Mohon tunggu...
Firda Ashari
Firda Ashari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Firda Latifah Ashari seorang mahasiswa universitas Islam aji Muhammad Idris fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan prodi Tadris Biologi Semester 2 saat ini saya lulusan 2023. Selain menjadi mahasiswa saya mengabdi di sekolah SMA saya SMA WAHIDIYAH sebagai guru dan wali kelas 10.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keragaman Makroalga Berdasarkan Jenis Alga Chloropyta Yaitu Spesies Ulva Lactuna

26 Maret 2024   12:05 Diperbarui: 26 Maret 2024   12:47 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alga kelas Chlorophyceae berwarna hijau karena tumbuhan tersebut mengandung klorofil a serta b dominan. Bagian-bagian selada laut secara umum terdiri dari holdfast yaitu bagian dasar dari selada laut yang berfungsi untuk menempel pada substrat dan thallus yaitu bentuk-bentuk pertumbuhan selada laut yang menyerupai percabangan.Tidak semua selada laut bisa diketahui memiliki holdfast atau tidak.

Ulva lactuna, juga dikenal dengan nama umum sea lettuce, adalah alga hijau yang dapat dimakan dalam keluarga Ulvaceae. Ulva lactuca ditemukan di berbagai habitat laut dan estuari di seluruh dunia, seringkali tumbuh subur di zona intertidal, tepi pantai berbatu, dan perairan pantai dangkal. Nama umumnya berasal dari kemiripannya dengan selada dan warna hijau cerah yang dimilikinya.

Sea lettuce biasanya ditemukan di semua tingkat zona intertidal, namun di daerah lintang yang lebih utara dan di habitat payau, sea lettuce dapat ditemukan di zona sublitoral dangkal. Di kondisi yang sangat terlindung, tanaman yang terlepas dari substrat dapat terus tumbuh, membentuk komunitas terapung yang luas.

Sea lettuce tumbuh melekat pada batu-batu besar, bebatuan, dan batuan dasar di habitat yang terlindung dan semi-terlindung. Spesies ini umumnya ditemukan di zona intertidal tengah hingga rendah dan di kolam pasang surut dari pantai Arktik Alaska hingga California, serta di China, Korea, Jepang, dan Rusia. Namun sering ditemukan juga di perairan pantai seperti Pantai Cemara di Lombok, dan pantai Ulee di Medan.

Ulva lactuna mereproduksi secara vegetatif, secara aseksual, maupun secara seksual. Reproduksi vegetatif pada Ulva terjadi melalui fragmentasi tidak sengaja dari thallus yang biasanya tumbuh di perairan estuari yang tenang. Reproduksi aseksual terjadi dengan bantuan zoospora quadriflagellate, yang diproduksi dalam sel-sel vegetatif dari tallus.

Selain reproduksi vegetatif dan aseksual, Ulva lactuca juga melakukan reproduksi seksual. Reproduksi seksual pada  ulva lactuna  melibatkan dua fase yang berbeda, yaitu fase haploid dan diploid. Pada fase haploid, gametosit jantan dan betina terbentuk dan menghasilkan gamet. Setelah pembuahan, zigot yang dihasilkan akan berkembang menjadi sporofit diploid.

Proses reproduksi Ulva lactuca merupakan bagian penting dari siklus hidupnya dan berperan dalam mempertahankan populasi dan keragaman genetiknya.

 Ulva lactuca, atau sea lettuce, memiliki peran ekologi yang penting dalam ekosistem laut. Proliferasi Ulva lactuca yang tidak terkendali dapat menyebabkan pembentukan bloom alga, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekologi dan dampak negatif pada ekosistem air payau. Meskipun bloom alga dapat merugikan lingkungan dan organisme akuatik, namun bisa juga bermanfaat jika dipanen dan dimanfaatkan untuk keperluan industri.

Sebagai makroalga hijau, alga memiliki kemampuan untuk menyerap nutrien dari lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat membantu dalam mengontrol kualitas air dan mencegah eutrofikasi, yang merupakan masalah umum di lingkungan perairan. Ulva lactuca juga berperan sebagai produsen primer yang penting dalam rantai makanan laut, menyediakan makanan bagi berbagai organisme laut, mulai dari hewan kecil hingga ikan yang lebih besar.

Ulva lactuca memiliki kandungan protein cukup tinggi yaitu 14,9% dan 50,6% gula tepung. Selain itu juga alga ini mengandung vitamin B1 dan vitamin C. Potensi pengembangan Ulva lactuca menjadi produk pangan seperti nori merupakan hal yang sangat dibutuhkan, Di Indonesia nori dibutuhkan di restoran yang menyajikan makanan Jepang. Ulva lactuca juga memiliki kandungan lignin yang rendah serta karbohidrat dan air yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan juga untuk biogas.

Selain itu telah ditemukan kandungan polisakarida (selulosa dan hemiselulosa) yang tinggi di dalam Ulva lactuca dan digunakan untuk sumber bioetanol. Ulva lactuca memiliki potensi positif untuk perekonomian masyarakat. Pemanfaatan Ulva lactuca sebagai produk pertanian tersebut dapat dicapai dari seleksi populasi karakter genetik dengan metode molekuler sehingga diperoleh individu yang unggul yang dapat dikembangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun