Mohon tunggu...
FIRAS SAFIRA
FIRAS SAFIRA Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa/universitas negeri Malang

Memiliki hobi banyak hal, ambivert.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Literasi Digital di Zaman Modern

5 November 2023   19:07 Diperbarui: 5 November 2023   19:09 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia memiliki peringkat rendah terhadap minat baca. Dibuktikan dengan data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) mendapati, indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya di angka 0,001 Persen. Dengan demikian, dari seribu orang hanya satu orang yang gemar membaca buku. Oleh karenanya banyak yang mengira bahwa dijaman sekarang yang serba digital dan elektronik maka para siswa/ peserta didik lebih menyukai pembelajaran yang berkaitan dengan teknologi. 

Tetapi, perlu kita ketahui bahwa para siswa/peserta didik belum tentu memiliki gawai atau alat canggih lainnya untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, karena alasan dari ekonomi keluarga mereka. Tidak sedikit dari peserta didik/siswa yang menyalahgunakan alat alat canggih tersebut, sehingga banyak pula dampak positif dan negatif yang dimiliki dengan perkembangan iptek saat ini. Sebagai orang dewasa atau pendidik, kita memiliki tugas untuk mengawasi dan memberi pemahaman pada peserta didik agar tidak terjerumus pada hal hal yang negatif. Dari segi pemerintah pun juga harus memberi ketegasan tentang literasi digital yang marak disalahgunakan, entah oleh siswa atau kalangan umum. Masih banyak buku ilegal yang disebarkan lewat media sosial atau dunia Maya, sehingga penulis pun mengalami kerugian akibat hal tersebut.

Literasi di Indonesia dapat ditingkatkan dengan cara mendirikan program membaca pada sekolah, dengan memberi reward pada pembaca. Perpustakaan juga menyediakan layanan yang nyaman sehingga pembaca memiliki ketertarikan untuk membaca buku. Sehingga literasi digital belum tentu efektif untuk pembelajaran siswa/peserta didik, lebih baik dengan buku yang dicetak. Hal ini juga mengurangi resiko kerugian yang dialami oleh penulis yang tersebarnya tulisannya lewat media sosial atau dunia Maya lainnya. Demi Indonesia yang maju dengan literasi bermutu, dibutuhkan kerjasama antara pemerinta, pendidik serta siswa/peserta didik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun