternya PR Popon aja buat ngelobi orang-orang supaya belain Popon.

---

Nah sampai sini kita udah bisa bedain yaa mana yang 'real berita' dan mana yang cuma 'berita untuk mengubah opini publik' so next time kita gak keblinger lagi mana yang berita untuk menjatuhkan citra seseorang (black campaign) dan mana berita yang syuper bagus-bagusin citra seseorang (white campaign). Pada dasarnya baik black campaign maupun white campaign dapat dicreate oleh masyarakat awam dan bukan hanya media massa... Seperti yang saya jelaskan tadi, apabila dalam proses pencitraan seseorang itu sukses, maka akan bermunculan simpatisan dan pendukung tokoh tersebut yang akan sangat sukarela sekali melakukan pemberitaan bagus-bagus atau bahkan tetap ada haters yang melakukan pemberitaan buruk.

Yang jelas kita sudah tau inti dari pemberitaan valid itu seperti apa, jangan sampai kita jadi penonton bodoh yang langsung menerima semua berita yang ada di sekitar kita.

Beware juga dengan blogger atau buzzer twitter yang mendadak muncul dan melakukan kampanye terselubung. Karena melihat maraknya pengguna internet, orang-orang tersebut dibayar oleh tokoh-tokoh yang memiliki kepentingan untuk menaikkan citra mereka. Ingat, kembali ke poin isi dari 'real berita', selama blogger atau buzzer twitter itu tidak mampu memberikan bukti otentik final yaitu sebuah video pernyataan (walopun orang tersebut menyatakan bahwa sudah melakukan investigasi dan bla bla bla), jangan percaya! Logikanya kalo memang orang tersebut melakukan investigasi harusnya mampu memberikan foto dan video dari hasil investigasi dia! We need to be a smart audience!

Contoh kasus yang saya jabarkan bisa kita gunakan juga dalam analisa mengenai tokoh-tokoh yang kita sukai atau kita benci, karena inti dari contoh kasus tersebut sama: Pencitraan. Namun kembali lagi citra seseorang bisa terbentuk berawal dari opini publik mengenai tokoh tersebut dan proses pembentukan opini tersebut itu lah yang menentukan citra seseorang akan menjadi baik atau buruk jadi kesimpulannya:

Opini kita lah yang menentukan citra seorang tokoh! That's why it called The Power of Public Opinion ;)

Tampaknya itu saja yang dapat saya sampaikan dan saya sangat senang dapat membagi ilmu saya yang semoga saja berguna bagi kita semua untuk lebih bijak dalam menilai. Tulisan ini saya tutup dengan quotes dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel:

"Public Opinion contains all kinds of falsity and truth, but it takes a great man to find the truth in it."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun