Mohon tunggu...
Fiqi Indra Fahlupi
Fiqi Indra Fahlupi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Menulis karena hidup, hidup bukan karena menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Fenomena Diskusi Online Saat Merebaknya Pandemi Covid-19, Kehausan Mencari Ilmu atau Formalitas?

16 April 2020   21:08 Diperbarui: 21 Oktober 2020   22:02 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini akan membahas dan menganalisis tentang merebaknya diskusi online ditengah fenomena pandemi covid-19 di Indonesia. hal ini penting untuk dibahas sebagai sebuah renungan dan pembelajaran  juga kritikan baik untuk penulis maupun pembaca terhadap pelaksanaan diskusi berbasis Online.

 Semoga bermanfaat !

Awal tahun 2020 menjadi awal tahun yang akan selalu diingat dalam hati masyarakat dunia khsususnya di Indonesia. Pengumuman dua pasien positif corona oleh presiden Jokowi pada awal bulan maret membuka kasus-kasus selanjutnya yang semakin memperparah jumlah penderita pandemi covid-19. Sampai artikel ini ditulis saja jumlah pasien positif covid-19 sudah menembus angka 5.136 (Compas.com:2020) dan angka ini bisa terus bertambah. Himbauan untuk physical distancing yang sekarang diperkuat dengan landasan kebijakan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) pun semakin gencar dilakukan oleh pemerintah. Semua lapisan masyarakat terkena imbas dari adanya pandemi covid-19 ini.

Mahasiswa sebagai salah satu stakelholder masyarakat juga terkena imbas dari adanya pandemi covid-19. Kegiatan perkuliahan di ubah menjadi perkuliahan berbasis digital, semua ruang kelas dikosongkan diganti menjadi kuliah online. Selain kegiatan perkuliahan, kegiatan kemahasiswaan lainnya juga dirubah menjadi berbasis digital.

Salah satunya yang sedang merebak akhir-akhir ini adalah kegiatan diskusi yang semuanya diganti menjadi diskusi online lewat media-media digital seperti group wahatsapp, zoom, atau streaming instagram. Disinilah poin utama artikel ini. Tentang merebaknya diskusi online di tengah fenomena Covid-19. Hal ini tentu sebuah hal yang bagus, karena pandemi covid-19 ternyata tidak menghalangi semangat mahasiswa untuk tetap bisa berdiskusi. Namun hal yang bagus bukan berari tanpa kekurangan dan masalah.

Diskusi Online, Apakah Hanya Sekedar Formalitas ?

Sebenarnya diskusi online sendiri sudah ada sebelum adanya covid-19, Hanya saja saat fenomena pandemi Covid-19 kuantitasnya semakin bertambah.  Bahkan di lingkungan penulis sendiri, setiap hari pasti ada pelaksanaan diskusi online terutama lewat group whatsapp. Namun ternyata 

Pergeseran budaya diskusi tatap muka menjadi diskusi online melahirkan masalah-masalah baru seperti  banyaknya organisasi yang membuat diskusi online hanya sebagai sebuah ajang untuk melebur atau melepas  tangggung jawab program kerjanya. Walaupun hal ini baik, tapi tidak bisa dibenarkan. 

Karena organisasi banyak yang membuat diskusi online bukan semata-mata karena kehausan untuk mencari ilmu dan bertukar pikiran, melainkan karena paksaan program kerja yang sudah di sepakati bersama. Banyak organisasi yang kebingungan untuk melaksanakan program kerjanya dan menjadikan diskusi online sebagai pelarian untuk cari aman. Bahkan parahnya ada beberapa diskusi online yang dilaksanakan oleh mahasiswa merupakan pesananan dari oknum  untuk menggiring opini mahasiswa. Selain itu diskusi online hanya dijadikan sebagai ajang untuk pamer eksistensi organisasi dan akhirnya menghilangkan esensi dari diskusi. Diskusi semacam ini Sudah jelas Hasilnya pasti adalah tidak efektif.

infografis-diskusi-online-5e987661097f3670714be892.png
infografis-diskusi-online-5e987661097f3670714be892.png
Kondisi Mahasiswa Indonesia ?

Indonesia sendiri menempati peringakt 60 dari 61 negara dalam bidang literasi dan membaca. Sungguh angka yang mencengangkan bukan ! mahasiswa tentu masuk dalam hitungan tersebut. Hal ini berimbas pada mahasiswa indonesia yang tingkat literasinya masih rendah karena malas membaca. 

Padahal diskusi online terutama lewat media group whatsapp menuntut peserta diskusi untuk aktif membaca setiap pesan yang ditulis panjang oleh pemantik. Kondisi ini seringkali menjadikan diskusi online tidak kondusif dan tidak efektif karena lebih banyak orang yang tidak membaca daripada orang yang membaca setiap pesan yang dikirimkan oleh pemantik.

Selain itu di dalam diskusi online juga rawan terjadi miskomunikasi. Karena setiap kalimat yang ditulis oleh pemantik,moderator, atau peserta diskusi menjadi multitafsir. Alhasil bukanya berdiskusi dan saling bertukar pikiran, yang terjadi malah saling adu opini dan gagasan kosong tanpa literasi.

Diskusi online mencederai Esensi dari diskusi

Diskusi adalah diskusi, bukan seminar atau sebuah presentasi tugas kuliah. Diskusi adalah sebuah forum ilmiah untuk saling bertukar pikiran megenai suatu masalah dan setiap argumentasi yang keluar bukan argumen kosong melainkan dilandasi literasi(KBBI). Komunikasi yang dibangun dalam sebuah diskusi haruslah dua arah. 

Bukan satu arah seperti seminar. Itulah alasan kenapa istilahnya bukan pembicara, melainkan pemantik. Yang tugasnya adalah memantik. Namun praktik yang terjadi pada kebanyakan diskusi online tidak seperti itu. Alih-alih mengadakan diskusi online, yang terjadi malah seminar online. Istilahnya seminar online berkedok diskusi online. Hadeuh.....

Penulis juga sudah melakukan observasi kecil-kecilan lewat kolom komentar pada instastory  untuk  meminta pandangan kawan- kawan yang lain tentang keefektifan diskusi berbasis online. Dan hasilnya sudah bisa ditebak, 100% mengatakan bahwa diskusi online kurang efektif.

Pandemi covid-19 sudah melahirkan budaya baru khususnya pada masyarakat Indonesia. hal ini mengharuskan kita untuk bisa menyesuaikan diri dalam melakukan kegiatan sehari--hari. Salah satu bentuk budaya barunya adalah semakin banyaknya diskusi online. Jelas ini tidak bisa kita tolak dan kita larang. Dan penulis juga mendukung secara penuh pelaksanaan setiap diskusi online yang di adakan.

Walaupun diskusi online menjadi sebuah jawaban dari adanya pandemi covid-19. Namun bukan berarti diskusi online tidak  kekurangan.

Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan kritikan yang membangun  bagi kita untuk membuat diskusi online yang lebih sehat dan tidak menghilangkan esensi utamanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun