Halo, teman-teman!
Di balik kisah viral tentang Gus Miftah dan candaan yang kelewat batas, ada curhatan dari seorang penjual es teh yang merasakan dihina.
Yuk, kita dengarkan curhatan dari si penjual es teh alias bapak sonhaji.
Jadi gini, guys. Tanggal 25 November 2024, Gus Miftah lagi ngisi pengajian di pondok pesantren di Magelang.
Di tengah ceramah, ada penjual es teh lewat sambil bawa dagangannya di atas kepala.
Gus Miftah ngelempar candaan,
"Es tehmu masih banyak nggak? Masih? Yaudah dijual lah, goblok,"
katanya sambil ketawa ngakak.
Candaan ini niatnya mungkin lucu, tapi netizen malah ngamuk. Video itu langsung viral, dan banyak yang merasa ucapan Gus Miftah merendahkan martabat si penjual es teh.
Nah, si penjual es teh yang merasa tersinggung, akhirnya jadi makanan media.
"Saya merasa tersinggung ada suara begitu,"Â ungkapnya.
"Saya cuma cari rezeki halal buat keluarga. Nggak nyangka bakal dipermalukan di depan umum kayak gini,"Â lanjutnya dengan nada sedih.
Si penjual es teh juga cerita kalau sejak video itu viral, banyak orang yang nanya gimana perasaannya. Katanya,
"Saya malu dan sedih karena candaan itu. Padahal saya cuma mau jualan dan denger ceramah."
Menurutnya, kejadian itu bikin dia merasa dihina di depan banyak orang.
Dukungan dari Netizen
Setelah video itu viral, banyak netizen yang langsung ngegas dan kasih dukungan ke penjual es teh ini. Mereka merasa ucapan Gus Miftah itu (lagi-lagi) ngerendahin martabat penjual es teh.
Barang tentu jadi sorotan, apalagi karena Gus Miftah baru aja ditunjuk sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan sama Presiden Prabowo Subianto pada 22 Oktober 2024.
Sebagai utusan khusus Presiden Prabowo Subianto, pastinya setiap tindakannya diawasi ketat sama publik dan pemerintah.
Reaksi Gus Miftah
Setelah kejadian itu, Gus Miftah langsung minta maaf secara langsung ke penjual es teh dan masyarakat yang merasa tersinggung.
"Maka untuk itu, atas candaan kepada yang bersangkutan, saya akan meminta maaf secara langsung. Dan mudah-mudahan dibukakan pintu maaf untuk saya,"Â kata Gus Miftah serius.
Gus Miftah juga sadar kalau sebagai publik figur, setiap katanya bisa berdampak besar. Dia janji bakal lebih hati-hati dalam berbicara di depan publik.
Teguran dari Mayor Teddy
Di Kupang, Mayor Teddy Indra Wijaya yang lagi sibuk tugas langsung kasih teguran keras ke Gus Miftah.
Pada tanggal 2 Desember 2024, Mayor Teddy ngingetin pentingnya etika dalam berbicara di depan publik.
"Saya juga sudah ditegur oleh Bapak Seskab untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum,"Â
Kata Gus Miftah dalam klarifikasinya, sambil nunduk kayak anak ketahuan nyontek.
Desakan dari Partai Gerindra
Partai Gerindra juga nggak tinggal diam. Mereka mendesak Gus Miftah buat minta maaf ke penjual es teh.
Mereka ngingetin kalau tindakan itu nggak mencerminkan sikap dan keinginan Presiden Prabowo Subianto yang menghormati semua profesi, termasuk pedagang kecil.
Penawaran Umrah Gratis
Ustadz Muhammad Fakhrurrazi Anshar, pengasuh Sekolah Tahfidzul Quran Markaz Hijrah Indonesia di Makassar, menawarkan umrah gratis kepada penjual es teh tersebut.
Ustadz Fakhrurrazi mengumumkan niatnya untuk mengajak penjual es teh berumrah pada awal Ramadhan 2025.
"Bismillah, hadiah umrah awal Ramadhan untuk Bapak Penjual Es Teh. Insya Allah saya yang akan membimbing langsung" kata Ustadz Fakhrurrazi.
Analisis Penulis
Peristiwa ini bikin diskusi luas tentang batasan antara humor dan penghinaan. Humor itu penting dalam hidup sehari-hari, tapi tetap harus ada batasan yang nggak boleh dilanggar.
Gus Miftah dikenal suka pakai humor dalam ceramahnya. Banyak yang suka, tapi ini jadi pengingat kalau candaan harus tetap menghormati orang lain. Banyak yang bilang,
"Humor itu bagus, asal jangan keterlaluan."
Nah, ini momen yang pas buat Gus Miftah introspeksi. Seorang tokoh publik punya tanggung jawab besar dalam setiap kata yang diucapkan.
Setiap kata bisa jadi pedang bermata dua. Kalau benar gunainnya, bisa bikin orang ketawa dan bahagia. Tapi kalau salah, bisa jadi senjata yang melukai.
Berita Terkini
Setelah minta maaf, Gus Miftah terus berusaha memulihkan reputasinya. Dia juga pakai media sosial buat nyebarin pesan-pesan positif dan edukatif, termasuk borong jualan pedagang kecil.
Tapi, kritik terhadap tindakannya masih berlanjut, banyak yang ngingetin pentingnya etika dan hormat dalam berbicara di depan publik.
Walaupun Gus Miftah sudah minta maaf, kritik terhadap tindakannya masih tetap berlanjut. Nah, dari fenomena ini, kita jadi tahu pentingnya hati-hati dalam bicara, apalagi di depan publik.
Hormati setiap individu, terlepas dari profesi atau pekerjaannya. Gus Miftah sudah minta maaf, dan kita bisa belajar dari kejadian ini.
Semoga kita semua jadi lebih bijak dalam berbicara dan bertindak, biar nggak ada lagi yang tersinggung karena candaan yang kelewat batas.
Penulis: Firasat Nikmatullah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI