Hai, Sobat Kompasianer! Siapa sih yang nggak kenal Joko Widodo alias Jokowi? Mantan Presiden kita yang satu ini memang selalu jadi sorotan, baik dari segi kebijakan maupun gaya kepemimpinannya.
Tapi, kali ini kita nggak akan bahas soal blusukan atau gaya santainya. Kita akan bahas data dari Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) yang bikin kita semua terhenyak.
Data ini menunjukkan bahwa Jokowi, yang selama ini dielu-elukan, ternyata punya catatan yang nggak bisa lagi dibantah atau bahkan dipoles. Yuk, kita kupas tuntas!
Data Bappenas yang Mengguncang
Jadi gini, Sobat. Bappenas belum lama ini merilis data yang cukup mengejutkan. Data ini menunjukkan berbagai indikator pembangunan yang ternyata nggak sesuai dengan harapan.
Mulai dari angka kemiskinan yang masih tinggi, pengangguran yang nggak kunjung turun, hingga pertumbuhan ekonomi yang stagnan.
Semua ini jadi bukti bahwa ada yang salah dalam kebijakan yang diambil oleh pemerintahan Jokowi.
Kemiskinan yang Masih Menghantui
Salah satu indikator yang paling mencolok adalah angka kemiskinan. Meskipun berbagai program bantuan sosial digelontorkan, nyatanya angka kemiskinan masih tinggi.
Banyak masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, dan ini jadi PR besar bagi pemerintah.
Apakah program-program yang ada selama ini hanya sekadar pencitraan?
Misalnya, program kartu sembako yang diharapkan bisa membantu masyarakat miskin ternyata tidak cukup efektif untuk mengangkat mereka dari garis kemiskinan.
Pengangguran yang Nggak Kunjung Turun
Selain kemiskinan, pengangguran juga jadi masalah yang nggak kalah serius. Data Bappenas menunjukkan bahwa tingkat pengangguran masih tinggi, terutama di kalangan anak muda.
Ini menunjukkan bahwa lapangan kerja yang dijanjikan belum terealisasi dengan baik. Banyak lulusan perguruan tinggi yang akhirnya harus bekerja di sektor informal atau bahkan menganggur.
Padahal, janji untuk membuka lapangan kerja baru sudah sering digaungkan. Apakah ini hanya janji manis politik semata?
Pertumbuhan Ekonomi yang Stagnan
Pertumbuhan ekonomi yang stagnan juga jadi sorotan. Meskipun ada beberapa sektor yang menunjukkan peningkatan, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih jauh dari target.
Ini menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi yang diambil belum mampu mendorong pertumbuhan yang signifikan.
Misalnya, sektor pertanian yang seharusnya bisa menjadi tulang punggung ekonomi, masih sering diabaikan. Padahal, banyak petani yang menggantungkan hidupnya di sektor ini.
Infrastruktur yang Belum Merata
Pembangunan infrastruktur memang jadi salah satu program unggulan Jokowi. Tapi, sayangnya pembangunan ini belum merata.
Banyak daerah yang masih tertinggal dan belum merasakan manfaat dari pembangunan infrastruktur.
Contohnya, di daerah-daerah terpencil, akses jalan dan fasilitas umum masih minim. Ini menunjukkan bahwa ada ketimpangan yang harus segera diatasi.
Pandangan Masyarakat
Banyak masyarakat yang merasa kecewa dengan hasil pembangunan selama masa jabatan Jokowi. Mereka merasa bahwa banyak janji-janji yang tidak terealisasi.
Misalnya, janji untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru. Padahal, mereka sudah berharap banyak dari pemerintahan Jokowi.
Rasa kecewa ini menjadi PR besar bagi pemerintahan baru untuk bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Harapan untuk Prabowo Subianto
Nah, sekarang kita punya Presiden baru, Prabowo Subianto. Harapannya, Prabowo bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang terjadi di masa pemerintahan Jokowi.
Prabowo sudah berjanji untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dengan mengembangkan industri yang memproses sumber daya alam Indonesia.
Semoga saja, dengan kebijakan-kebijakan ini, Prabowo bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Data dari Bappenas ini memang jadi tamparan keras bagi pemerintahan Jokowi. Meskipun banyak program yang sudah dijalankan, nyatanya masih banyak PR yang harus diselesaikan.
Kemiskinan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan infrastruktur yang belum merata jadi bukti bahwa masih banyak yang harus diperbaiki.
Semoga di masa kepemimpinan Prabowo dan Gibran, pemerintah bisa lebih fokus dan tepat sasaran dalam mengambil kebijakan.
Karena, pada akhirnya, yang kita inginkan adalah negeri ini menjadi lebih baik menuju (kata-nya) Indonesia Emas 2045.
Penulis: Firasat Nikmatullah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H