Cawan emas berlalu tanpa jejak meninggalkan jasad. Terbang bersama empunya berlari mencari suaka. Dahnial mati menenggak racun, usai godaan perempuan dengan cawan emasnya.
Dua perempuan datang, terkejut melihat jasad tanpa busana diketemukan diranjang dengan mulut berbusa. Salah satunya histeris dan meminta pertolongan.
"Anda siapa nona?" tanya petugas pada perempuan yang tadi histeris.
"Istrinya tuan," jawab perempuan tersebut. Dia masih di dampingi anak perempuannya yang menangis kehilangan sang ayah. Apalagi dalam keadaan nista.
"Apakah korban memiliki musuh selama ini?"
"Dia tidak memiliki musuh tuan, dia adalah pribadi yang ramah pada orang-orang. Barangkali satu musuh yang dimilikinya adalah aku. Acap kali bertengkar."
"Itu sudah biasa dalam rumah tangga," kata petugas.
"Lawan bisnis?"
"Tidak ada tuan,"
"Baik, akan kita usut kasus ini. Mohon berikan waktu pada kami."
"Bisakah anak gadis anda menunggu di luar?" tanya petugas.
Gadis langsung pergi, masih dalam keadaan menangis sesunggukan. Tiba-tiba perempuan dan petuga berdiri dengan senyum merekah.
"Kita berhasil honey," kata perempuan tersebut. Mereka Berpelukan dan mengambil dua cawan emas dari dalam laci meja kerja petugas.
Cawan emas bersama perempuan penggoda datang. Pesta kecil mulai dilakukan. Para pemuja setan yang mendewakan cawan-cawan emas. Mengorbankan keluarga sendiri adalah ritual mereka.
Sei Rampah 7/1/2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H