Mohon tunggu...
Firda Ayustin Mansur
Firda Ayustin Mansur Mohon Tunggu... -

Write down and speak up.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Surat Untuk Pemerintah : Lihatlah Semangat Anak Indonesia Dalam Menuntut Ilmu

15 November 2014   14:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:45 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="640" caption="Jembatan Merangin/harianjambi.com"][/caption] Hai pemerintah, perkenalkan saya Firda Mahasiswi Prodip I Keuangan Balikpapan tahun 2014/2015. Saya menulis ini hanya ingin kita semua sadar bahwa kesejahteraan rakyat sama sekali belum tercapai di Indonesia. Saya tau, surat ini tidak akan sampai ke telinga pemerintah daerah, pejabat negara, bahkan Bapak Presiden Joko Widodo. Namun saya yakin, di luar sana banyak orang yang setuju dengan saya dan membuka mata lebih lebar terhadap kesenjangan yang masih ada di Indonesia. Surat saya kali ini memohon Pemerintah, baik pusat maapun daerah lebih meningkatkan pemerataan pembangunan infrastuktur di negeri kita tercinta ini. Jangan sampai pembangunan yang tidak merata menjadi kendala anak bangsa dalam menuntut ilmu. Memang, sekolah sudah gratis. Tapi kalau akses menuju sekolah saja tidak bisa dilalui dengan layak, bagaimana anak bangsa bisa menuntut ilmu dengan maksimal? Seperti yang terjadi pada Jembatan Merangin di Desa Sungai Ulak, Kecamatan Nalo Nantan, Merangin, Jambi. Setiap hari, Siswa-siswi mulai sekolah dasar sampai sekolah menengah atas di desa ini mempertaruhkan nyawa untuk bisa sampai di sekolah mereka, desa sebelah. Bagi mereka yang punya nyali melewati jembatan, akan melewati jembatan rusak tersebut. Tapi bagi mereka yang tidak punya nyali? mereka rela menyeberangi sungai dengan jalan kaki. Tanpa peduli apa yang ada di dalam air sungai, mereka, anak-anak bangsa ini menerjang deru sungai dengan semangatnya, kemudian mengenakan seragam ketika sudah mencapai seberang. Lalu, ketika air sungai naik, sekolah terpaksa diliburkn. Ironis bukan? Yang berada di kota-kota besar, yang akses menuju sekolahnya sangat mudah justru menyia-nyiakan kesempatan mereka. Entah bolos lah, tawuran lah, sekolah hanya untuk minta uang jajan lah, dan lain-lain. Sedangkan di sini, dimana untuk mencapai sekolah saja harus mempertaruhkan nyawa, tapi mereka rela melalui itu semua demi memperoleh setitik harapan di masa depan, Ilmu. Terimakasih sudah membaca secuil ungkapan hati ini. Semoga kita digolongkan dalam golongan orang yang selalu bersyukur dan peka terhadap sosial di sekitar kita :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun