Mohon tunggu...
Firda Afkarina
Firda Afkarina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Menulis bukan untuk terkenal tapi lebih kepada keabadian Dalam konten ini saya berfokus pada penulisan berita, artikel ringan, hingga tips dan trick yang dikemas secara singkat dan mudah dipahami

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Krisis Pendidikan di Indonesia, Apa Peranmu?

17 Juni 2023   18:28 Diperbarui: 17 Juni 2023   18:40 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Progam kampus mengajar bagi siswa pegunungan (Sumber: dokumen pribadi) 

Pendidikan adalah investasi sumberdaya manusia jangka panjang yang memiliki peran penting demi keberlangsungan hidup dan negara. Pendidikan dan mahasiswa adalah satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Kata Maha yang artinya besar selalu melekat kepada mahasiswa sebagai agen intelektual.

Sebagai agen intelektual mahasiswa hanya di hargai eksistensi melalui kualitas dan peran nya dalam masyarakat.

Kontribusi besar diharapakan terhadap mutu pendidikan bangsa melalui pengembangan potensi diri. Sebagaimana dijelaskan oleh Iskandar mengatakan bahwa pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradapan manusia di dunia. 

Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteksp embangunan bangsa dan negara. 

Begitu juga Indonesia menempatkanp endidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama.

Namun, fakta mengatakan hal berbeda. Realita pendidikan di Indonesia mengungkapkan tidak meratanya akses pendidikan di suatu daerah. Hal tersebut dibuktikan dengan data penyebaran akses sekolah di daerah pegunungan khususnya Kecamatan Sukapura, Probolinggo. 

Daerah pegunungan memang rentan terhadap krisis pendidikan, kurangnya akses dan minimnya pendidikan semakin memperparah kondisi pendidikan di daerah pegunungan. 

Meskipun kurikulum yang diterapkan adalah Kurikulum Merdeka, nyatanya hal tersebut tidak merubah sistem pendidikan di daerah pegunungan. Sebenarnya masalah tidak meratanya sistem pendidikan bukan hanya terjadi di daerah pegunungan. Daerah kota juga menjadi penyumbang tidak meratanya sistem pendidikan di Indonesia. 

Berdasarkan Pasal 49 ayat (1) Sisdiknas menjelaskan bahwa pemerintah pusat maupun daerah tidak memenuhi alokasi 20% anggaran pendidikan dalam APBN dan APBD. Masalah pendidikan di Indonesia bukan hanya tentang anggaran semata, kualitas SDM yang lemah, dan kurangnya penggerak visi pendidikan nasional semakin melemahkan sistem pendidikan.

Suatu keadaan menyedihkan di negara Indonesia jika sistem pendidikan kita terus terpuruk dalam lingkaran suram proses pendidikan.

Proses pendidikan yang hanya berpatokan pada nilai sebagai standar kesuksesan semakin menjerat pikiran siswa untuk melakukan tindakan apa saja mendapat nilai terbaik. Sehingga, tidak heran banyak kasus kecurangan terjadi saat ujian.

Peran pemerintah di pertanyakan untuk mengatasi masalah tersebut. Krisis Pendidikan yang semakin tinggi juga menyebabkan peran mahasiswa dipertanyakan. Hakikat mahasiswa selaku konsumen pendidikan yang sedang menempuh pendidikan tinggi hendaknya ikut serta berkontribusi dalam peningkatan mutu pendidik. 

Apa Peranmu Bagi Indonesia?

Sebagai agen of change and agen of control mahasiswa mempunyai privalage  penuh sebagai penggerak roda kehidupan. 

Keistimewaan privilege yang didapat mahasiswa harusnya dapat mengedukasi masyarakat luas. Peran yang dapat dilakukan adalah terjun langsung ke lapangan. 

Program kampus merdeka (mengajar merdeka) menjadi satu wadah penting dalam mengembangkan kreativitas mahasiswa dalam mendukung proses pembangunan. 

Sistem pendidikan melalui pendekatan dengan masyarakat memberikan  kesempatan besar untuk menjelaskan dan berbagi ilmu kepada masyarakat. Misalnya, progam KKN mengajar, mahasiswa bisa mengajak dan memotivasi adik-adik tingkat SD, SMP sampai SMA untuk lebih giat belajar meraih cita-cita. 

Secara tidak langsung peran mahasiswa berbaur dengan masyarakat memberikan dampak positif. Melalui pendekatan sosial masyarakat Mahasiswa mampu memberikan pandangan kepada orang tua siswa akan pentingnya pendidikan di era revolusi.

Tidak cukup sampai disitu saja, hakikat mahasiswa sebagai agen of change and agen of control memegang kuasa penuh dalam mengontrol setiap kebijakan pemerintah. 

Kebebasan mengutarakan pendapat membuat mahasiswa dapat mengontrol jalannya sistem pendidikan di Indonesia.

Pernah ada pepatah mengatakan " kalau bukan mahasiswa, siapa lagi yang berani menolak sistem pemerintah".

Hal tersebut juga sejalan dengan ungkapan Ir. Soekarno, dengan tegas mengatakan bahwa " Berikan aku 10 pemuda maka akan aku guncangkan dunia". 

Makna dari pepatah tersebut menggambarkan bahwa pemuda lah yang bisa membawa perubahan pada negeri ini.

Tanyakan pada diri kalian, apa yang sudah kalian berikan pada negeri ini, bukan negeri memberikan apa kepada kalian.

#Motivasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun