Penjelasan tersebut mengakhiri pertanyaan di otakku.
Dari temuan inilah hati kecilku berkata, orang jika sudah bergantungan dengan benda tersebut, susah untuk mengontrolnya.
Suasana makam tiba-tiba semakin mencekam, aku melihat jam ditelefon genggam yang menandakan tepat pukul 16:30 WIB. Petugas makam langsung mempersilahkan kita untuk pulang.
Upaya ini beliau lakukan untuk menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan, karena kita berada di tepat sakral jadi ada batasan-batasan tertentu yang harus kita patuhi.
Sambil berjalan aku berfikir, pantas saja aku merinding, ternyata waktu menunjukkan hampir malam.
Akhir perbincanganku di tutup dengan pertanyaan, siapa saja yang dimakamkan di tempat pemakaman makam pahlawan Raden Wijaya Blitar ini.
Beliau menjawab tidak sembarang orang bisa dimakamkan disini, ada beberapa ketentuan dan kriteria tersendiri, misalnya para pahlawan kota blitar, keluarga veteran, dan anggota TNI maupun Polri yang berpangkat. Baik islam maupun non islam disini sama tidak ada pembeda. Kita hanya dapat mengenali dari bentuk nisan saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI