Mohon tunggu...
Fiqi Indra Fahlupi
Fiqi Indra Fahlupi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menulis karena hidup, hidup bukan karena menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dialog Sepi, mencari arti makna tanpa bertanya

18 Agustus 2020   21:50 Diperbarui: 12 Desember 2020   21:18 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Langit pun juga sering berdusta dan wanita yang sulit diterka

"Aku percaya jika setiap orang punya kisah bahagia, aku juga percaya bahwa setiap orang juga punya kisah kelamnya. Dan tulisan ini adalah tentang kisah bahagia yang burujung kelam ku"

Biarkanlah aku awali tulisan ini dengan analogi tentang langit yang sering berdusta. Agar kau bisa dengan mudah memahami apa yang sebenarnya ingin ku sampaikan dalam tulisan ini. Aku tidak mau kau salah memahami tulisan ini. Karena tulisan akan selalu mulitmakna.

....

Kata siapa langit tak pernah berbohong ? si langit juga bisa membohongi kita dengan mendatangkan mendung yang ternyata tak hujan, terik yang ternyata tak panas, dan cuaca yang tidak tertebak lainnya. iya kan ?

Seperti itulah lelaki saat menghadapi wanita. Wanita adalah si langit yang tak tertebak. Menghadirkan bahagia tapi tiba tiba juga bisa hadir membawa resah yang menjadi luka. Seperti kisahku yang bahagia melihatmu menikmati setiap canda tawa yang dilontarkan sewaktu bersama dengannya. Dia yang selalu Merespon setiap wa yang kukirim dengan penuh kehangatan. 

Namun tiba tiba dia bersikap sebaliknya, canda yang sudah kusiapkan sejak lama tak bisa kusampaikan karena dia selalu menolak dan menghindar saat ku ajak bersua. Kehangatan dalam setiap wa perlahan hilang dan berubah menjadi kebekuan dan kekakuan. Sebagai lelaki aku pasti bingung. Apa yang sebenarnya terjadi, kemana dia yang dulu ?

........

Sebentar ! Apakah itu bisa dikatakan jika langit membohongi kita ? bukankan itu salahmu sendiri yang tak bisa mengerti dan memahami langit itu ! karena faktanya langit dengan cuacanya adalah hal yang pasti. Jadi jangan salahkan silangit dengan logika yang tak masuk akal itu !

Sekarang Seperti itulah isi perasaanku tentang dia. Aku tidak lagi menyalahkan dia  karena kamu yang tidak seperti dulu. Itu semua terjadi karena aku yang tak mengerti bahwa sejak awal hatinya tak pernah untuku. Sejak awal dia hanya hadir saat dia merasa sepi menghampiri, dia datang hanya karena aku yang terlalu bodoh menganggap semua responnya adalah balasan sebuah rasa. Nyatanya tidak, dia hanya merasa nyaman oleh sikapmu yang selalu mendatangkan canda dan tawa.

 Nyatanya dia tak pernah berdusta, nyatanya wanita bukan sulit diterka, nyatanya aku yang terlalu berharap dan membohongi diri sendiri dengan menganggapnya juga punya rasa yang sama

...

Tapi bukankah ramalan cuaca juga seringkali tak tepat ? ramalan cuaca yang dibuat oleh para ahli yang mengerti dan memahami betul tentang langit dan cuacanya. Bahkan kim jon un pernah menghukum mati seorang ahli cuaca hanya karena ramalan cuacanya salah dan membuatnya salah kostum.

Itulah yang aku pahami sekarang. Sebanyak apapun ilmu yang aku tau tentang memahami wanita, sebanyak apapaun pengalamanku menjalin ikatan rasa dengan wanita. Tak akan pernah membuatku menjadi lebih baik dalam memahami dan mengerti tentang wanita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun