Mohon tunggu...
Firda Afkarina
Firda Afkarina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Menulis bukan untuk terkenal tapi lebih kepada keabadian Dalam konten ini saya berfokus pada penulisan berita, artikel ringan, hingga tips dan trick yang dikemas secara singkat dan mudah dipahami

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rumah Istimewa Itu Bernama Istana Gebang

20 Oktober 2023   09:56 Diperbarui: 20 Oktober 2023   09:58 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Tamu Istana Gebang (Sumber: dokumen pribadi)

Siapa sih yang tidak mengenal tempat yang satu ini. Bagi masyarakat Blitar dan sekitarnya sudah tidak asing dengan bangunan yang satu ini. Istana gebang merupakan rumah keluarga Bung Karno yang ada di kota Blitar, bertempat di Jl. Sultan Agung no 95, Sananwetan, Kota Blitar

Jika kalian membuka pencarian di internet akan menemukan banyak berita mengenai Istana Gebang, mulai dari sejarah, proses pembangunan, hingga perkembangan saat ini.

Tidak dapat dipungkiri eksistensi istana gebang selalu menjadi sorotan sepanjang zaman. Sejarah Istana Gebang gebang selalu menarik sejarawan untuk menelitinya.

Menurut pihak pengelola Istana Gebang mengatakan bahwa asal mula tempat ini milik Chirstian Porter. Kemudian ayah Ir.Soekarno membelinya pada tahun 1916, yang sekarang menjadi SMA 1 Kota Blitar. Hingga akhirnya ayah Ir.Soekarno membawa seluruh keluarganya ke Blitar

Ruang Makan Istana Gebang (Sumber: dokumen pribadi)
Ruang Makan Istana Gebang (Sumber: dokumen pribadi)
Istana gebang memiliki banyak sejarah tentang Ir.Soekarno. Ini merupakan tempat saksi bisu perjuangan beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sehingga tak heran banyak pengunjung tertarik untuk mengetahui seperti apa Istana Gebang ini. Namun, fokus pembahasan kali ini pada bangunan Istana Gebang, mulai dari ruangan, bangunan, hingga eksistensinya sampai saat ini.

Cerita ini bermula saat saya menginjakkan kaki pertama kali di Istana Gebang.

Perasaan kagum dan takjub terasa.

Mengapa saya mengatakan demikian ?

Pasalnya bangunan tersebut dijaga dengan baik sebagai monumen bersejarah. Aura rumah khas zaman dahulu masih terasa sangat kental.

Barang-barang antik hingga lukisan dinding masih tersusun rapi. Meskipun Istana Gebang mengalami perubahan dari segi cat bangunan, tetapi tidak mematikan unsur lokal didalamnya.

Ruangan pertama akan tertuju pada kamar Ir.Soekarno. Dalam rumah tersebut terdapat tiga kamar yang di khususkan untuk kamar Ir.Soekarno, kamar tamu wanita, dan kamar tamu laki-laki.

Tempat tidur tamu Istana Gebang (Sumber: dokumen pribadi)
Tempat tidur tamu Istana Gebang (Sumber: dokumen pribadi)
Saat memasuki kamar tersebut kita seolah berada di zaman tersebut, suasana kamar seolah membawa kita pada era penjajahan. Warna putih yang melambangkan kesucian semakin mendukung aura kamar tersebut.
Tidak berhenti sampai disitu saja. Saya mulai menyusuri lorong demi lorong setiap sudut ruangan Istana Gebang ini. Dari ruang tamu hingga ruang makan.

Ornamen khas Ruman zaman dulu tetap menjadi eksistensi dari Istana Gebang.

Ada satu moment yang membuat mata saya tertuju pada satu tempat.

Dalam rumah ini terdapat sumur yang merupakan sumber mata air dirumah Ir.Soekarno. Sumur ini memang sengaja tidak di tutup agar para pengunjung tau bahwa presiden RI pertama kita sejak dahulu juga hidup sederhana.

Demi keselamatan pengunjung, sumur ini dilengkapi besi pembatas agar memberikan rasa aman bagi pengunjung.

Bagi anak sejarah nih khusus nya, gak pas jika tidak mengetahui koleksi di Istana Gebang.

Tetapi tenang saja, Istana Gebang juga terdapat koleksi dari Ir.Soekarno, mulai dari keris, buku, hingga gamelan ada disini.

Ternyata Ir. Soekarno juga menyukai mengoleksi keris, ini terbukti dari banyaknya keris di Istana Gebang.


Setelah menyusuri setiap sudut lorong Istana Gebang, ada satu ruangan yang membuat saya penasaran untuk melihatnya.

Ruangan ini terbuka lebar tanpa pintu, seolah memberikan sinyal untuk dikunjungi.

Kalian tau tempat apa yang aku maksud ?

Pada akhir ruangan, saya tertarik untuk masuk ke dalam gudang di Istana Gebang.

Pihak pengelola memang mengizinkan para pengunjung untuk masuk ke gudang ini karena memang terdapat koleksi barang-barang Ir.Soerkano.

Tetapi tidak perlu dijelaskan lagi, unsur magis dalam gudang ini tidak diragukan. Meskipun barang yang dipajang hanya berupa lampu, lukisan dan barang lainnya. Unsur magis dari ruangan ini jelas terasa.

Prinsip kita, asal kita niat bagus dan tidak berbuat aneh maka kita akan mendapatkan informasi apa yang kita cari.

Eksistensi dari Istana Gebang tidak berhenti sampai disitu saja, disini kita juga disuguhkan dengan penampilan anak-anak belajar tari. perlu di catat di Istana Gebang juga terdapat sanggar tari tepat di samping rumah tersebut.

Kedatangan saat itu sangat tepat dengan latihan tari yang rutin di jalankan. Para anak-anak belajar tari di sanggar yang dipandu oleh pembimbing mereka.

menurut pelatih tari mengatakan bahwa warisan budaya khususnya sangat penting di ajarkan kepada anak-anak muda. warisan budaya bukan hanya benda peninggalan, tetapi kesenian juga perlu di lestarikan. Ucap seorang guru tari tersebut.

Dari sini sudah terbukti Blitar memang sebuah kota proklamtor yang menjaga baik budaya lokal, peninggalan sejarah hingga pelestarian budaya masih sangat terawat di sini. 

Bukti konkrit yang saya temui adalah banyaknya monumen sejarah yang masih dijaga dengan baik. Keberhasilan pemerintah kota Blitar perlu mendapatkan apresiasi tinggi dalam merawat kota peninggalan presiden pertama RI.

Eksistensi Istana Gebang memang tidak ada duanya. seiring perkembangan zaman selalu ramai menjadi perbincangan. Istana Gebang juga menjadi bukti sejarah panjang kehidupan Ir. Soekarno. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun