Mohon tunggu...
Firda Afkarina
Firda Afkarina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Menulis bukan untuk terkenal tapi lebih kepada keabadian Dalam konten ini saya berfokus pada penulisan berita, artikel ringan, hingga tips dan trick yang dikemas secara singkat dan mudah dipahami

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Empat Tahun Penuh Drama

10 Februari 2024   15:55 Diperbarui: 10 Februari 2024   22:21 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Tidak ada kata paling indah selain bersyukur, bersyukur dikelilingi orang-orang baik, bersyukur tanpa henti atas doa yang bergema di langit. 

Disudut kota, dibawah pijakan bumu Gayatri, aku belajar kerasnya hidup tinggal dikota orang.

Kisah seorang anak perempuan pertama yang memberanikan diri berjuang ditengah arus pikuk kota Tulungagung. sebuah kota yang jauh dari rumah. Dia berjuang tanpa sanak saudara, tanpa orang dalam. 

Bermodalkan tekad yang kuat diiringi doa ibu dia mampu melewati semuanya. Mungkin tanpa kedua orang tua dia bukan siapa-siapa. Tidak mungkin berada di titik ini. Titik dimana perjuangan sesungguhnya dimulai.

Ternyata benar, modal tekad mampu membawa seseorang untuk berjuang, anak mana yang tega meninggalkan kedua orang tua jika bukan menggapai cita-cita yang lebih tinggi.

Setiap hari dia bermimpi untuk hidup yang lebih layak, karena direndahkan oleh saudara lebih sakit daripada direndahkan orang lain.

Jika ditanya, capek gak terus berjuang ??

Jawabannya tentu saja "capek lah". Tapi kalau kita berhenti dan menyerah berati perjuangan kita selesai.

Ingat setiap orang punya versi capeknya sendiri, tetapi menyerah bukan pilihan utama. 

Perjalanan 4 (empat) tahun bukanlah hal yang mudah bagi anak perempuan pertama yang memeluk lukanya sendiri. Dia harus terlihat kuat dihadapan keluarga, meskipun masalah datang bertubi-tubi. Seperti badai tanpa henti, tetapi percayalah akan ada pelangi yang muncul. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun