Sumaruno adalah event fashion show yang diselenggarakan oleh Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana Universitas Negeri Yogyakarta. Karya mereka akan menggucangkan Plaza Ambarrukmo pada 26 dan 27 Oktober 2023. Nantinya, pada tanggal 26 sendiri menampilkan lomba kids and teens model juga men’s wear fashion show. Selanjutnya, puncak acara yaitu tanggal 27 menampilkan fashion show dari Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Busana dan designer lokal yang spektakuler.
Terkait Sumaruno sendiri, Kadek Angelina sebagai ketua umum event menjelaskan Sumaruno berasal dari Bahasa Ilocano yang bermakna berkelanjutan, dan Malungtaron berasal dari Cebuano yang bermakna berkembang.
“Jadi, kami ingin menghimbau kepada masyarakat luas, bahwa busana itu akan terus berkembang dan trend akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu, serta inovasi akan terus berjalan mengikuti perkembangan zaman, dan kami pun akan dengan bangga untuk dapat membuat suatu inovasi baru yang dapat kami tampilkan.” Jelasnya.
Kadek Angelina mengungkapkan Event Sumaruno ini merupakan event tahunan karena salah satu pembelajaran Mata Kuliah Manajemen Peragaan Busana dalam menempuh semester 5. Acara ini sebagai wadah untuk mengajarkan bagaimana cara me-manage suatu acara fashion show dan diajarkan mengenai cara berjalan disebuah runaway.
Karena acara ini sangat meriah dan besar, busana yang akan ditampilkan yaitu busana Adibusana atau biasa dikenal sebagai busana ekslusif dan menghadiri busana karya designer-designer lokal yang ikut menyukseskan acara. Designer bebas dalam menentukan konsep dan inspirasinya masing-masing sesuai dengan personality dan selera Sang Designer.
Seperti salah satu designer bernama Krisna mengungkapkan, “Busana yang saya angkat terinspirasi dari Benua Utara/Kutub Utara yang notabene dipenuhi salju dengan judul ‘Spes of North’, diambil dari salah satu 'Greek of God Spes’ yang merupakan Dewi Harapan mitologi Yunani. Penamaan tersebut bermakna ‘harapan dari utara’. Busana yang saya angkat dominan berwarna putih dengan gradasi biru dari dark blue hingga light blue yang mengggambarkan harapan itu sendiri. Melambangkan ketenangan jiwa, kesucian, harapan, dan dingin.”
Busana yang terdiri dari 2 pieces (inner & outer) menggunakan bahan satin yang kemudian dilapisi dengan pelapis kain tebal sehingga terlihat kokoh, tebal, dan kilauan yang classy. Ditambah dengan bahan ciffon ceruty agar terlihat flowy dan ringan. Krisna menggunakan teknik pewarnaan/pencelupan kedalam larutan warna untuk menghasilkan gradasi. Untuk mempercantik look, dia menambahkan payet dan sulaman pada bagian yang ingin di highlight.
Acara ini terbuka untuk umum dari berbagai kalangan yang tertarik di bidang fashion, anak muda bahkan sampai orangtua sekalipun. Dalam penyelengaraannya, acara ini melibatkan mahasiswa semester 5 yang mengambil mata kuliah Manajemen Peragaan Busana, mereka juga merekrut beberapa mahasiswa angkatan 22/23 sebagai panitia, dan dengan didampingi 3 dosen dari mata kuliah tersebut.
Dengan adanya acara ini, diharapkan memberikan insight bahwa mahasiswa pendidikan tata busana UNY memiliki banyak bakat yang bermanfaat kepada masyarakat. Juga memberikan insight kepada masyarakat luar megenai trend busana yang akan berkelanjutan dan berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H