Mohon tunggu...
Hai_Ly19
Hai_Ly19 Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

Baru saja lulus dari tingkat Sekolah Dasar, sedang berjuang di pondok, slow respon, silahkan follow

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ceritaku

6 April 2023   16:20 Diperbarui: 6 April 2023   16:27 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum semua, namaku Anila, kali ini aku ingin menceritakan pengalamanku saat mengikuti tes seleksi masuk SMP atau sekolah menengah pertama.

Berhubungan dengan aku yang kini sudah memasuki tingkat terakhir di sekolah dasar maka aku harus memilih tempat aku melanjutkan belajar.

Aku menaruh keputusanku untuk melanjutkan SMP ku sebagai seorang santriwati, ya aku memilih pondok sebagai tempat menuntut ilmuku selanjutnya.

Pendaftaran dilakukan secara daring atau online di website pondok tersebut, di halaman website itu sudah ada informasi lengkap.

Seperti tanggal tes seleksi masuk, tanggal pengunguman santri yang diterima, kuota, biaya, dan lain sebagainya.

Setelah pendaftaran ditutup aku sudah tenang karena aku sudah mendaftar dan tinggal menunggu tanggal tes seleksi.

Setiap shalat tahajud aku selalu berdoa agar aku bisa lulus ujian tes seleksi, agar semua berjalan sesuai dengan harapan.

Sebelum hari tes seleksi, aku diberi tahu surah dan ayat yang akan diujikan besok ketika tes seleksi, aku menghafalkannya dengan sungguh-sungguh.

Selain itu di sekolah aku juga disuruh oleh ustadz ku untuk menyetorkan surah dan ayat yang telah ditentukan sebagai persiapan untuk besok.

Aku berangkat dari rumah sekitar jam setengah tujuh pagi, tidak lupa sebelum berangkat aku meminta doa ibu dan nenekku.

Setelah berdoa keluar rumah dan membaca doa naik kendaraan, aku bersama abiku meluncur ke lokasi tes seleksi yang berada di kampus 1 pondok tersebut menggunakan mobil.

Selama di perjalanan aku jadi merasa takut bila nanti tidak bisa menjawab soal yang diberikan saat tes seleksi.

Di tengah perjalanan ke sana abiku mengingatkanku untuk berdoa kepada Allah Swt agar dimudahkan dalam segala urusanku.

Setelah sampai aku langsung terpukau, dalam waktu sepagi ini sudah banyak mobil yang terparkir di halaman pondok.

Setelah dengan susah payah mencari tempat untuk memarkir mobil, aku bersama abiku pun segera menghampiri tempat pemberitahuan dan abiku menandatangani kehadiran.

Sesi tanda tangan pun selesai kini aku tinggal menunggu namaku dipanggil untuk masuk ke ruang tes seleksi.

Menurut poster yang ada di tempat pemberitahuan tadi akan ada tiga sesi tes, yaitu tes akademik, tes Qur'an, dan wawancara calon santriwati dan orang tuanya.

Saat menunggu aku berkumpul dengan teman sekelasku yang langsung mengajak duduk bareng, setelah mengobrol ke sana dan kemari kami pun akhirnya di panggil.

Aku satu ruangan dengan Nabila, salah satu sahabatku, aku duduk dengan cukup tegang memikirkan soal tes seleksi nanti.

Aku sempat berkenalan dengan teman sampingku, tetapi aku malah lupa bertanya siapa namanya.

Tempat dudukku diatur oleh pengawas. Kami pun dibagikan soal-soal dan kertas jawaban. Alhamdulillah pengawasnya cukup baik saat tes.

Waktu ujian cukup lama, aku lupa persisnya,  waktu yang bagiku cukup untuk mengerjakan tiga mata pelajaran yang diujikan.

Ketika waktu telah habis semuanya sudah menyelesaikan soal tes termasuk aku, setelah ini ada istirahat sebentar baru dilanjut tes Al-Qur'an

Tak terasa karena ujian waktu sudah berlalu dengan cepat, dan snack pun dibagikan kepada kami, kami makan bersama sambil sesekali mengobrol.

Kemudian aku segera menyiapkan hafalan yang akan diujikan nanti dengan menyetorkan ke abiku dan  salah satu temanku.

Selain itu aku juga menyimak hafalan temanku. Tiba-tiba perhatian kami dicuri oleh seekor kucing yang sedang lewat.

Temanku langsung memberikan kucing itu minuman karena kucing itu terlihat kehausan, akhirnya kucing itu meminumnya.

Aku pun merasa kalau sepertinya hanya kami yang bermain-main, soalnya mayoritas serius menyiapkan hafalan, hehehe.

Setelah menunggu sekian lama akhirnya namaku dipanggil duluan. Tidak heran sih aku memang dijadwal nomor pertama.

Berbekal doa dan keyakinan akan pertolongan dari Allah Swt. serta semangat dari teman-temanku aku menuju ruang tes.

"sudah siap belum?" aku ditanya penguji.

"insya Allah siap", jawabku.

Kemudian aku disuruh membacakan hafalan yang sudah ditentukan, alhamdulillah lancar walau sedikit grogi.

Selain hafalan juga ada tes tilawah. Setelah berbagai pertanyaan yang diberikan sekaligus tanda tangan aku pun diperbolehkan keluar ruangan.

Alhamdulillah cukup lega rasanya namun ternyata masih ada tes wawancara, "semoga pertanyaannya tidak susah", batinku.

 Alhamdulillah selang tidak lama ternyata aku langsung dipanggil, akhirnya aku bersegera menuju ke sana dan langsung ditanya-tanyai, pertanyaannya hanya tentang diri sendiri jadi tidak terlalu sulit.

Setelah semua selesai aku berkumpul bersama teman-temanku di bawah bayangan gedung tamu, kami makan bersama-sama yang diselingi dengan canda dan tawa.

Begitulah kisahku yang telah aku lewati, terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun