Mohon tunggu...
Shafira Halmahera
Shafira Halmahera Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kemajuan Indonesia vs Tantangan Kesetaraan Gender: Apa yang Perlu Dilakukan?

17 September 2023   09:04 Diperbarui: 17 September 2023   09:54 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemajuan Indonesia vs Tantangan Kesetaran Gender | Freepik (PeopleImages) 

Di tengah perubahan sosial yang terus berlangsung di Indonesia, masalah seputar kesetaraan gender dan diskriminasi di tempat kerja semakin mendapatkan perhatian yang meningkat. 

Sebagai negara yang terus berkembang, Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan, tetapi tantangan dalam mencapai kesetaraan gender tetap relevan. 

Untuk menjelajahi masalah ini, mari kita telaah sebuah studi yang menggali peran stereotip gender, kebijakan institusi, dan komposisi gender dalam memupuk diskriminasi gender dalam konteks tempat kerja.

Studi yang berjudul "GENDER DISCRIMINATION AT WORK: Connecting Gender Stereotypes, Institutional Policies, and Gender Composition of Workplace " oleh Donna Bobbitt-Zeher dari Universitas Negara Bagian Ohio, yang diterbitkan pada tahun 2011 dalam jurnal "Gender & Society," menyelidiki secara cermat masalah diskriminasi gender di tempat kerja.

Penelitian ini tidak hanya menghadirkan pandangan tentang bagaimana bias gender terjadi, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang interaksi antara stereotip gender, peraturan organisasi, dan struktur gender dalam menjaga bias gender sehari-hari di tempat kerja.

Dalam konteks Indonesia, studi ini memiliki relevansi yang kuat, mengingat peran gender dalam masyarakat Indonesia yang beragam dan perubahan yang terus berlangsung dalam struktur sosial dan ekonomi. Untuk memahami signifikansi penelitian ini, mari kita telusuri temuan utamanya dan konsekuensinya dalam konteks Indonesia.

Mengungkap Hubungan Antara Stereotip Gender, Kebijakan Institusi, dan Komposisi Gender

Penelitian ini menganalisis 219 narasi kasus diskriminasi gender di tempat kerja. Analisis ini menyoroti bagaimana stereotip gender, kebijakan organisasi, dan komposisi gender di tempat kerja berkontribusi terhadap diskriminasi gender. Aspek penting dari temuan ini adalah pemahaman bahwa bias gender tidak berasal dari satu faktor tunggal tetapi dari interaksi rumit dari komponen-komponen yang beragam ini.

Dalam konteks Indonesia, stereotip gender tetap menjadi masalah serius. Misalnya, prasangka bahwa pekerjaan tertentu lebih cocok untuk laki-laki daripada perempuan atau bahwa perempuan lebih rentan terhadap gangguan karier adalah keprihatinan yang harus diakui. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana prasangka-prasangka semacam itu dapat merasuki budaya tempat kerja dan menyebabkan diskriminasi berdasarkan gender.

Implikasi Praktis dalam Konteks Indonesia

Temuan dari penelitian ini memiliki implikasi praktis yang signifikan dalam mengatasi diskriminasi gender di tempat kerja di Indonesia.

1. Pentingnya Pengaruh Budaya, Struktural, dan Interaksional:

Penelitian ini menekankan bahwa diskriminasi gender dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, struktural, dan interaksional. Ini menekankan perlunya upaya kolektif untuk mengubah budaya tempat kerja yang merugikan dan menilai ulang struktur organisasi yang dapat mendukung diskriminasi.

2. Melawan Stereotip Gender:

Indonesia dapat mengambil pelajaran dari penelitian ini untuk menghadapi stereotip gender yang sudah sangat tertanam dalam masyarakat. Pendidikan dan kesadaran tentang dampak negatif stereotip gender harus menjadi bagian integral dari upaya mencapai kesetaraan gender.

3. Kebijakan Gender-Netral: 

Melaksanakan kebijakan gender-netral adalah langkah penting dalam mengurangi kemungkinan diskriminasi. Ini termasuk kebijakan rekrutmen, promosi, dan kompensasi yang adil dan setara untuk semua.

4. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif: 

Menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan beragam adalah hal yang penting. Ini akan membantu mengurangi ketidaknyamanan yang dialami oleh pekerja berdasarkan gender atau identitas gender mereka.

5. Kesadaran tentang Implementasi Kebijakan:

Penting bagi pemimpin organisasi dan pengambil keputusan untuk memahami bagaimana kebijakan diimplementasikan dan ditegakkan. Penggunaan kebijakan secara sembrono dapat menyebabkan hasil yang tidak seimbang bagi perempuan.

6. Tantangan dalam Mengidentifikasi dan Menghilangkan Diskriminasi: 

Penelitian ini menunjukkan bahwa mengidentifikasi dan menghilangkan diskriminasi bukanlah tugas yang mudah, terutama berkaitan dengan kebijakan dan perlakuan berbeda terhadap pekerja laki-laki dan perempuan.

Menyimpulkan Temuan Penelitian

Dalam merangkum temuan penelitian ini, penting untuk memahami bahwa diskriminasi gender di tempat kerja adalah masalah yang kompleks yang melibatkan banyak faktor yang saling berinteraksi. Stereotip gender, kebijakan organisasi, dan komposisi gender di tempat kerja semuanya saling terkait dan dapat memperkuat satu sama lain.

Hal penting untuk diingat adalah bahwa bias gender mencakup tidak hanya perilaku diskriminatif yang terbuka, tetapi juga cara stereotip dan kebijakan perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak seimbang bagi karyawan berdasarkan gender mereka.

Dalam konteks Indonesia, mencapai perubahan positif dalam kesetaraan gender memerlukan kerja keras dan perubahan mendalam dalam budaya tempat kerja, pemikiran stereotip, dan kebijakan organisasi. Penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana berbagai elemen ini saling terkait dan harus diatasi secara kolektif.

Bagi masyarakat Indonesia, ini merupakan panggilan untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mengatasi diskriminasi gender. Dalam perjalanan menuju kesetaraan gender, kita harus terus melawan stereotip gender yang merugikan dan berusaha untuk kebijakan tempat kerja yang adil dan setara. Hanya pada saat itu kita dapat menciptakan lingkungan profesional yang komprehensif dan adil yang menghargai setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun