Mohon tunggu...
Fiqra Muhamad Nazib
Fiqra Muhamad Nazib Mohon Tunggu... Guru - AL-INSAN

Seorang mahasiswa di Universitas Garut dan seorang santri di Ponpes Al-Mubarak Salafiyyah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Beramadanlah di Luar Ramadan

28 Mei 2020   13:11 Diperbarui: 5 September 2020   21:43 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan merupakan bulan yang penuh ampunan dan rahmat, semua orang berlomba-lomba melakukan amalan kebaikan. Bulan yang diibaratkan sebagai tanah yang subur yang siap ditaburi benih-benih kebajikan, semua orang dipersilahkan untuk menabur, kemudian pada waktunya menuai hasil sesuai dengan benih yang ditanamnya.

Bagi yang lalai, tanah garapannya hanya akan ditumbuhi rerumputan yang tidak berguna. Namun, tidak terasa bulan Ramadan telah usai. Benih-benih kebajikan tak lagi bertaburan, buah hasil benih tersebut hanya panen sampai batas hari kemenangan saja (idul fitri). Lalu mengapa bulan Ramadan berakhir amalan-amalan kebajikanpun ikut berhenti?

Menurut M. Quraish Shihab terdapat beberapa tipe orang dalam beribadah. Pertama tipe seorang "arif" yang memandang bahwa ibadah merupakan balas jasa bukan mengharap imbalan surgawi atau karena takut siksa neraka. Dia menyadari bahwa betapa bijaksana tuhan dalam segala ketetapan dan perbuatannya. Dari kesadaran akan kebijaksanaan tuhan, ia yakin bahwa di manapun ia ditempatkan pasti penempatan tersebut merupakan yang terbaik.

Kedua tipe seorang "pedagang", yaitu melakukan ibadah demi memperoleh imbalan yang menyenangkan (Surga). Ketiga tipe seorang "budak" yang takut terhadap majikannya. Seseorang yang beribadah karena dorongan takut siksa neraka pada hakikatnya. Keempat tipe seorang "robot", ia beribadah sesuai dengan apa yang dia inginkan, karena yang memprogramkannya adalah seseorang  yang telah tenggelam oleh hawa nafsunya sendiri. 

Tipe ibadah manakah kita? marilah intropeksi diri sendiri.

Dinukil oleh imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab "Latha-iful ma'aarif" (hal. 313) Imam Bisyr bin al-Harits al-Hafi pernah ditanya tentang orang-orang yang hanya rajin dan sungguh-sungguh beribadah di bulan Ramadhan, maka beliau menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang sangat buruk, karena mereka tidak mengenal hak Allah kecuali hanya di bulan Ramadhan, (hamba Allah) yang shaleh adalah orang yang rajin dan sungguh-sungguh beribadah dalam setahun penuh".

Imam Asy-Syibli pernah ditanya: Mana yang lebih utama, bulan Rajab atau bulan Sya'ban? Maka beliau menjawab: "Jadilah kamu seorang Rabbani (hamba Allah Ta'ala yang selalu beribadah kepada-Nya di setiap waktu dan tempat), dan janganlah kamu menjadi seorang Sya'bani (orang yang hanya beribadah kepada-Nya di bulan Sya'ban atau bulan tertentu lainnya).

karena itu, kapanpun  dan dimanapun hendaklah kita selalu melakukan amal-amal kebaikan, Mengutip ungkapan dari dai sejuta umat Zaenudin M.Z., "beramadanlah diluar ramadan" (melakukan hal-hal kebaikan pada bulan-bulan lainnya seperti saat berpuasa pada bulan Ramadan). Jadikanlah bulan ramadan menjadi titik acuan dan motivasi untuk bulan-bulan lainnya dalam beribadah, semoga Allah senantiasa memberi keteguhan kepada kita agar tetap beristiqamah.

Aaminn ya Rabbal 'Alamin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun