Mohon tunggu...
fiqih yoagiranggawan
fiqih yoagiranggawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menata Diri demi Karir yang Dinanti

23 Januari 2024   14:00 Diperbarui: 23 Januari 2024   14:05 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karir adalah perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang. Setiap orang mempunyai impian untuk dapat meraih karir yang diinginkan atau yang dinantinya. Untuk meraih perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, tentunya kita harus melakukan suatu usaha. Sama seperti hukum tabur tuai, apa saja yang kita tabur itulah yang akan kita tuai. Demi menuai hasil yang berbuah manis, haruslah kita untuk menabur benih atau biji-biji yang manis juga. Untuk mendapatkan hasil akhir yang memuaskan, tentu ada hal yang harus kita korbankan. Dalam hal mendapatkan karir yang kita nantikan, kita harus siap untuk mengorbankan tenaga, uang, masa muda, dan lain-lain untuk karir kita.

Karir dengan mimpi kita dalam suatu pekerjaan sebenarnya mempunyai perbedaan yang sangat tipis. Seperti halnya suatu hal yang diimpikan seseorang, mereka melakukan apa saja untuk menjadikan mimpinya itu sebuah kenyataan. Begitu juga dengan karir, kita akan melakukan apapun untuk mengejar karir yang dinanti. Demi meraih karir yang gemerlang, tentu adanya persiapan yang kita lakukan. Mulai dari ranah pendidikan sampai ranah non-pendidikan. Kita perlu melakukan penataan agar semakin mudah untuk menanti karir yang kita inginkan. Kesuksesan dalam karier tidak hanya bergantung pada keahlian dan pengetahuan seseorang, tetapi juga pada kemampuan untuk mengelola diri dengan baik. Proses ini melibatkan pengembangan berbagai aspek diri, dari keterampilan interpersonal hingga manajemen waktu.

Seringkali ketika seseorang berhasil mendapatkan karir yang telah dinanti-nantikannya, ia dianggap sukses dalam hidup. Tidak sepenuhnya salah, namun tidak sepenuhnya benar juga. Proses atau penataan diri kita untuk mencapai sebuah karir yang dinanti hingga disebut kesuksesan sangat indah, karena itulah bukti nyata dari usaha kita memperebutkannya. Kita bersaing menumpahkan pikiran, tenaga, keringat, hingga darah utuk mengejarnya. Penataan diri itu harus kita lakukan guna mengejar karir impian. Dalam artikel ini akan dijelaskan bagaimana cara untuk melakukan penataan diri demi mengais karir yang dinanti;

Keluar dari Zona Nyaman

Keluar dari zona nyaman adalah hal yang dapat kita lakukan. Berhenti untuk bermain aman, kita harus bisa menempatkan diri kita untuk keluar dari apa yang telah kita kenal dan pahami. Kita harus melihat ke lingkungan lain agar mengetahui bagaimana suatu lingkungan tersebut. Hal ini dapat memicu cara otak kita berpikir untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda atau lingkungan yang baru. Selain itu, hal ini akan mengasah mental kita agar menjadi kuat, karena untuk mencoba keluar dari zona nyaman saja sudah sangat susah. Dalam hal ini, mental kita akan diuji supaya bisa melakukan suatu hal, yang contohnya adalah keluar dari zona nyaman kita.

Produktif

Setelah berani mencoba keluar dari zona nyaman, cobalah untuk menyibukkan diri sendiri. Hindari sikap malas, ingin rebahan, dan kebanyakan bermain gadget. Produktif dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kita, karena kita terus berkutat dalam mengerjakan suatu hal. Produktif dapat menghindari kita dari hal-hal yang tidak terlalu penting, seperti nongkorong, atau kegiatan membuang-buang waktu lainnya. Jika kita berhasil menyibukan diri, tentu kita juga akan belajar bagaimana me-manage diri kita dan waktu.

Memperbanyak Relasi

Menyibukkan diri akan berdampak pada relasi. Memperbanyak relasi juga merupakan suatu hal yang sangat baik demi karir yang dinanti-nantikan. Jejaring dan hubungan interpersonal memegang peran penting dalam karir kita. Bangun dan pertahankan hubungan yang positif dengan teman, dosen, alumni, dan orang-orang yang berhubungan dengan karir kita. Jejaring yang solid dapat membuka peluang karier yang tak terduga, yaitu dapat melampaui dari keinginan awal karir kita. Dengan relasi tersebut, kita bisa menemukan rekomendasi atau sekedar informasi atas karir yang kita nantikan,

Memperbanyak pengalaman

Relasi memang penting, namun pengalaman tak bisa dibohongi. Pengalaman yang sesuai dengan karir yang kita nanti sangat dilirik oleh seorang HR, pada Curriculum Vitae (CV) kita. Perusahaan pasti ingin menerima pelamar yang telah paham pada rangkaian pekerjaannya, daripada mengajarkan suatu pelamar mulai dari 0 lagi. Untuk meraih karir yang dinanti, kita bisa untuk menambah pengalaman seperti, mengikuti program dosen, lomba, magang, dan lain sebagainya yang tentunya linear dengan karir yang dituju. Hal ini akan menunjang kita untuk mendapatkan karir yang kita nanti.

Meningkatkan Pengetahuan Sekaligus Keterampilan

Skill tidak didapat hanya dari pengetahuan, sebaliknya skill juga tidak didapat hanya dari keterampilan. Kedua hal ini harus berjalan beriringan. Selain mendapatkan pengajaran dari hal-hal yang berbau akademik, kita juga harus bisa untuk mengaplikasikannya ke dalam dunia nyata. Kita harus bisa mempraktekkannya. Hanya sekedar mengetahui teori dan tidak menggunakannya atau mengutak-atik suatu hal tanpa suatu pengetahuan juga tidak akan dapat berhasil untuk diterapkan. Maka dari itu, keduanya harus kita kuasai.

Jangan takut gagal

Selain kita harus mencoba semua hal, untuk meniti karir kita harus mempunyai mental baja. Terkadang kita sangat membutuhkan kegagalan agar setelah hal tersebut terjadi, kita dapat segera berubah dan improve. Saat gagal, kita mengetahui kesalahan kita dan memperbaikinya, sehingga di masa mendatang dapat berubah. Ini merupakan suatu nilai plus. Untuk mendekatkan diri dengan karir yang dinanti, kita harus siap dalam segala hal, termasuk kegagalan.

Menata diri bukan hanya seputar penampilan fisik, melainkan tentang pertumbuhan pribadi. Dengan hal-hal yang telah disebutkan dalam artikel, kita akan menjadi individu yang siap menghadapi tantangan pekerjaan dan meraih penantian dari karir yang diinginkan. Ingatlah bahwa proses ini merupakan perjalanan berkelanjutan dan dengan konsistensi serta tekad, kita akan membentuk jalan menuju puncak kesuksesan karir.

Penulis:
Fiqih Yoagi Ranggawan
Unza Khulil Jannah Effendi
Almaszahroq Fahriyyah
Tetty Aprilia Wijayanti
Yasmine Avinia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun