Tuan Banta Ahmad adalah anak yang bertuah, dia pasti selamat, kelak Tuan Putru Nurul A'ala yang nantinya akan menjeput abangnya Tuan Banta Ahmad di negeri Jawa, wahai tuan putrid bersabarlah, menurut ilmu kami kedua anak tuan putrid akan memegang peran penting di kerajaan ini kelah, demikian nasehat para ahli nujum kepada tuan Sultan dan Tuan Putri.
Permaisuri sedikit lega, namun tetap juga menangisi anaknya Banta Ahmad yang telah hilang dibawa ikan hiu ganas ke laut lepas, Hari pun berganti Bula, Bulan berganti Tahun, adiknya Banta Ahmad yakni tuan Putri Nurul A'la telah menjadi remaja yang berusia 15 tahun, Putri Sulta dan Tuan permaisuri sangat cantik bahkan sopan, bukan itu saja putrid Nurul A'la memiliki kecerdasan yang luar biasa bahkan sikap dan perilakunya menampakakn pemberani punya rasa tanggung jawab, seusianya saat ini Putri Nulul A'la sudah mampu menghafal Al'quran, dan menguasai ilmu pedang dan ilmu beladiri silat.
Di suatu ketika Ibunda tuan putrid Syarifah Azizah, meceritakan kepada tuan putri Nurul A'la, bahwa abangnya yang bernama Banta Ahmad hilang sampai saat ini belum diketahui keberadaanya kerena ditelan ikan hiu ganas ketika mandi di pingiran laut, kesedihan juga Nampak diwajah ibunda saat menyampaikan pengalaman duka pahit kepada putrinya Tuan putrid Nurul A'la, untuk mengingatkan agar Putri Nurul A'la kelak mencari abangnya, dibuatlah syair berikut :
Allahi hai do doda idang
Rangkang di blang tameh Bangka
Beurijang rayeuk putroe seudang
Tajak teubang peurlak raya
Allah hai do doda idang
Cicem subang jiphe meugisa
Ngon teer rayeuk bungoeng keumang
Kayee disimang peuget keumang
Jak kutimang bungong meurak
Kayee sibak di leuen Istana
Beurijang rayeuk putroe seudang
Tak cok pulang aduen gata
Jak kutimang bungong langsat
Bee ji mangat bungong langa
Beuridjang rayeuk puteh lumat
Bak jeuet tamat keumudue bechtra
Allah hai do doda idi
Anoe pasi riyeuk tampa
Beurijang rayeuk cut putehdi
Gantoe ai adoen ta mita
Allah hai do doda idang
Bungong mancang rhot meukeuba
Bak rang rajeuk bungong keumang
Jak tueng abang di Jayakarta
Artinya:
Mari kuayu kubuaikan
Dangau di sawah tiang Bangka
Lekaslah besar putrid sedang
Pergilah tebang peureulak raya