Mohon tunggu...
Aksara Diraya
Aksara Diraya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Mahasiswa Hukum Yang Suka Nulis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pengembangan Transportasi di Daerah: Menuju Solusi dengan Autonomous-Rail Rapid Transit (ART)

10 Juni 2024   08:43 Diperbarui: 10 Juni 2024   10:58 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Di daerah saya, pengembangan transportasi terus mengalami perubahan signifikan seiring dengan pertumbuhan kota dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Selama ini, transportasi publik seperti bus, angkot, dan ojek menjadi tulang punggung mobilitas warga. Meskipun cukup memadai, ada beberapa kendala yang perlu diatasi untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan.

Transportasi publik di daerah saya sudah cukup menopang aktivitas harian masyarakat, namun belum optimal. Kendala seperti kemacetan, rute yang tidak efisien, dan kenyamanan yang kurang menjadi masalah yang kerap dihadapi. Banyak masyarakat yang akhirnya memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk mobilitas sehari-hari, yang justru memperparah kemacetan dan polusi udara.

Belum lama ini, Presiden Joko Widodo mendorong pemerintah daerah untuk membangun transportasi publik baru yang dinamakan Autonomous-Rail Rapid Transit (ART). ART merupakan sistem transportasi berbasis rel otomatis yang diharapkan bisa menjadi solusi atas berbagai permasalahan transportasi yang ada. ART memiliki beberapa keunggulan seperti efisiensi, ketepatan waktu, dan ramah lingkungan. Dengan teknologi ini, diharapkan masyarakat dapat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum yang lebih efisien dan nyaman.

Namun, pembangunan ART tentu memerlukan biaya yang besar. Pemerintah daerah bisa membiayai sebagian proyek ini melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Tetapi, mengingat besarnya investasi yang dibutuhkan, kolaborasi dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat penting. 

Bentuk formasi pembiayaan yang bisa direalisasikan meliputi:

1. Pendanaan dari APBD untuk tahap perencanaan dan sebagian konstruksi.

2. Dukungan dari APBN untuk konstruksi dan pengadaan teknologi ART.

3. Skema pembiayaan bersama di mana pemerintah pusat dan daerah berbagi biaya berdasarkan proporsi yang telah disepakati.

4. Kemitraan publik-swasta untuk mengurangi beban APBD dan APBN.

Setiap daerah tentu akan menghadapi kendala dalam implementasi ART, seperti keterbatasan anggaran, hambatan teknis dan logistik, kesiapan masyarakat, dan regulasi serta perizinan yang kompleks. Untuk itu, diperlukan perencanaan yang matang dan koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah.

Budaya menggunakan transportasi umum di daerah saya masih kurang berkembang. Kebanyakan masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena dianggap lebih nyaman dan fleksibel. Namun, ada keinginan dari sebagian masyarakat untuk beralih ke transportasi umum yang lebih baik, jika tersedia pilihan yang efisien dan nyaman seperti ART.

Dengan adanya transportasi umum yang lebih efisien dan nyaman, diharapkan dapat mengubah paradigma masyarakat tentang transportasi. Kendaraan pribadi dianggap lebih fleksibel, tetapi dengan transportasi umum yang terjadwal dan tidak macet, masyarakat bisa lebih menghemat waktu dan biaya. Selain itu, penggunaan transportasi umum yang lebih banyak dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara di kota.

Pengembangan transportasi di daerah, terutama dengan inisiatif seperti ART, memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi masalah transportasi yang ada. Keberhasilan implementasi ini sangat bergantung pada kesiapan pemerintah daerah, dukungan finansial dari pemerintah pusat, dan penerimaan masyarakat. Dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi yang baik, ART bisa menjadi solusi transportasi yang dinantikan di banyak daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun