Dana yang seharusnya cair tepat waktu, entah kenapa bisa tersangkut di tempat misterius.
Apa memang sengaja dibuat rumit agar orang malas menuntut haknya? Atau ini cuma episode dari drama absurd yang tak berkesudahan?
Betapa menyakitkan rasanya bagi para guru yang sudah berjuang keras, namun harus berhadapan dengan sistem yang tidak berpihak pada mereka.
Mereka hanya bisa berharap, dengan sedikit asa yang tersisa, bahwa hak mereka akan terpenuhi. Tetapi, harapan itu sering kali pupus di tengah jalan.
Survival Mode: Bertahan Hidup Ala Guru Madrasah
Dengan honor yang tak kunjung datang, para guru harus kreatif mencari cara bertahan hidup. Ada yang jualan makanan kecil, jadi driver ojek online, bahkan buka kursus privat.
Kreativitas dipaksa keluar bukan karena ingin, tapi karena harus. Ironisnya, mereka yang seharusnya fokus mengajar, justru harus memikirkan cara bertahan hidup.
Ini bukan soal kreativitas, tapi soal ketidakadilan yang sistematis. Betapa tragisnya melihat seorang guru yang terpaksa harus mengajar di pagi hari, dan malam harinya menjadi driver ojek online demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Bagaimana mereka bisa mengajar dengan tenang dan fokus jika hidup mereka sendiri penuh ketidakpastian?
Tidak Ada Kepastian: Pengorbanan Tanpa Batas
Para guru ini telah mengorbankan banyak hal untuk pekerjaan mereka. Mereka menghabiskan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mendidik anak-anak kita. Namun, apa yang mereka dapatkan sebagai balasan?