Mohon tunggu...
ANAK ALAM INDONESIA
ANAK ALAM INDONESIA Mohon Tunggu... -

MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS JAYABAYA yang sedang belajar ILMU PERNYATAAN

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisis Loyalitas Orang Terdekat Prabowo Terhadap Pencapresannya

25 Mei 2014   02:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:08 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setalah Fahri Hamzah mengatakan “mustahil, omong kosong, itu provokator yang berlebihan”, terlihat Fahri Hamzah menarik badannya kebelakang yang merupakan symbol penolakan, dalam hal ini Fahri Hamzah menolak atau tidak setuju terhadap pendapat yang mengatakan bahwa Prabowo itu Otoriter, disini Fahri Hamzah ingin menggambarkan bahwa Prabowo tidak otoriter seperti pendapat dari pihak tertentu.

Ketika Fahri Hamzah mengatakan “masalahnya adalah ada yang lepas tangan, sampe mampus KPK gk bakalan sukses kalo presidennya tidak bisa mengidentifikasi dimana perannya dalam pemberantasan korupsi, apa lagi jika dia menjadi bagian dari korupsi itu sendiri” disini Fahri Hamzah memberikan penekanan intonasi yang lebih dengan tangan mengepal dan ayunan yang begitu cepat disertai mimik wajah marah, disini Fahri Hamzah hendak menunjukan kekecewaannya terhadap pemerintah pada saat ini, dan dapat diasumsikan bahwa Fahri Hamzah sedang meyakinkan bahwa sosok capres seperti Prabowo adalah pilihan yang tepat untuk dapat menyelesaikan permasalahan korupsi di Indonesia

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Fahri Hamzah memiliki loyalitas dan keyakinan yang besar terhadap Prabowo sebagai solusi dari berbagai permasalahan di Indonesia, sama seperti Fadlizon. Mereka yakin bahwa Prabowo mampu untuk menyelesaikan permasalahan itu semua dan dari sini saya dapat menyimpulkan, bahwa dukungan terhadap Prabowo yang diberikan oleh Fadlizon dan Fahri Hamzah memang “murni” karna keyakinan mereka jika Prabowo menjadi presiden maka segala permasalahan yang ada dapat terselesaikan.




Sumber : Herman Strehle “gesten, meinen und gebarden”

http://www.youtube.com/watch?v=bwnavujDjRc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun