Mohon tunggu...
Fiqram Iqra Pradana
Fiqram Iqra Pradana Mohon Tunggu... Freelancer - Menyukai hal yang berbeda

Biasa saja!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cara agar Anda Menemukan Keaslian Diri

31 Desember 2019   08:40 Diperbarui: 31 Desember 2019   19:33 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber gambar: bodyflows.com)

"Langkah seribu berawal dari langkah pertama" (Anonim).

Mungkin perumpamaan di atas bisa digunakan untuk menggambarkan sebuah perjalanan. Yah perjalanan.

Perjalanan adalah sebuah proses bergerak dari satu tempat ke tempat lain, atau dari satu keadaan yang biasa menuju keadaan yang lebih baik. Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda-beda dan itulah yang menjadi pembeda.

Kehidupan adalah sebuah kesempatan untuk memberikan yang terbaik, mempersembahkan yang terbaik. Untuk siapa? sebenarnya untuk kita sendiri dalam mengukir sejarah diri dalam perjalanan kehidupan agar dikenang. Betulkah untuk dikenang?

Saya merasa banyak orang hebat yang telah mati, kemudian dikenang oleh orang banyak tanpa keinginan dikenang sebelumnya. Dikenang dengan baik bahkan menjadi sejarah adalah sebuah konsekuensi dari persembahan terbaik kita terhadap kehidupan ini.

Berbuat baik adalah fitrah manusia. Mengapa bisa demikian? Cobalah untuk menolong orang yang lagi membutuhkan.

Misalnya ketika lagi di jalan dan menemukan pengemis, cobalah untuk memberinya uang. Saya bisa pastikan ada rasa kebahagiaan tersendiri ketika menolong orang lain. Nah itulah tanda bahwa fitrah manusia adalah berbuat baik.

Dalam kehidupan ini, tidak jarang aktivitas yang kita lakukan itu karena meniru orang lain. Lebih tepatnya ikut-ikutan. Mungkin karena manusia senang dipuji maka terkadang mereka bisa melakukan hal-hal yang jauh dari sifat aslinya.

Misalnya tiba-tiba dermawan dengan memberikan uang kembalian kepada pelayan di cafe, padahal ketika membeli ikan di pasar ia menawarnya dengan harga paling rendah!

Inilah yang disebut sifat followers, ikut-ikutan. Karena kebiasaan seperti ini terkadang dan terlalu sering orang-orang tidak memasang pikirannya. Hanya mengandalkan emosi, hasrat, dan nafsunya dalam membuat keputusan atau menentukan pilihan hingga tidak jarang berbuah hal yang tidak bermanfaat dan merugikan dirinya.

Inilah masalah masyarakat modern. Sering ikut-ikutan sehingga kehilangan keaslian diri. Sering melihat keluar diri dan jarang melihat apalagi mempelajari diri sendiri. 

Seakan-akan yang terpenting adalah komentar baik orang lain bahwa hidup yang dijalaninya baik-baik saja tanpa merasakan kenyamanan apalagi kebahagiaan menjadi diri sendiri. Sangat palsu dan menderitanya orang seperti ini.

Tidak sedikit orang yang seperti ini. Cara berpikir seperti ini telah mendominasi kehidupan modern. Maka jangan heran tren hijrah tiba-tiba mendominasi gaya hidup milenial karena lagi tren aja.

Pentingnya Keaslian Diri
Orang yang berkarya dengan percaya diri adalah tanda bahwa ia telah selesai dengan dirinya. Selalu berusaha memberikan yang terbaik. Dan yang terpenting, ia tidak memaksakan kehendaknya terhadap orang lain.

Jika seseorang tersebut memiliki seseorang yang diidolakan dan menjadikannya sebagai role model maka ia akan mengikutinya secara kritis dan penuh pertanyaan. Mengikuti hal yang baik dan tidak mengikuti yang tidak baik. Ia menjadikan role model tersebut sebagai semangat baru untuk semakin menemukan keaslian dirinya.

Namun sebaliknya, jika orang yang sering ikut-ikutan yang memiliki role model maka yang ia lakukan adalah menjadikan role model-nya sebagai berhala dan manusia sempurna tanpa cacat yang perlu ditiru 100 persen.

