Mohon tunggu...
Fiqran Nugraha
Fiqran Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Sebuah Akun Dengan Coretan pribadi

Line : fiqrannugraha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apakah Ramadan Mengajarkan Sikap Boros dan Hedonisme?

28 Juni 2016   01:27 Diperbarui: 28 Juni 2016   12:20 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: anythingjakarta.com

Bulan suci Ramadan adalah bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat muslim  di seluruh Penjuru dunia ini, terkhusus di negara mayoritas muslim yaitu Indonesia. Semangat akan bulan juga sangat terasa baik bagi orang muslim maupun non muslim, layaknya sudah menjadi kebiasaan yang ada di negara ini. Mulai dari usia muda hingga di usia tua sangat senang dikarenakan menurut pandangan agama islam di bulan inilah pahala berlipat ganda yang dapat kita beroleh dari sang maha manifestasi ALLAH SWT.

Namun Ada keganjalan kecil yang dihadapkan ketika kita berada di tengah tengah masyarakat indonesia ketika berada di bulan suci ramadan ini, Bulan ini rumah makan dipenuhi oleh masyarakat entah itu dari kalangan atas menengah bahkan beberapa kalangan bawah. Di bulan ramadan ini bukti nyata masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang sangat konsumtif, kita bisa lihat secara langsung cukup dengan berjalan berkeliling kota di kota besar pada saat menjelang waktu berbuka puasa.

Titik permasalahan bukan berada pada saat berbukanya namun berada pada maraknya pengadaan buka puasa bersama di beberapa lokasi makan yang membuat kebutuhan akan uang tunai pada saat bulan suci ramadan menjadi meningkat, ini dibuktikan dengan informasi yang diberikan oleh Bank Indonesia melalui Kompas.com, kebutuhan akan uang tunai pada saat ramadan dan menjelang idul fitri tahun 2016 ini mencapai RP.160,4 Triliun bahkan ini menyebabkan komsumsi meningkat dari bulan lainnya.

Di bulan ini juga masyarakat akan lebih boros, dengan munculnya ustad bahkan seorang tokoh yang tiba-tiba terkenal karena menjadi seorang ustad dengan membawa label ataupun brand terkenal di pakaiannya. Pada saat ini paradigma masyarakat juga akan lebih mudah untuk dikontruksi lebih lanjut untuk menjadi lebih konsumtif.

Ketika melihat dalam realitas pada bulan ini rata-rata masyarakat memaksakan diri melakukan sebuah bakti sosial, yang titik lanjutnya bukan lagi menjadi esensi bakti sosial tetapi menjadi sebuah ajang memamerkan diri bahwa kita sudah melakukan sebuah bakti sosial dengan bantuan smartphone tentunya. Ketika kita melihat esensi yang salah satunya bisa kita lihat pada Surah AL-Baqarah Ayat 183-184.

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu), memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (Al-Baqarah: 183-184). 

Allah Ta’ala mengabarkan tentang segala yang Dia karuniakan kepada hamba-hambaNya dengan cara mewajibkan atas mereka berpuasa sebagaimana Allah telah mewajibkan puasa itu atas umat-umat terdahulu, karena puasa itu termasuk di antara syariat dan perintah yang mengandung kemaslahatan bagi makhluk di setiap zaman, berpuasa juga menambah semangat bagi umat ini yaitu dengan berlomba-lomba dengan umat lain dalam menyempurnakan amal perbuatan dan bersegera menuju kepada kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan puasa itu juga bukanlah suatu perkara sulit yang merupakan keistimewaan kalian.

Kemudian Allah Ta’ala menyebutkan hikmah disyariatkannya puasa seraya berfirman Agar kamu bertakwa, "karena sesungguhnya puasa itu merupakan salah satu faktor penyebab ketakwaan, karena berpuasa adalah merealisasikan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Dan di antara gambaran yang meliputi ketakwaan dalam puasa itu adalah bahwa orang yang berpuasa akan meninggalkan apa yang diharamkan oleh Allah seperti makan, minum, melakukan jima' dan semacamnya yang sangat diinginkan oleh nafsunya dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah seraya mengharapkan pahala dalam meninggalkan hal-hal tersebut.

Inilah hal yang merupakan ketakwaan, di antaranya juga sebagai gambaran bahwasanya orang yang berpuasa itu melatih dirinya dengan selalu merasa diawasi oleh Allah Ta’ala, maka meninggalkan apa yang diinginkan oleh nafsunya padahal dia mampu melakukannya karena dia tahu bahwa Allah melihatnya.

Gambaran lain dalam puasa adalah bahwasanya puasa itu mempersempit gerakan setan, karena setan itu selalu berjalan dalam tubuh manusia seperti jalannya darah, maka puasa akan melemahkan pengaruhnya dan meminimkan kemaksiatan, di antaranya juga bahwa seorang yang berpuasa biasanya akan bertambah ketaatannya, sedang ketaatan itu adalah gambaran dari ketakwaan, yang lainnya lagi adalah bahwa orang yang kaya bila merasakan susahnya kelaparan, pastilah ia menghibur kaum miskin lagi papa, dan ini pun dari gambaran ketakwaan. 

Kembali lagi ketika melihat Realitas bebrapa masyarakat hari ini, apakah berpuasa dan bulan suci ramadan itu mengajarkan tentang berfoya-foya, realitas sosial hari ini, bulan ini justru mengisyaratkan logika untuk beli, beli, beli dan beli, bahkan pamer dan pamerkanlah jangan sampai kita terkonstruk oleh pemahaman ini yang justru di bulan ini bisa menjadi pendangkalan agama.

Bahkan di seluruh kitab suci yang ada di dunia ini tidak pernah mengajarkan untuk boros, sebaiknya kita sadar akan hal ini. 

---

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun