Terjerembap aku, sekelilingku kini adalah anime. Hanya aku, sosok dengan rambut ikal hitam dan mata seperti manusia yang dulu kulihat. Namun kini aku dalam keterbatasan. Anime-anime itu memiliki kemampuan meloncat, bertarung dengan paras rupawan yang tak ada satupun rambut mereka hitam. Semua memiliki warna.
Aku terkepung pada orang-orang berlagak bagai Sinichi Kudo, bahkan hingga tuxedo bertopeng. Perempuan kini sudah berubah menjadi Sailor Moon dan beberapa perempuan dalam hentai yang beberapa kali kulihat di duniaku sebelumnya. Mata besar, pakaian minimalis dan payudara besar, sebelumnya hanya imajinasiku, kini nyata.
Satria namaku, ini kisahku.
Bertahun-tahun aku hidup dalam imajinasi anime. Film, game dan lainnya, rasanya aku ingin masuk kedalam anime tersebut, menjadi pahlawan menyelamatkan gadis-gadis dengan rok mini. Terakhir aku di dunia, aku menolak ajakan teman untuk nonton film bioskop. Ya, memang hal itu tak pernah terjadi, selalu kutolak. Aku hanya Asik dengan anime.
Pagi setelah ajakan itu, aku berada dalam dunia seperti gambar-gambar. Terkejut aku terheran-heran, apa harapanku terwujud. Tiba, tiba kos tempatku tinggal sudah berubah seperti kamar Nobita dengan kasur di lantai. Pagi itu aku keluar kamar, melihat sosok perempuan keluar dari kamar sebelah kamarku. Lebih mirip Sakura di film Naruto. Hanya saja kostumnya bukan seperti ninja.
"Hai Satria,"
"Oh Yuma, bagaimana istirahatmu malam tadi?" tanyaku padanya, tanpa kusadari ternyata aku telah mengetahui namany.
"Yah seperti biasa, apa kau sibuk hari ini?"tanyanya padaku.
"Ah, tampaknya aku sedang kacau," jawabku.
"Kalau begitu mari ikut aku, mungkin masalahmu dapat kita pecahkan bersama," jawabnya.
Di lantai bawah kos, aku melihat orang-orang mirip seperti Giant dalam film Doraemon, Hikaru No Go, Yugi Oh dan lebih menyeramkan seseorang seperti Bejita duduk di teras sedang menyantap sarapan pagi. Entah mengapa lontong sayur masih terlihat seperti nyata.
Yuma, mengeluarkan sepedamotor. Ya motor balap, ia mengenakan jaket dan helm hitam. Diberinya kode agar aku bergegas naik di belakangnya. Yuma, tancap gas menelusuri jalan anime dengan kendaraan serba aneh. Bahkan terlihat seperti abad 22 di film doraemon.
Entah mau di bawa kemana aku olehnya Kini ia tak lagi ramah. Namun aku masih berfikir positif, mungkin lantaran helmnya. Tapi kebutnya membuat jantungku berdegup, berkali-kali hamper saja bersenggolan dengan kendaraan lain. Hingga tak lama kami masuk ke dalam sebuah gudang, Yuma melakukan rem mendadak dengan posisi motor miring, membuatku tercampak.
Kini aku melihat dunia agak berbeda, aku terjatuh pada sosok animasi besar seperti King Pin. Dunia tiba-tiba saja terlihat agak lebih gelap karena kini masuk kedalam dunia seperti komik Marvel. Kaki King Pin menginjakku merusak tulang-tulang nyataku. Yuma, tersenyum tanpa kuketahui apa tujuan mereka semua padaku.
"Kau telah melakukan kesalahan besar," kata King Pin padaku dan menendang wajahku.
"Maksudmu?"
"Kau hampir menghancurkan dunia kami, beberapa saat lalu kami seperti hamper musnah. Dimana kau sembunyikan chip itu?
"Aku tak mengerti, apa maksudmu?"
Kemudian serangan datang menghampiri King Pin. Jaring laba-laba menembak wajahnya. Tujuh manusia laba-laba terlihat bergelantungan di atas, oh maaf maksudku makhluk bukan manusia. Mereka kemudian menarikku dan membawaku ke rumah Peter B Parker. Disana ada tampak Bibi May dalam wujud animasi sedang membuat teh.
***
Aku menyeruput teh bersama ketujuh makhluk laba-laba atau bias dikatakan para siluman laba-laba dari into spider universe.
"Sebenarnya apa yang terjadi,"
"Harusnya kami yang bertanya padamu, apa yang terjadi di dimensimu?" kata Peter B Parker.
"Aku tak mengerti, tiba-tiba aku terbangun dan berada dalam animasi,"
"Stop, jangan kau katakana kami adalah animasi, kami nyata, namun dimensi yang berbeda. Bahkan disini sosok sepertimu yang kami anggap animasi`"
"Apa?" aku terheran, kemudian aku melihat televisi, banyak siaran yang menyerupai fisikku. Bahkan ada satu siaran anak kecil bersama beruang bermain-main seperti halnya manusia kecil dan beruang asli.
"Apa judul film ini?" tanyaku.
"Disini film ini bernama Marsha And The Bear," kata Gwen Stacy, salah satu Spider Verse.
Ah, aku semakin terhina.....
"Kau jangan merasa terhina, ini adalah dimensi lain dari duniamu." Ucap Peni Parker.
Tiba-tiba saja ledakan di luar rumah Bibi May meledak. Kami bergegas keluar. Terlihat makhluk seperti Freeza dalam Dragonball melayang di langit.
"Gwen, segera kau bawa Satria menuju markas Avenger dan bawa dia pada Tony Stark dan katakana hubungkan ia dengan Tony Stark dari dimensinya," perintah Peter B Parker pada Gwen Stacy.
***
Kini aku berada di markas Avengers versi animasi. Tampak duduk di meja Iron Man, Captain America, Black Widow, Black Phanter, Thor, Vision dan Scarlet Witch.
"Tuan Tony, B. Parker menyuruhku agar anda menghubungi Tony Stark dari dimensinya," kata Gwen.
"Ya, aku sudah tahu permasalahannya," jawab Tony Stark.
Melalui video conference, tampak Robert Downey Junior dengan Chris Evans dan Scarlet Johanson disana.
"Baik, kami akan menariknya kembali ke dunia kami," kata Robert Downey Junior lewat video converence Avengers.
Tanpa sadar aku duduk bersama Scarlet Johanson.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanyaku.
"Dimana chip itu?" kata Robert Downey Junior.
"Chip apa," tanyaku.
"Chip tekhnologi quantum yang hampir saja menghancurkan seluruh jagat dimensi animasi?".
"Aku tidak mengetahuinya," jawabku.
"Ayolah Satria, kau mengetahui itu. Dimensi animasi sangatlah tangguh, jika mereka bersatu semua dimensi lain akan hancur," kata Scarlet Johanson yang berperan seperti Black Widow.
"Tidak," bukan dia, teriak sosok yang baru saja masuk. Yaitu Scott Lang dating bersama Satria Bima X. Chip itu ada pada Satria Bima X, bukan Satria itu.
"Aku tidak mengetahui, jika chip ini digunakan untuk membunuh anime," kata Satria Bima X pada forum Avengers.
"Oh, kalau begitu, Satria ini berasal dari dimensi utama, di dunia tanpa makhluk super," ya benar jawab Scoot Lang.
"Lantas mengapa tiba-tiba aku melintasi beberapa dimensi?"
"Ya, mungkin di dimensimu ada kerusakan daya khayal, karena kau cenderung meninggalkan orang-orang di dimensi nyatamu dan lebih cenderung ingin masuk pada dimensi anime," kata Dr. Hank Pym ya tiba-tiba muncul entah darimana.
"Kau terjebak dalam dunia quantum teman," jelas Captain America.
"Baiklah, kami akan segera mengembalikanmu pada dimensimu," kata Tony Stark.
Aku bangun, berada dalam kos yang seperti biasanya. Ku kira hanya mimpi, namun salah satu infiniti stone ada di genggamanku. Aku ingat, pesan Tony Stark agar menyimpan salah satu infinity stone ini di dimensiku, agar infinity war tak kembali terulang. Ya itulah kisahku.
TEBING TINGGI 24/2/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H