Pernahkah kita mendengar anak penyandang tunadaksa? Terus apa itu tunadaksa? Tunadaksa berasal dari kata “tuna” yang artinya rusak atau cacat, dan “daksa” yang berarti tubuh atau badan. Jadi, tunadaksa bisa diartikan sebagai seseorang yang memiliki anggota tubuh tidak sempurna atau keterbatasan pada fungsinya. Terus apa saja yang menjadi faktor penyebabnya dan bagaimana cara memberikan layanan pendidikan bagi anak penyandang tunadaksa ini?
Untuk mengetahui hal tersebut, simaklah artikel di bawah ini sampai selesai!
Definisi Tunadaksa
Menurut Sugiamin dan Muslim (2012), istilah tunadaksa merupakan istilah lain dari cacat tubuh atau tuna fisik, yaitu berbagai kelainan bentuk tubuh yang mengakibatkan kelainan fungsi dari tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan yang dibutuhkan.
Menurut Somantri (2006), tunadaksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot dan sendi dalam fungsinya yang normal disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau pembawaan sejak lahir.
Menurut Departemen Kesehatan dalam Suharsiwi (2017), anak tunadaksa adalah anak yang menderita kekurangan yang sifatnya menetap pada alat gerak (tulang, otot, sendi) sedemikian rupa sehingga untuk berhasilnya pendidikan mereka perlu mendapatkan perlakuan khusus.
Nah, dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa tunadaksa adalah suatu kondisi dimana anggota tubuh mengalami gangguan pada fungsi gerak sehingga perlu mendapatkan perlakuan khusus.
Penyebab Tunadaksa
Tunadaksa bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor keturunan, penyakit bawaan lahir, atau kecelakaan. Dilihat dari waktu terjadinya, faktor yang menjadi penyebab tunadaksa antara lain sebagai berikut:
1. Sebelum lahir (fase prenatal)
Terjadi ketika bayi masih dalam kandungan, penyebabnya: infeksi kandungan, kelainan kandungan, penggunaan radiasi yang berlebihan, ibu mengalami trauma.