Bulan purnama yang bersinar sempurna itu tetap tidak bisa mengusir kegelapan malam, walau sekarang malam-malam di sini sudah cukup terang dan mengusir kegelapan sebagian.
Lampu-lampu minyak dan obor hampir tidak akan di temukan di sini karena mereka telah digantikan oleh lampu-lampu neon kota metropolitan ini, di sebuah apartemen yang cukup dapat bersaing dengan gedung yang lain.
Apartemen ini berlantai enam puluh lima, di salah satu lantai tinggal lah seorang anak yang bernama Zay, apartemen ini berada di dekat kota, yang cukup membuat nyaman di sini adalah jarak apartemen dengan jalan yang terpaut belasan meter.
Karena jarak belasan meter itulah suara motor dan mobil yang berlalu-lalang tidak terlalu mengganggu penghuni apartemen itu, saat ini waktu sudah menunjukkan jam tiga lebih dua puluh tujuh menit. Dua menit pun berjalan.
Nit... nit... nit... nit... nit... nit
Benda berbentuk balok berwarna biru dan hitam dengan angka 03.30 yang tertera di benda itu berbunyi, benda itu bertugas membangunkan pemiliknya yaitu Zay, setelah mematikan alarm itu Zay langsung beranjak menuju kamar mandi.
Tak lama Zay berada di kamar mandi, hanya sekitar tiga menit saja setelah itu ia langsung kembali ke kamarnya, Zay pun shalat tahajud dan ber doa Zay menyiapkan peralatan sekolahnya, tepat setelah Zay selesai menata peralatan sekolahnya adzan shubuh berkumandang.
Tanpa babibu lagi Zay langsung berangkat ke masjid di dekat apartemennya Zay turun menggunakan lift, jarak masjid tidak terlalu jauh, jika berjalan kaki hanya butuh waktu satu menit.
Setelah kembali dari masjid Zay mengisi waktunya dengan memurajaah hafalannya, ia mengulang hafalannya hingga jam lima, setelah itu Zay mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
Kegiatan selanjutnya ialah sarapan, Zay bersyukur masih bisa merasakan dan menikmati makanan yang dimasak oleh ibunya, Zay pun makan dengan lahap dan tidak menyisakan secuil nasi pun di piringnya agar tidak mubadzir sekaligus mendapatkan keberkahan dari makanannya.
Sebelum berangkat sekolah, sambil menunggu ibunya Zay menyempatkan diri untuk menghafal Al-Qur'an yang nantinya akan di setorkan di sekolah, Zay mennggu ibunya yang sedang mengeluarkan mobil dari parkiran apartemen.
Zay pun berangkat ke sekolah menggunakan mobil ibunya, jarak antara apartemen dengan sekolah Zay tidak melampaui lima kilo meter dan dapat ditempuh dengan waktu sekitar sepuluh menit menggunakan mobil, dan itu jika jalanan lancar.
Hari ini jalanan tidak terlalu macet, jadi perjalanan ke sekolah dapat di tempuh dengan waktu tiga belas menit. setelah berbagai kegiatan di sekolah Zay pun pulang, hari Senin sampai hari kamis Zay pulang jam 14.00.
Sama seperti tadi ketika berangkat ke sekolah, saat pulang Zay juga dijemput ibunya dengan menggunakan mobil, sesampainya di rumah Zay bermain hingga jam setengah lima sore atau jam 16.30, lalu ia pun mandi sore.
Matahari terlihat sudah terbenam padahal ia belumlah pergi, tetapi bila di lihat dari sini pasti matahari sudah tidak akan terlihat lagi, hal itu dikarenakan cahayanya menabrak gedung-gedung pencakar langit yang seakan hendak bersama-sama menusuk langit berwarna oranye itu dengan ujung-ujung mereka.
Sekarang adalah waktu Maghrib, biasanya setelah maghrib Zay murajaah kalau tidak ia bermain tabletnya, atau malah Zay langsung tidur, sehingga Zay harus diingatkan oleh ibunya.
"Zay...setelah maghrib waktunya apa ?"
Waktu berlalu kembali setelah isya' Zay biasanya mengerjakan pekerjaan rumah yang disingkat sebagai PR, kali ini Zay belum tidur karena sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya yang harus dikumpulkan besok.
"Zay kamu tidak tidur ?" tanya ibunya dari pintu kamar Zay.
"sebentar bu, Zay sedang mengerjakan PR"
"segera tidur ya Zay"
"oh iya bu, besok lusa Zay mau kemah bersama teman-teman sekelas, boleh tidak bu ?" tanya Zay
"boleh, barangnya sudah disiapkan belum ?"
"sudah bu tinggal di tata saja"
"ya sudah, sebelum tidur lampunya dimatikan" perintah ibunya.
"oke bu"
Setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumahnya, Zay langsung merapikan dan mengembalikan peralatan belajarnya sesuai tempatnya masing-masing, setelahnya Zay berwudu di kamar mandi.
Kemudian Zay merebahkan tubuhnya di kasur miliknya, tak lupa akan perintah ibunya, sebelumnya Zay sudah mematikan lampu kamarnya, Zay tidur dengan menghadap ke kanan.
Setelah Zay membaca do'a sebelum tidur, Zay pun berniat untuk tidur, tak sampai beberapa menit, Zay sudah terlelap dalam tidurnya dan sekarang telah berada di dunia mimpinya sendiri dan di kelilingi oleh bantal dan gulingnya, selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H