Mohon tunggu...
Fiqri Maulana
Fiqri Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Hobi Memikirkan masa depan diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dan Dia

24 Oktober 2023   12:16 Diperbarui: 24 Oktober 2023   12:38 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku dan dia, kami berdua teman sekelas. semua bermula dari aku yg seorang siswa yg berasal dari luar kota, aku berasal dari kota yg cukup jauh dari sekolah ku dan di sekolah ku ini aku sendiri saja tidak seperti teman ku yg lain masuk ke sekolah yg di inginkan bersama. di sekolah ini aku banyak sekali memiliki teman yg baik dan asik tapi ada satu teman yg sangat dekat sekali sebut saja Dia. Aku dan Dia mulai berkenalan disitu lah aku mulai dekat dengannya dan kami berdua selalu bersama, tertawa, bercanda, bahkan mengerjakan tugas bersama walaupun aku tahu di sudah memiliki pasangan. aku tahu aku suka padanya, tapi aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya.

Hari demi hari aku semakin dekat dengan nya dia mengajakku ke rumah nya disitu aku berkenalan dengan orang tua nya dan saudaranya, di rumah nya kami mengobrol bercerita sampai sore disitu aku berfikir aku memiliki peluang untuk mendapatkannya tapi aku bingung harus mulai darimana. Ternyata kabar kedekatan ku terdengar sampai ke telinga pasangan Dia, disitu pasangan nya ingin bertemu denganku dan aku tau kalo cowok ini adalah pasangan dia, dan aku menjelaskan semua nya ke cowok itu kalo Aku dan Dia itu hanya sebatas sahabat, dan dia memintaku untuk tidak dekat dekat dengan dia dan disitu aku mengiyakan permintaan cowok itu lalu aku menjauhi dia. 

Lalu Dia bertanya kepadaku kenapa akhir - akhir ini seakan seakan aku menjauhi Dia lalu aku menjawab aku sudah berjanji kepada pasangan Dia untuk menjauhi Dia. 

Setelah berbulan- bulan akhirnya kami naik ke kelas XI, kami ada acara nongkrong sekelas di sebuah cafe Dia datang menghampiriku, Dia ingin bercerita tentang pasangan dan ternyata dia dengan pasangan nya itu sudah putus lalu terlintas dalam pikiran aku bisa dekat lagi dengan dan mungkin bisa menjadi pasangannya setelah bercerita di acara nongkrong itu disitu kita mulai dekat lagi.

Setelah sekian lama kami dekat sampai XII aku ingin mencoba mengatakan perasaan ku akan tetapi aku terlambat ternyata dia sudah jadian dengan sahabatku disitu aku sedih kecewa, disitu aku berfikir mungkin rasanya aku tidak akan pernah memilikinya sebagai pasangan tetapi sebagai sahabat akhirnya aku mengubur dalam dalam perasaan aku dengan Dia, karna aku berfikir mungkin Aku dan Dia ditakdirkan bukan sebagai pasangan melaikan hanya seorang sahabat hari demi hari bulan demi bulan akhirnya kami berdua lulus, Kami hilang kontak karna kita beda kampus aku memilik kampus a dan Dia memilih kampus B. 

1 Semester terlewati tiba tiba aku mendapat pesan dari seseorang yg tidak aku kenal nomornya mengajakku keluar ke suatu cafe awalnya aku berfikir siapa seseorang ini dan akhirnya dia mengatakan kalo seseorang ini adalah Dia, Aku senang akhirnya bisa bertemu dengan Dia akhirnya kami bertemu lah di sebuah cafe disana kami bercerita tentang teman kampus dan lain sebagai nya lalu di suatu momen di bercerita tentang pasangan nya yg saat ini dan tertanya aku mendapat kabar bahwa dia sudah tidak bersama dengan sahabtku dan sekarang menjalin hubungan dengan seseorang yg baru tetapi dia memilik masalah dengan pasangannya yg saat ini akhirnya kami curhat lah sampai waktu tak terasa. 

Akhirnya kami pun pulang lalu bodohnya aku mulai terfikirkan lgi mungkinkah aku ada kesempatan untuk bisa bersama dengan dia sebagai pasangannya. Hari demi hari bulan demi bulan Dia akhirnya putus dengan pasangannya disitu kitu mulai dekat kembali kami sering keluar bersama dan kemanapun selalu bersama sampai di suatu tempat cafe aku dan dia mulai bercerita Aku mulai menanyakan kepada nya sebuah pertanyaan " Mungkin ga sahabat jadi pacar" lalu Dia menjawab "mungkin saja tapi kalo aku untuk sama sahabat menjadi pacar itu ga akan bisa" mendengar jawaban dia aku cukup sedih dan aku berfikir dalam hati tertanya Aku dan Dia memang tidak di takdirkan untuk menjadi pasangan melainkan hanya sahabat dekatnya disitulah baru aku benar benar mengubur rasa suka dan cinta ku kepada Dia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun