Di tengah Ramadhan masih menemani,
Di tengah kerumunan penjual takjil dengan berbagai harga
Di tengah hangatnya cengkarama malam hari dengan sesama orang yang tidak tarawih
Dan di tengah sepertiga malam yang bingung dengan pemuda yang sedang berdoa
12 ramadhan kali ini mungkin akan menjadi sebuah tahun terakhir dengan tongkrongan teman teman seperjuangan yang telah mulai meninggalkan keperjakaannya dengan memilih untuk berkeluarga dengan para perempuan perempuan yang mencuri mereka dari tongkrongan. Ada beberapa yang telah berusaha memiliki seorang keturunan didalam perut para pasangan mereka.
Teringat seringkali di setiap sore hari, kami berkeliling untuk mendapatkan sesuatu untuk membatalkan puasa kita Bersama, entah pada saat siang hari, ataupun di waktu yang tepat, di magrib tentunya. Menjelang malam, di duduk di antara ramainya bulan Ramadhan sembari bercerita mulai dari lahirnya Socrates hingga terjadinya isra miraj. Obrolan yang berisi tentang kopi dengan iringin alcohol hingga di akhiri dengan bagaimana kita akan mati nantinya. Tentu dengan selingan seberapa cantik para perempuan yang pernah buat kita tersenyum di kala melihat notifikasi whatsapp kita. Beberapa malam kadang di isi dengan bermain game, berisi hal yang bertujuan menghilangkan stress namun berakhir dengan sakit kepala karena kalah dengan beruntun. Â Karena obrolan yang tidak karuan, tanpa sadar sudah waktunya untuk memikirkan sahur apakah kita... sebuah obrolan yang berhasil membuat salah satu dari kita mentraktir kita sahur, namun berakhir buka puasa di saat shalat subuh selesai.
Satu persatu tongkrongan ini mulai sepi dengan memilih untuk pulang kerumah meraka masing masing dengan izin yang sama, ibu bapak sepertinya sudah mencari kita ... pelan pelan namun pasti, mereka akhirnya pulang bahkan ada yang sudah tak kunjung datang Kembali, seperti telah pergi Bersama keluarga kecil yang baru mereka bangun beberapa waktu lalu, sesekali mengabari tapi tongkrongan kemarin sepertinya akan berubah menjadi reuni keluarga kecil yang akan kita bangun nanti. Pada akhirnya kita akan Kembali di sepertiga malam, namun kali ini kita berbincang dengan tuhan, jikalau teman tongkrongan telah membangun keluarga kecil mereka, lantas untuk kita yang belum ini, apakah juga memiliki kesempatan untuk memilikinya ...
Ketakutan ketakutan kecil mulai menghantui kita yang belum memilikinya, ketakutan ketakutan kecil yang membuat kita akan berada dalam zona asing Ketika tongkrongan tersebut berkumpul Kembali, lagi dan lagi mendapatkan ketakutan, bagaimana jika usaha yang kita lakukan gagal, bagaimana jika terlambat. Ketika usaha yang dilakukan terlambat dan orang yang ingin di jadikan keluarga tersebut telah di renggut oleh orang lain.
Tanpa sadar hanya dengan berfikir begitu banyak membuat kepala  dipenuhi beban. Tanpa sadar hanya secangkir kopi yang menemani kita berfikir sembari berdoa dimalam ini, semoga dia bersabar dan semoga tidak ada yang merebutnya, sebelum pemuda yang beranjak tua ini berhasil mengumpulkan hal hal yang dapat membuat dia menjadi keluargaku, agar di 12 ramadhan selanjutnya kami dapat berkumpul dengan keluarga kecil kami dan keluarga kecil tonkrongan kita, jika tidak ... mungkin kita akan menua Bersama secangkir kopi yang tak kunjung habis karena terlambat untuk mengambil keputusan antara meneguknya atau sekedar menghirup aromanya.
12 Ramadhan 1444 H