Mohon tunggu...
Firasat Nikmatullah
Firasat Nikmatullah Mohon Tunggu... Editor - @sekjend.kafir

Aku adalah apa yang kamu pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Warisan Jokowi: APBN Kacau, Pajak 2024 Gagal Total, Prabowo Turun Tangan

11 Januari 2025   15:12 Diperbarui: 11 Januari 2025   15:22 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi para siswa yang sedang menikmati Makan Bergizi Gratis. [sumber: mediaindonesia.com]

Halo, Sobat Kompasiana! Kali ini kita bakal ngobrol seru tentang drama ekonomi dan politik Indonesia yang bikin kita semua geleng-geleng kepala. Jadi, ambil posisi nyaman, siapin camilan, dan yuk kita bahas!

APBN Peninggalan Jokowi Amburadul

Bayangkan ini, Sobat:

Proyeksi pendapatan pajak yang meleset jauh dari target, potensi kehilangan sekitar 100 triliun rupiah setiap tahun.

"Ini beneran APBN atau daftar utang kakak kelas yang minjem duit buat beli bakso waktu sekolah?" pikir kita semua.

Rocky Gerung pun sampai harus ambil napas panjang sebelum ngomong, karena kondisinya benar-benar kacau balau, kayak Titanic nabrak gunung es.

Pemerintahan Prabowo Subianto sekarang harus pusing tujuh keliling buat mengelola keuangan negara.

Bayangin aja, kayak ngurus kebun binatang yang penghuninya kena flu burung, penuh tantangan dan gak ada waktu buat leha-leha.

Pajak 2024 Boncos

Sekarang kita masuk ke babak pajak yang bikin kepala pening. Target penerimaan pajak 2024, harapannya setinggi langit, tapi hasilnya... boncos, Sobat!

Kenaikan tarif PPN jadi 12 persen yang diharap bisa nambah penerimaan negara sekitar 75 triliun rupiah pun belum kasih hasil maksimal, karena memang baru dimulai.

Ini ibarat mencoba menambal kapal bocor pakai selotip. Efeknya, air tetap masuk dan kita tetap basah kuyup. Lebih serunya lagi, wajib pajak besar kayak ninja main petak umpet sama pemerintah dalam hal laporan penghasilan.

Padahal, kalo mereka patuh, sebagian kekurangan penerimaan pajak bisa tertutupi. Tapi ya gimana, mentalitas 'asal aman' masih kuat banget di sini.

Makan Bergizi Gratis Pakai Uang Pribadi Prabowo

Nah, sekarang kita bahas cerita yang gak kalah seru: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibiayai dari uang pribadi Presiden Prabowo Subianto.

Program ini diluncurkan di 190 lokasi di 26 provinsi, tujuannya mulia sih, kasih makanan bergizi gratis ke banyak orang. Tapi, ini juga bikin banyak orang geleng-geleng kepala.

"Kenapa pake duit pribadi buat biayain program pemerintah? Kenapa gak dari APBN aja?"

Pertanyaan-pertanyaan ini seliweran di kepala kita. Ini kayak nonton film dengan plot absurd: presiden pake duit pribadinya buat urusan negara. Penggunaan dana pribadi dalam skala besar juga bikin kita bertanya-tanya soal transparansi dan akuntabilitas.

Dana itu beneran dari kantong pribadi Presiden atau ada sumber lain yang gak diungkap? Pertanyaan-pertanyaan ini tentu nambah warna dalam drama politik dan ekonomi yang lagi rame.

Kondisi Ekonomi dan Harapan ke Depan

Dengan semua drama ini, gak bisa dipungkiri bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini penuh tantangan.

Pemerintah harus kerja keras banget buat seimbangkan anggaran negara, naikin penerimaan pajak, dan pastiin program sosial jalan tanpa kontroversi.

Tapi Sobat, di balik semua itu, kita harus tetap optimis. Setiap krisis pasti bawa peluang buat perbaikan.

Pemerintahan Prabowo punya kesempatan gede buat reformasi sistem perpajakan dan pengelolaan keuangan negara.

Dengan langkah yang tepat, bukan gak mungkin Indonesia bisa keluar dari situasi ini dengan lebih kuat dan stabil.

Jadi, Sobat Kompasiana, kita juga harus lebih kritis dan aktif ngawal kebijakan pemerintah.

Dukungan dan partisipasi kita bisa jadi tekanan positif buat pemerintah buat kerja lebih baik dan transparan.

Yuk, terus pantau perkembangan ini dan berharap drama ini berujung dengan kebijakan yang menguntungkan kita semua.

Penulis: Firasat Nikmatullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun