Mohon tunggu...
Fiqih Akhdiyatu Salam
Fiqih Akhdiyatu Salam Mohon Tunggu... Dosen - Writer

Nama: Fiqih Akhdiyatu Salam. Latar Pendidikan. Sarjana Ilmu Komunikasi, Jurusan Public Relations, dan Magister Ilmu Komunikasi, Jurusan Corporate Communication. Sebagai seorang akademisi dan penulis, saya memiliki minat yang kuat dalam berbagi ilmu pengetahuan melalui tulisan. Saya telah menulis berbagai tulisan diberbagai media tentang Ilmu Parenting, Media Massa, Politik, Propaganda, dan Komunikasi yang efektif di kehidupan sehari-hari. Saya bertujuan untuk berbagi ilmu pengetahuan yang saya miliki dengan masyarakat luas, serta meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya komunikasi yang efektif dalam berbagai aspek kehidupan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi saya melalui fiqihucil24@gmail.com] atau IG FiqihAkhdiyatuSalam

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dibalik Kesuksesan Singapura: Kunci Media Relation Yang Efektif

20 Januari 2025   19:24 Diperbarui: 20 Januari 2025   21:16 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singapura punya cara cerdas untuk membangun citra positif. Bukan melalui promosi besar-besaran di berbagai media di banyak Negara. Bukan pula iklan di baliho maupun papan reklame di banyak dunia. Negeri kota singa itu justru mengandalkan media relation yang sangat baik dan terencana dengan banyak media di berbagai Negara.

Apa yang mereka lakukan? Setiap tahun, mereka mendatangkan sejumlah jurnalis dari berbagai Negara di dunia untuk berkunjung ke singapura. Tak hanya Negara-negara ASEAN, tapi juga seluruh penjuru dunia termasuk Amerika Serikat, Eropa, Asia, dan lainnya. Indonesia termasuk Negara yang hampir setiap tahun diikutsertakan dalam kegiatan yang diberi nama Journalist Visit Programme (JVP) ini.Teori Agenda Setting (McCombs & Shaw, 1972): Media massa mempengaruhi opini publik dengan menentukan agenda berita. Dalam kasus JVP, media massa diarahkan untuk memfokuskan pada kebijakan dan pengalaman positif Singapura.

Kegiatan dilakukan oleh pemerintah Singapura melalui Ministry of Information, Communication and The ARTS (MICA) sejak 2000. Merekalah yang memfasilitasi kunjungan ini selama lima hari hingga satu minggu. Mereka umumnya diterbangkan menggunakan maskapai kebanggaan negeri ini, Singapura Airlines. Sepanjang berada di Singapura, Mereka diajak berdiskusi, berkunjung ke berbagai tempat penting, berkeliling ke berbagai lokasi menarik hingga menikmati kuliner di berbagai penjuru kota. Teori Uses and Gratifications (Katz, Blumler, & Gurevitch, 1974): Media massa memenuhi kebutuhan dan keinginan publik. JVP memenuhi kebutuhan jurnalis akan informasi dan pengalaman unik. Pemerintah Singapura juga berbagi pengalaman dan kebijakan dibidang-bidang seperti transportasi, pengelolaan limbah dan air, pelayanan publik, kemasyarakatan seperti budaya local, keragaman, kreativitas, dan kerja kemanusiaan. Teori Framing (Goffman, 1974): Media massa membingkai informasi untuk mempengaruhi persepsi publik. JVP menggunakan framing positif untuk menonjolkan kelebihan Singapura.

Yang menarik, selama berada di negeri ini mereka dilayani layaknya tamu penting. Segala fasilitas dan pelayanan diberikan secara khusus. Masing-masing peserta diantar dan dijemput oleh guide khusus yang menguasai berbagai informasi tentang Singapura dan mampu berbahasa sesuai dengan asal Negara peserta. Juga disediakan pengemudi pribadi dan mobil mewah yang siap mengantarkan ke mana saja. Teori Kognitif (Festinger, 1957): Pengalaman langsung mempengaruhi persepsi dan sikap. JVP memberikan pengalaman langsung yang positif kepada jurnalis.

Para wisatawan ini juga diberikan tempat menginap mewah dihotel berbintang 5. Dan mendapatkan layanan kamar khusus selama mereka berada disana. Mereka juga dijamu makan di restoran-restoran terkemuka di negeri ini. Teori Relasi Publik (Grunig & Hunt, 1984): Hubungan baik dengan publik mempengaruhi citra organisasi. JVP membangun hubungan baik dengan jurnalis melalui pelayanan yang baik. Tak hanya itu. Para peserta kadang mendapatkan kejutan, Misalnya kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan Perdana Menteri Singapura di negeri ini. Tak heran jika para peserta JVP merasa terkesan dan kagum dengan cara Singapura melayani mereka selama di Negara tersebut. Dampak positifnya, para jurnalis ini menulis hal-hal positif tentang Singapura, baik dalam bentuk tulisan, wawancara khusus, laporan berseri, tayangan wisata, dan sebagainya. Teori Pengaruh Sosial (Cialdini, 2009): Pengalaman positif mempengaruhi perilaku dan opini. JVP menggunakan pengalaman positif untuk mempengaruhi opini jurnalis.

Kesimpulan

Program Journalist Visit (JVP) Singapura menunjukkan pentingnya media relation dalam membangun citra positif organisasi. Dengan memanfaatkan teori-teori komunikasi dan psikologi, JVP berhasil menciptakan pengalaman positif bagi jurnalis internasional, mempengaruhi opini publik dan meningkatkan citra Singapura.

Manfaat Media Relation untuk sebuah negara atau organisasi

1. Membangun citra positif organisasi.

2. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman publik tentang kebijakan dan program organisasi.

3. Membuat opini publik yang positif melalui media massa.

4. Meningkatkan hubungan baik dengan publik dan media.

5. Membangun kepercayaan dan kredibilitas organisasi.

Teori yang Mendukung

1. Teori Agenda Setting (McCombs & Shaw, 1972).

2. Teori Framing (Goffman, 1974).

3. Teori Uses and Gratifications (Katz, Blumler, & Gurevitch, 1974).

4. Teori Kognitif (Festinger, 1957).

5. Teori Relasi Publik (Grunig & Hunt, 1984).

6. Teori Pengaruh Sosial (Cialdini, 2009).

Strategi Media Relation

1. Mengundang jurnalis untuk mengalami langsung kegiatan organisasi.

2. Menyediakan informasi yang akurat dan lengkap.

3. Membangun hubungan baik dengan media.

4. Menawarkan pengalaman unik dan menarik.

5. Menggunakan media sosial untuk memperkuat pesan.

- McCombs, M. E., & Shaw, D. L. (1972). The Agenda-Setting Function of Mass Media.

- Goffman, E. (1974). Frame Analysis.

- Katz, E., Blumler, J. G., & Gurevitch, M. (1974). Utilization of Mass Communication by the Individual.

- Festinger, L. (1957). A Theory of Cognitive Dissonance.

- Grunig, J. E., & Hunt, T. (1984). Managing Public Relations.

- Cialdini, R. B. (2009). Influence: Science and Practice.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun