Siapa yang tidak kenal Budi Arie Setiadi? Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) era Jokowi yang kini menjabat sebagai Menteri Koperasi di era Prabowo ini kembali jadi sorotan.
Namun kali ini bukan karena kebijakan baru atau program digitalisasi yang canggih. Budi Arie Setiadi tengah menghadapi tudingan miring yang mengaitkannya dengan perlindungan terhadap bandar judi online.
Namun, dengan tegas, beliau membantah dan mengklaim sebagai korban pengkhianatan dari dalam tubuh Komdigi (Komunikasi dan Digital) sendiri. Lho, kok bisa?
Kabar yang menghebohkan ini bermula dari sebuah laporan yang menyebutkan bahwa beberapa pegawai termasuk pejabat Komdigi diduga kuat berkolaborasi dengan bandar judi online.
Nama Budi Arie Setiadi pun terseret dalam pusaran skandal ini. Tanpa menunggu lama, Budi Arie Setiadi langsung mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya tidak memiliki keterlibatan apapun dengan bisnis judi online.
Menurutnya, tudingan tersebut hanya bertujuan untuk menjatuhkan reputasinya yang selama ini bersih dari skandal.
Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital, menegaskan bahwa langkah ini diambil untuk menjaga integritas dan kredibilitas institusi.
Sebanyak 11 pegawai Komdigi yang terlibat dalam judi online telah dinonaktifkan. Mereka akan dipecat secara tidak hormat jika proses hukum mencapai status inkracht (putusan tetap).
Tapi tunggu dulu, mari kita ulik lebih dalam.
Akar Masalah
Tidak bisa dipungkiri bahwa industri judi online di Indonesia bak jamur di musim hujan.
Maraknya praktik ini membuat pemerintah semakin gencar melakukan pemblokiran situs-situs yang dianggap melanggar hukum.
Namun, di balik usaha keras tersebut, muncul pertanyaan besar: Apakah ada oknum dalam pemerintahan yang justru melindungi praktik ilegal ini?
Tudingan dan Realitas
Tudingan terhadap Budi Arie Setiadi berawal dari adanya sejumlah dokumen yang bocor, menunjukkan adanya komunikasi antara pejabat Komdigi dengan bandar judi online.
Meski dokumen tersebut belum bisa diverifikasi kebenarannya, publik sudah kadung heboh dan meminta klarifikasi.
Dalam klarifikasinya, Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa komunikasi tersebut dilakukan tanpa sepengetahuannya dan melibatkan beberapa pegawai yang kini sudah dipecat.
Dia juga menegaskan bahwa dirinya bertanggung jawab untuk membersihkan nama baik institusi dan memastikan tidak ada lagi pengkhianat di dalam tubuh Komdigi.
Analisis Penulis
Kalau dipikir-pikir, kasus seperti ini memang bukan hal baru di negeri ini. Pejabat tinggi yang terseret skandal akibat ulah bawahan? Check.
Tuduhan yang sulit dibuktikan kebenarannya? Check. Publik yang terus saja terombang-ambing antara percaya dan tidak? Check.
Namun, apakah kita harus selalu skeptis terhadap setiap tudingan?
Atau malah, apakah kita harus selalu menerima klarifikasi tanpa bukti yang kuat?
Ini yang perlu kita cermati lebih jauh. Sebagai pembaca yang bijak, tentu kita tidak boleh menelan mentah-mentah setiap informasi yang beredar.
Verifikasi adalah kunci, apalagi di era digital yang serba cepat dan seringkali menyesatkan.
Kesimpulan
Rambut boleh sama hitam, tapi pemikiran pasti berbeda beda. Jadi, kesimpulannya ada pada pikiran masing-masing kepala. Hehe, bukan begitu? Oke lanjut.
Budi Arie Setiadi, dengan segala permasalahannya, tentu harus menghadapi tudingan ini dengan kepala dingin dan langkah yang pasti.
Jika memang tuduhan ini tidak benar, kita harap ada bukti-bukti kuat yang bisa membersihkan namanya.
Di sisi lain, kejadian ini juga menjadi pengingat bahwa transparansi dan integritas adalah harga mati yang harus dijaga oleh setiap pejabat publik.
Sebagai masyarakat, kita juga perlu lebih kritis dalam menilai informasi dan tidak mudah terpengaruh oleh kabar-kabar sensasional.
Karena di balik setiap berita heboh, selalu ada realitas yang perlu kita gali lebih dalam.
Penulis: Firasat Nikmatullah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI