Mohon tunggu...
Yudha Firatmo
Yudha Firatmo Mohon Tunggu... -

Pujakesuma

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Demo dan Nasi Bungkus

11 Mei 2018   10:28 Diperbarui: 11 Mei 2018   10:32 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat lama ku terdiam dalam bisu..

ada segumpal gelisah dalam kalbuku..

teringat beberapa peristiwa kelam masa lalu...

yang membuat hatiku menjadi pilu...

Bulan ini adalah peristiwa kelam masa itu..

yang enggan rasanya hilang dan berlalu..

mulut dan hatiku terasa kelu..

bila teringat semuanya itu...

Saat panas terik, dan beribu manusia turun ke jalan...

berjalan beriringan menghadang laras panjang senapan..

seolah tanpa takut dan tanpa rasa gentar..

bila nalar dan emosi tak terkendali sudah terbakar...

Dimanakah akalmu...

dimanakah hatimu...

dimanakah perasaanmu...

dimanakah nalarmu....

Bila hanya dengan iming - iming nasi bungkus..

engkau harus di ringkus..

engkau harus di bungkus..

engkau harus terjun ke dalam kakus..

hmmm....serendahkah itu dirimu???

serendahkah itu pribadimu???

hanya karena mulut manis orang yang menyuruhmu...

tanpa mengenal siapa tuanmu.......

Oh...nasi bungkus...

denganmu perutku menjadi kenyang..

aku rela berjalan dalam terik matahari, panasnya membuat kulitku tertembus..

bahkan bila peluru laras panjang itu menerjang....

akankah itu terulang?

sementara orang lain yang mendulang..

maka berpikirlah yang lebih panjang...

demi masa depanmu yang akan datang...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun