Mohon tunggu...
Fira Aprilia
Fira Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa S1 pendidikan kimia UM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan dan Kebahagiaan: Jejak Asistensi Mengajar yang Memorable di SMAN 2 Pare

4 Desember 2023   11:28 Diperbarui: 4 Desember 2023   11:41 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami memulai jejak asistensi mengajar di SMAN 2 PARE dengan langkah yang penuh harap dan semangat. Sekolah ini terletak di tengah-tengah kota kecil yang sarat dengan sejarah dan cerita, memberikan gambaran tentang pendidikan yang dinamis. Pembaca akan dibawa melalui pengalaman kami yang tak terlupakan sebagai asisten mengajar, memperkenalkan mereka pada suasana pendidikan di SMAN 2 PARE dan membuka jendela terhadap tantangan dan kebahagiaan yang akan kami bahas dalam artikel ini.

Siswa-siswa di SMAN 2 PARE menonjol bukan hanya dalam kemampuan akademis mereka, tetapi juga dalam semangat belajar yang luar biasa. Setiap harinya, mereka memancarkan antusiasme yang menular, menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dari kelas-kelas yang kami asistensi, terlihat jelas bagaimana semangat belajar mereka tidak hanya menciptakan energi positif di kelas, tetapi juga menjadi pendorong bagi proses asistensi mengajar. Dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran, kami tidak hanya berperan sebagai pengajar tetapi juga sebagai fasilitator pertumbuhan mereka. Secara keseluruhan, semangat belajar siswa di SMAN 2 PARE tidak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga mendorong kami untuk terus meningkatkan kualitas asistensi mengajar.

            Dalam proses pembelajaran, kami tidak hanya mengajar peserta didik untuk berlajar secara textbook. Namun, diselingi juga dengan bermain game seperti quiziz. Guru bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai fasilitator kolaborasi. Mereka dapat berkolaborasi dengan siswa dalam mengembangkan pemahaman dan keterampilan. Guru dapat memanfaatkan pengalaman siswa sebagai sumber belajar. Ini melibatkan pengenalan materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan kontekstual. Mendorong diskusi dan brainstorming dalam kelas untuk memotivasi siswa berbicara dan berbagi ide. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan interaktif.

Dalam konteks kegiatan asistensi mengajar di SMA Negeri Pare, pengelolaan konflik dan rintangan menjadi kunci utama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adanya perbedaan pendapat dan tantangan lainnya adalah hambatan yang mungkin dihadapi oleh tim asistensi. Oleh karena itu, penting untuk mengimplementasikan strategi yang efektif dalam mengelola konflik dan mengatasi rintangan. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah pembentukan mekanisme komunikasi terbuka.

Komunikasi yang efektif adalah fondasi utama untuk mengelola konflik. Tim asistensi perlu membangun saluran komunikasi yang terbuka dan transparan, memungkinkan setiap anggota untuk menyampaikan ide, kekhawatiran, dan pemikiran dengan jujur. Dengan adanya ruang untuk berbicara dan mendengarkan, tim dapat mengidentifikasi potensi konflik sejak dini dan mencari solusi bersama sebelum masalah menjadi lebih besar.

Evaluasi menjadi tahap kritis dalam mengoptimalkan pengalaman asistensi mengajar. Setelah menghadapi konflik dan rintangan, refleksi menyeluruh perlu dilakukan untuk memahami aspek-aspek apa yang dapat diperbaiki dan diuatasi di masa mendatang.

Gambar 2. Evaluasi Bulanan bersama guru pamong  (Dokpri)
Gambar 2. Evaluasi Bulanan bersama guru pamong  (Dokpri)

Pentingnya pembelajaran dari pengalaman juga melibatkan keberanian untuk menerima umpan balik. Setiap anggota tim asistensi perlu bersedia menerima kritik secara konstruktif dan melihatnya sebagai kesempatan untuk tumbuh. Dengan adanya sikap terbuka terhadap umpan balik, tim dapat terus meningkatkan kualitas asistensi mengajar. Secara keseluruhan, evaluasi dan pembelajaran dari pengalaman memberikan landasan untuk pengembangan diri dan perbaikan kontinu. Proses ini menciptakan siklus pembelajaran yang memperkuat tim asistensi dan menghasilkan kontribusi yang lebih berarti terhadap proses pendidikan di SMA Negeri Pare.

Dengan jejak positif yang kami bangun, kami berharap bahwa pengalaman kami di SMAN 2 Pare dapat menjadi inspirasi bagi tim asistensi mendatang dan melahirkan generasi siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga penuh semangat dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun