Mohon tunggu...
ANAK ALAM INDONESIA
ANAK ALAM INDONESIA Mohon Tunggu... -

MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS JAYABAYA yang sedang belajar ILMU PERNYATAAN

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kaitan Bahasa Tubuh Sesorang dengan Metakognisi

27 Juni 2014   07:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:40 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia adalah makhluk social, artinya ia tidak mampu hidup sendiri tetapi harus hidup berkelompok, dalam hidup berkelompok tersebut individu harus saling menyesuaikan diri agar dapat hidup bersama-sama dengan rukun. Untuk dapat saling menyesuaikan diri dengan baik diperlukan rasa saling pengertian baik pula, ialah pengertian tentang apa yang diinginkan teman sekelompok dan tentang apa yang tidak diinginkan.

Bagaimana cara mengetahui apa yang diinginkan atau yang tidak diinginkan teman sekelompok ?, selain dengan komunikasi langsung secara verbal anda pun bisa dengan melihat tingkah laku individu tersebut dalam bentuk gerakan-gerakan pada tubuhnya. Dengan melihat gerakan-gerakan tubuh dari individu tertentu maka kita akan tau metakognisi dari individu tersebut, apa individu itu sedang marah, tenang atau tegang.

Berikut saya akan sedikit menggambarkan gerakan-gerakan tubuh yang menggambarkan metakognisi dari individu tertentu.

1. berikut uraian gerakan seorang individu dengan melempar kepala kebelakang, tangan mengepal, pandangan yang miring, dan bentuk alis yang turun.

Melempar kepala kebelakang menurut Herman Strehle dalam buku Meinen, Gesten Und Gebarden “kepala dilempar kebelakang, maka semakin menimbulkan sikap menentang”

Tangan yang mengepal menurut Herman Strehle dalam buku Meinen, Gesten Und Gebarden “mengepal tangan merupakan senjata untuk mengancam, berkelahi (dorongan untuk agresi)”

Pandangan yang miring menurut Herman Strehle dalam buku Meinen, Gesten Und Gebarden “ pandangan miring menyatakan bahwa seseorang merasa tersiksa, mengalami sakit atau tidak senang”

Alis yang turun menurut Herman Strehle dalam buku Meinen, Gesten Und Gebarden merupakan bentuk ekspresi dari kemarahan

Dari beberapa indikator diatas yang meliputi melempar kepala kebelakang, tangan mengepal, pandangan yang miring dan alis yang turun, maka kita dapat mengatakan bahwa individu yang melakukan gerakan tersebut sedang merasa ada hal yang tidak bisaia terima, dengan demikian dapat disimpulkan individu tersebut sedang “marah”. Dan gerakan-gerakan tersebut adalah sebuah gambaran dari sikap kemarahannya.

2. berikut uraian gerakan dari seorang individu dengan kepala tegak, menurunkan bahu dan cara duduk.

Kepala tegak menurut Herman Strehle dalam buku Meinen, Gesten Und Gebarden “kepala tegak menimbulkan perasaan bebas dan merasa yakin akan diri sendiri”

Herman Strehle dalam buku Meinen, Gesten Und Gebarden juga mengatakan jika individu menunjukan proses motoris berupa menurunkan bahu maka isi dari psikis individu tersebut adalah perasaan bebas dan yakin akan diri sendiri

Cara duduk tenang menurut Herman Strehle dalam buku Meinen, Gesten Und Gebarden “cara duduk tenang yaitu bersandar dengan melemaskan urat-urat, terutama melemaskan tungkai kaki”

Dari beberapa indicator diatas yang meliputi kepala tegak, menurunkan bahu dan cara duduk, maka kita dapat mengatakan bahwa individu tersebut memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap lingkungannya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa individu ini ada dalam kondisi tenang (rileks), dan gerakan-gerakan tersebut adalah gerakan yang dapat menggambarkan rasa kepercayaan individu terhadap lingkungannya.

gerakan-gerakan dari bagian tubuh pada individu tertentu dapat menggambarkan metakognisi dari individu tersebut, dengan memahami gerakan tubuh maka kita akan mengetahui kondisi psikologis individu lain tanpa perlu disampaikan secara verbal, dengan demikian akan memudahkan kita dalam proses saling menyesuaikan diri satu sama lain demi tercapainya kehidupan yang rukun.

Semoga bermanfaat

Sumber : Herman Strehle (Meinen, Gesten, Und Gebarden)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun