Mohon tunggu...
Yudha Firatmo
Yudha Firatmo Mohon Tunggu... -

Pujakesuma

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akhirnya Sang Banteng Bermoncong Putih Mendukung Ahok?

20 Agustus 2016   13:32 Diperbarui: 20 Agustus 2016   13:42 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya terlahir bukan pada era jaman persiapan kemerdekaan, bukan pula pada jaman merebut kemerdekaan, namun pada era pembangunan atau era jaman orde baru tepatnya tahun 1973 tahun kelahiran saya.  Namun di saat usiaku memasuki usia dewasa dan telah memiliki hak suara atau hak politik sebagai warga negara.  Hati dan pikiranku tak pernah ada niatan untuk berpaling dari sang Banteng.  

Seolah sang Banteng adalah Idolaku sehingga aku jatuh hati dan terpikat padanya.  Dulu sang banteng bergambar sempurna dengan kepala gagah dengan warna hitam mulusnya.  Namun saat ini moncongnya telah berubah dengan moncong putih.  Bila di tanya mengapa? Kok bisa? jawabnya adalah karena ideologi yang menjadi platform sang Banteng, yang memiliki kesamaan arah dan ideologi yang ada dalam pikiran dan hatiku.  

Sosok Bung Karno sebagai orangtua biologis dari Ibu Megawati Soekarno Putri dan juga sekaligus Orangtua kandung Ideologi dari sang Ibu, dan saat ini sebagai Penasehat/Ketua partai yang berlambangkan Banteng bermoncong putih ini,  telah menjadi dua pribadi yang tidak  dapat terpisahkan, sampai saat ini.  Dengan demikian, sudahlah dapat dipastikan secara pribadi, saya tidak mengenal Bung Karno secara langsung, karena saya terlahir jauh sekali dari masa Bung Karno.  Saya pribadi juga tidak mengenal secara langsung sosok sang Ibu Megawati Soekarno Putri, saya juga tidak mengenal langsung Kader PDIP yang saat ini telah menjadi Presiden RI ke-7 yaitu Bp. Ir. Joko Widodo. 

 Saya juga tidak mengenal secara langsung Ibu Tri Rismaharini yang juga kader PDIP yang saat ini menjadi salah satu walikota terbaik dunia.  Namun hati dan pikiranku serasa dekat.  Lalu apa yang membuat diriku merasa dekat? Jawabnya,  mungkin rasa yang mereka rasakan sama seperti yang kurasakan, adalah bagaimana memaknai hidup.  Dan bagaimana hidup ini menjadi lebih berarti bagi orang lain, terutama kaum Marhaenis. 

Terus, apa hubungannya dengan AHOK calon Gubernur DKI Pertahanan.  Secara implisit menurut saya, mereka juga memiliki semangat ideologi yang sama. 

Bila kita amati dan ikuti dinamika politik yang ada saat ini.  Kabar yang santer di awal, sang banteng moncong putih tidak mau mendukung AHOK menjadi Gubernur DKI 2017, kemudian ada sinyal sang Ibu mendukung AHOK seperti peryataan pribadi AHOK kalau secara pribadi beliau dekat. Tak lama waktu berselang sang banteng moncong putih membuat sinyalemen akan mengusung walikota Surabaya, yaitu Ibu Tri Rismaharini, saat itu di kabarkan Ibu Tri Rismaharini juga sudah sempat berpamitan dengan warga kota Surabaya, namun kabar tersebut hanya bertahan tidak lebih dari seminggu. 

 Kemudian sang banteng moncong putih akan berkoalisi dengan koalisi partai persaudaraan yang terdiri dari 7 partai, dengan slogannya yang penting bukan AHOK. Dan kabar teranyar akan mendukung AHOK dengan Djarot.  Menurut saya, informasi ini adalah suatu langkah strategi politik yang biasa, dengan tujuan ingin mengukur seberapa dalam atau dangkalnya informasi itu dapat mempengaruhi sentimen masyarakat, terhadap informasi yang berkembang atau yang sedang di tiupkan.

  Dan akhirnya akan menjadi suatu langkah yang benar-benar blunder, apabila sang banteng moncong putih tetap mendorong maju sang Ibu Walikota Surabaya, mengingat lebih dari 80% masyarakat kota Surabaya memilih Ibu Tri Rismaharini untuk menjadi pemimpin di kota pahlawan ini, bila hal ini benar terjadi, menurut pendapat saya, ideologi yang di miliki sang banteng moncong putih sudah mulai luntur. Dengan telah mengecewakan maryarakat kota surabaya yang telah mempercayakan nasib kotanya pada sang Ibu Tri Rismaharini1, dengan gaya dan pendekatan kepemimpinan beliau yang berbeda dari para birokrat kebanyakan. 

Sehingga, dengan berbagai pertimbangan dan melalui analisa singkat dari saya ini. Sang Banteng Moncong Putih tidak ada pilihan lain, pasti mendukung AHOK sebagai calon gubernur DKI pada perhelatan PILKADA DKI Jakarta di 15 Februari 2017 mendatang. Karena sejatinya sang banteng moncong putih tidak mau mengkhianati sang ibu kandung Ideologinya.  Selain itu karena kapabilitas seorang pemimpin untuk memimpin DKI pada tahun 2017, belum ada figur yang lebih baik, atau lebih pantas memimpin DKI periode ke depan, selain AHOK. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun