Akhir-akhir ini, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan adanya kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin menduga hal ini dikarenakan obat sirup yang dikonsumsi anak. Obat sirup ini diduga bercampur dengan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang melebihi batas wajar.Â
Terhitung sampai tanggal 15 November 2022, tercatat 324 kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak dan tidak mengalami peningkatan hingga saat ini. Kejadian ini menyebar ke 27 provinsi di Indonesia. Sampai tanggal 17 November 2022, dilaporkan 313 pasien dinyatakan sembuh dan masih menyisakan 11 kasus yang masih ditangani.Â
 Lantas bagaimana sikap pemerintah dalam menindaklanjuti problem ini?
BPOM melakukan investigasi pada obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien. Selanjutnya dilakukan sampling yang selanjutnya akan dilakukan testing. Dilakukan serangkaian identifikasi untuk menetapkan obat mana yang layak edar. Selain itu, BPOM akan menempuh jalur hukum dengan mencabut izin perusahaan yang telah melakukan pelanggaran sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Â
Dugaan karena tercemarnya obat sirup anak, membuat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarik sejumlah obat sirup yang diduga tercemar EG dan DEG. BPOM telah menetapkan 73 obat sirup yang dilarang edar. Hal ini, tentunya dengan melihat komposisi obat tersebut yang membahayakan. Kementerian Kesehatan Indonesia meminta masyarakat untuk mengonsumsi obat yang telah diumumkan aman untuk dikonsumsi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H