Apapun yang dilakukan oleh role modelnya maka ia akan lakukan pula. Inilah tanda kehilangan keaslian diri. Dan bisa jadi orang seperti ini tidak memiliki prinsip hidup.

Jika kita belum menemukan keaslian diri, kita selalu menuntut lingkungan atau orang-orang sekitar untuk mengikuti pikiran dan memaksakan keinginan kita kepada orang lain.

Inilah yang berbahaya. Padahal fitrahnya manusia itu selalu berbeda. Bahkan ilmu modern fisika kuantum saja membuktikan hal ini dan dikenal istilah diferensiasi. 

Penghambat Utama Kita Tidak Asli
Ada dua hal yang menyebabkan kita tidak asli dalam berkarya. Pertama, standar karya kita terlalu tinggi dari kemampuan yang kita miliki. Kedua, kemampuan luar biasa yang kita tidak sadari akibat pengaruh lingkungan yang negatif.

Standar karya kita yang terlalu tinggi tanpa diiringi dengan kemampuan atau kualitas yang tidak ditingkatkan, menyebakan kita melakukan copy paste. Perilaku copy paste adalah meniru atau menjiplak karya orang lain dan mengklaimnya sebagai karya pribadi.

Pada akhirnya tidak akan ada karya asli bagi mereka, yang penting adalah karya tersebut baik membuat citranya baik di mata orang-orang di sekitarnya.  Orang seperti ini akan merasakan kesempitan dalam berkarya karena karyanya sangat tergantung dari karya orang lain.

Faktor lingkungan sangat penting dalam membantu kita menemukan keaslian diri. Mungkin pernah mendengar cerita atau dongeng tentang anak elang yang hidup menjadi ayam karena dibesarkan oleh induk ayam? Padahal setiap pagi anak elang tersebut menatap ke langit dan melihat elang terbang bebas.

Nah itulah salah satu contoh pengaruh lingkungan. Lingkungan sangat mempengaruhi pikiran dan perilaku kita. Jika buruk maka buruk pula, yang paling sial jika lingkungan tersebut membuat kita tidak sadar! Apalagi sampai tidak percaya dengan diri sendiri. Banyak contoh untuk hal ini.

Tips Menemukan Keaslian Diri
Penting sekali kita menemukan keaslian diri dan menjalani kehidupan dengan keaslian diri. Maka dari itu ada beberapa cara untuk menemukan keaslian diri.

  • Pertama, penerimaan diri. Menerima diri dan menghargai setiap kekurangan itu sangat penting sebagai landasan percaya diri. Karena jika kita tidak melakukan penerimaan diri dan bersyukur atas setiap hal yang ada pada diri maka akan berujung pada stres. Jika stres maka yang timbul adalah keluhan dan ujung keluhan adalah penyakit.

  • Kedua, membaca buku. Membaca buku adalah cara paling cerdas untuk menambah wawasan dan memperluas pengetahuan. Dengan bertambahnya wawasan, kita bisa memilih dan mempertimbangkan berbagai hal termasuk pilihan-pilihan baik dalam menjalani hidup. Dengan luasnya pengetahuan, kita memiliki pikiran yang tidak statis alias bisa berkembang tanpa didikte oleh lingkungan terdekat lagi.

  • Ketiga, melakukan kontrol hidup. Mulai sekarang sadarilah hidup Anda. Bukan berarti saya katakan bahwa selama ini Anda tidak sadar tapi, Anda menjalani hidup Anda tanpa kesadaran penuh. Ini berbahaya. Padahal segala perjalanan yang kita lalui dalam hidup ini adalah tanggung jawab pribadi.

    Kontrol pergaulan Anda, kontrol sosial media Anda, kontrol pikiran Anda. Jangan sampai Anda dikontrol oleh sesuatu di luar diri Anda. Anda harus mengatur hidup Anda. Mulai sekarang!

  • Keempat, perbanyak pengalaman. Rekam jejak hidup Anda melalui pengalaman yang Anda lalui. Ukirlah yang terbaik untuk setiap pengalaman Anda. Dengan berbagai pengalaman tersebut Anda menjadi semakin mengenal diri dan mampu mengenali hal yang Anda bisa, Anda senangi, Anda kuasai yang berujung pada penemuan keaslian diri. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun