Oleh karena itu, PPKA harus memastikan tidak ada kereta api lain di ruas jalan tersebut sebelum memberikan sinyal keselamatan kepada kereta api yang lewat.Â
Saksi mata kereta api, Herry Aliyudin, bercerita kepada Yuri Saputra, jurnalis asal Bandung yang meliput di tempat kejadian, tentang pengalamannya atas kejadian naas tersebut.Â
Pagi itu, Harry sedang duduk di gerbong 3, bersiap turun dari KA Turanga yang hendak tiba di tujuan akhirnya, Stasiun Bandung.
 Segera setelah pramugari menerima selimut, dia merasakan kereta mengerem secara tiba-tiba.Â
Tak lama kemudian, terjadilah kecelakaan. Tangannya secara refleks mencengkeram kursi di depannya.Â
"Di sekitar saya, saya melihat banyak orang yang masih berada di dalam kereta nomor 3 diusir. "Jadi ada yang terlempar, ada pula yang tengkurap," kata Herry, Jumat, 1 Mei.Â
"Ada juga anak kecil tengkurap, dia sudah bangun dari kursinya". Â "Lalu, sebagian besar barang bawaannya terjatuh.Â
"Saya tidak tahu semuanya di mana, termasuk koper yang saya bawa," jelasnya kemudian.Â
Pak Herry hanya mengalami luka ringan pada kaki, namun beberapa penumpang nampaknya mengalami luka berat, dan menurut Pak Herry, "beberapa di antara mereka ada yang hidungnya berdarah, dan pelipisnya berdarah".Â
Dikatakan beberapa orang mengalami pendarahan.Â
"Awalnya dia mengira keretanya tergelincir, namun ketika dia keluar dari pintu, dia melihat lokomotif lain, yaitu lokomotif kereta lokal itu sudah naik keatas, dia atas lokomotif KA Turanga. Saya bilang ini tabrakan kita,".Â