Tradisi di daerah Kalimantan Barat sangat beragam, ada beberapa tradisi yang yang cukup terkenal dari Kalimantan Barat, untuk mengetahui lebih lanjut simaklah teks berikut ini mengenai beberapa tradisi di Daerah Kalimantan Barat;
1. Tradisi Saprahan
Yang pertama yaitu tradisi dengan nama yang akrab di sebut Saprahan. Tradisi Saprahan ini adalah tradisi adat istiadat suku Melayu, Saprahan memiliki kata asli “saprah” yang artinya berhampar atau tergelar, yaitu tradisi atau budaya makan bersama-sama dengan cara duduk lesehan yaitu duduk bersila di atas lantai dengan membentuk kelompok-kelompok kecil, biasanya setiap kelompok berjumlah 5-7 orang untuk makan bersama-sama dari satu kain saprah yang disediakan di setiap kelompok.
Dalam prosesi adat Saprahan ini seluruh menunya yang dihidangkan dengan cara menyusun dengan teratur di atas kain saprah, penyusunannya rapi bukan pada pembagian kelompok saat makan bersama, tapi juga seluruh peralatan dan perlengkapannya seperti piring makan, kobokan untuk tempat cuci tangan dan kain lap setelah cuci tangan, mangkok nasi, mangkok lauk pauk, sendok nasi sampai pada teko dan gelas minumannya.
Menu yang ada pada hidangan diantaranya adalah nasi putih biasa atau nasi kebuli, semur daging, sayur paceri nanas atau bisa juga terong, sayur dalca, acar telur, sambal bawang, selada, dan masih banyak lagi, Lalu untuk minuman yang disajikan menggunakan air serbat berwarna merah.
Semua yang dihidangkan dimasak dengan alat masak tradisional, mungkin sekarang dengan adanya kemajuan IPTEK sudah ada beberapa yang mulai dimasak menggunakan alat masak modern.
2. Tradisi Ba’ayun Maulid
Tradisi Ba’ayun Maulid ini merupakan tradisi yang berlaku di beberapa daerah di Indonesia dan berlaku juga di propinsi Kalimantan Barat. Ada yang membedakan pelaksanaan Maulid di Kalimantan Barat dan daerah lain pada pelaksanaan Ba’ayun Maulid ini di Kalimantan Barat, terdapat acara pembacaan syair- syair Maulid, disertai dengan prosesi dan ritual budaya Ba’ayun Anak, karena pelaksanaannya bertepatan dengan perayaan Maulid maka disebut juga Ba’ayun Maulid.
Ada pun lokasi pelaksanaanya adalah di dalam Mesjid atau biasa disebut mesjid keramat. Tujuan dari ritual ini di tujukan agar anak senantiasa sehat, cerdas, berbakti kepada orang tua dan dapat taat dalam beragama, sangat sesuai dengan masjid yang sudah dikeramatkan.
3. Tradisi Nyagahatan
Selanjutnya Tradisi Nyagahatan ini yang asli berasal dari daerah Kalimantan Barat. Pada pelaksanaan tradisi Nyagahatan biasanya ada yang ditunjuk sebagai pemimpin, dalam acara ini biasa dipimpin oleh petugas adat yang menangani padi, petugas ini biasa disebut Tuha Tahut. Kebiasaan adat ini dilaksanakan pada sebuah tempat di dekat sawah atau orang Kalimanta Barat biasa menyebut panyugu.
Sebelum upacara adat diselenggarakan, suku Dayak setempat melakukan tahap menanam padi yang biasa disebut ngerinteh jalai yang memiliki makna merintis jalan, nebaeh artinya menebas, nebang atau sama saja seperti menebang, nunu umai atau biasa di kenal dengan kata membakar lahan, menugal benih dan menanam bibit, mantun padi atau menyiang, ngetau atau panen padi, dan pengemasan padi. Tujuan dari ritual ini ialah untuk menghindari gangguan saat proses menanam padi, agar padi dapat tumbuh dengan subur dan dapat menghasilkan panen yang menguntungkan.
4. Tradisi Gawai Makai Taun
Tradisi Gawai Makai Taun merupakan upacara tahun baru sebagai ucapan syukur kepada Petara (Tuhan) dengan rezeki yang telah diberikan dan memohon berkah-Nya untuk tahun berikutnya yang akan datang. Kegiatan ini berdasarkan keyakinan masyarakat setempat. Jika merujuk pada agama Islam yang mengajarkan rezeki, ada catatan penting yang harus diterapkan, selain mengharapkan bertambahnya rezeki bagi seorang hamba, rezeki yang datang harus mendapatkan keberkahan pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H