bukankah semua ini pernah kita tulisÂ
didalam secarih kertas yang tertanam
di tempat dari salah satu penghasilÂ
pandangan dunia ini
didalam kertas putih yang suciÂ
yang kita gores dengan tinta indahÂ
mulai mnegotori nuansa suciÂ
namun itu membuatnya menjadi lebih indah
namun kini tulisan yang kita buatÂ
di secarih kertas ini sudah tidak lagi
tidak lagi seperti yang kemarin
kini kertas ini tak berjiwaÂ
kini kita memiliki secarih kertas yang baruÂ
namun tidak lagi menulis untuk judul yang sama
tetapi memiliki judul yang berbeda
akan tetapi tetap menulis bersamaÂ
kita menulis bersama sekali lagi
tetapi kali ini engkau menulis untukmu
aku menulis untukku
semoga cerita yang engkau tulis dapat kembali di satukanÂ
dalam sebuah cerita di masa nanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H