Dilansir dari Data Kepolisian RI menyebutkan dari Januari - Juli 2023 tercatat ada 633 kasus bunuh diri, dalam artian 3 kasus setiap harinya. Penyumbang terbanyak ada di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi prevalensi bunuh diri di Indonesia mencapai 2,6 per 100.000 penduduk atau termasuk rendah. Dapat diperkirakan ada 7.000 kasus bunuh diri setiap tahun di Indonesia. Ini data yang tercatat oleh kepolisian dan WHO, belum yang tidak tercatat.
Statemen mengatakan bahwa ''cuma kuliah saja sampek bunuh diri''. Statemen ini dilontarkan oleh mereka yang tidak merasakan bagaimana para mahasiswa (korban) yang berusaha menguatkan mentalnya setiap malam.
Tugas mahasiswa bukan hanya belajar dikampus. Mereka memiliki tanggung jawab besar diluar kampus sebagai harapan orang tua.
Beban mental yang di tanggungkan kepada semua anak.
Lantas yang menjadi pertanyaan, apa yang melatarbelakangi mereka melakukan bunuh diri.
Ada banyak faktor yang menyebabkan mahasiswa bunuh diri, mulai dari mental health hingga lingkungan sosial.
Hasil wawancara yang saya temui dengan teman mahasiswa membuktikan mental health penting bagi mereka. Secara tidak langsung mental health mempengaruhi alam bawah sadar kita.
Imbasnya pada diri kita sendiri. overthinking, rasa cemas berlebihan, gelisah, hingga bunuh diri adalah jalan terakhir. Dari wawancara membuktikan lingkup pertemanan dan keluarga penting bagi mahasiswa.
Pola pertemanan yang toxic ditambah masalah keluarga semakin memperkeruh mental mahasiswa. Sehingga, tidak heran banyak kasus mahasiswa bunuh diri karena faktor tersebut.
Kasus mahasiswa terakhir bunuh diri disalah satu pusat perbelanjaan di Surabaya dengan sepucuk surat sebelum dia meninggal membuktikan bahwa peran keluarga dan pertemanan sangat penting dalam menjaga mental health mahasiswa.