Bayangin, kamu lagi asik-asik tidur, eh tiba-tiba mimpi ketemu Santa Claus. Bukannya terpesona sama hadiah-hadiah yang dia bawa, kamu malah bengong mikirin:
Jangan-jangan sebenarnya dia penggemar Timnas Indonesia!
Nah, mari kita bahas lebih jauh, siapa tahu bisa mengusir rasa penasaranmu yang levelnya udah kayak detektif Conan.
Mulanya Bukan Merah Putih, Lho!
Siapa sangka kalau Santa Claus versi orisinilnya bukan sosok gemuk ceria berjas merah putih, tapi seorang uskup bernama Santo Nikolas dari Myra, Turki, abad ke-4.
Iya, benar, yang terlintas di benakmu. Sosok ini lebih mirip bapa pendeta daripada Santa Claus modern. Mulanya, ia nggak pakai baju merah putih, jadi kok bisa sampai sini ceritanya?
Santa Claus Hinggap di Amerika
Ketika imigran Belanda membawa cerita Sinterklaas ke Amerika Serikat, Santa Claus pun mengalami transformasi.
Awal abad ke-19, Santa digambarkan sebagai pria tua yang lebih sering terlihat mengenakan kostum hijau atau cokelat. Inget ya, hijau atau cokelat, bukan merah putih.
Semua mulai berubah ketika Clement Clarke Moore menulis puisi "A Visit from St. Nicholas" (alias "The Night Before Christmas") pada 1823. Lewat puisi ini, gambaran Santa yang kita kenal mulai terbentuk.
Masuk Coca-Cola: Pionir Santa Claus Modern
Nah, ini dia bagian yang sering bikin orang salah kaprah. Banyak yang mikir Coca-Cola yang pertama kali memperkenalkan Santa Claus dengan kostum merah putih.
Padahal, sebenarnya mereka cuma populerkan saja di tahun 1930-an lewat iklan.
Sebelumnya, sudah ada kartunis Thomas Nast yang menggambarkan Santa dengan kostum merah putih pada tahun 1863 untuk majalah Harper's Weekly.
Thomas Nast inilah yang menanam benih pertama dalam budaya pop tentang Santa yang kita kenal sekarang.
Pengaruh Budaya Pop
Dari ilustrasi Nast sampai iklan Coca-Cola, tampilan Santa Claus bertransformasi jadi identik dengan kostum merah putih yang mencolok.
Mungkin kalau nggak warna merah putih, Santa Claus bakal kelihatan kayak cosplayer biasa ya, nggak ikonis gitu.
Merah dan Putih, Kenapa Bukan Warna Lain?
Warna merah itu biasanya diasosiasikan dengan keberanian, kekuatan, dan semangat. Sementara putih melambangkan kesucian dan kemurnian.
Kombinasi ini bikin Santa Claus terlihat energik sekaligus suci, pas banget buat sosok pembawa kado dan kebahagiaan di malam Natal.
Nah, sekarang udah jelas kan, kenapa Santa Claus suka banget sama kostum merah putih.
Dari uskup Myra yang bijak sampai Santa Claus yang gemesin di iklan Coca-Cola, perjalanan panjang warna kostum ini bikin Santa jadi ikon global.
Jadi, setiap kali kamu lihat Santa Claus, ingatlah kalau di balik kostum merah putihnya ada sejarah panjang penuh liku-liku.
Selamat Natal, dan semoga semangat Santa selalu menghangatkan hati kita semua!
Penulis: Firasat Nikmatullah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H