Generasi  Z atau yang disingkat Gen Z merupakan generasi  yang lahir dalam rentang tahun 1995-2000. Muda-mudi yang lahir pada rentang tahun tersebut merupakan harapan dunia ke arah yang lebih baik. Teknologi yang berkembang pesat menjadikan generasi tersebut memiliki sumber daya yang mumpuni .
Sekarang ini Generasi Z dihuni anak muda berusia 17 hingga 22 tahun. Artinya, usia tersebut sudah beranjak pada hidup yang lebih mandiri. Generasi ini biasanya sudah mampu mengurusi pribadi. Bahkan ada sebagian di generasi ini yang melengkapi kebutuhan hidup dan keluarganya. Padahal biaya akan semakin membengkak pada usia-usia tersebut.
Pembengkakan biaya dimulai dari segi pendidikan. Usia Gen Z hampir rata-rata mengenyam pendidikan tinggi atau kuliah. Tentu kita tahu, biaya kuliah tidaklah murah. Orang tua berpontang panting sampai mengecilkan ikat pinggang agar anaknya dapat kuliah di perguruan tinggi. Ini merupakan masalah dari masa ke masa.
Tapi Gen Z menjawab permasalahan tersebut dengan kualitas yng dimiliki mereka. Tak ada lagi kata "tak bisa kuliah karena tak punya uang". Selepas Sekolah Menengah Atas (SMA), banyak Generasi Z yang memilih bekerja. Namun, pekerjaan yang dienyam merupakan penyokong pendidikan mereka. Mereka pada akhirnya mampu membiayai kuliah sendiri.
Bahkan, selain bekerja sambil menimba ilmu. Para kaula Generasi Z semakin menambah penghasilannya melalui program study yang di ambil. Terlepas dari pekerjaan sehari-hari, banyak generasi Z menggunakan keahlian tekhnologi dalam pendidikan atau kuliah. Misalnya, mengerjakan makalah-makalah teman seangkatan. Membuat proposal beasiswa. Lalu, menerima jasa pengetikan.
Semuanya dapat dijadikan sebagai usaha sampingan. Menghasilkan dengan kemampuan yang dimiliki generasi tersebut. Hal itu membuktikan, generasi ini memiliki pemikiran yang lebih terbuka dan berani mengespresikan diri, tanpa ada rasa malu atau minder.Salah satu contohnya adalah Risa Yohana.
Gadis usia 19 tahun yang lahir dan tinggal di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai ini merupakan Pekerja Harian Lepas (PHL) di Kepolisian Resort (Polres) Serdang Bedagai. Â Sehari-harinya ia membantu penyidik kepolisian dalam membuat Berita Acara Perkara (BAP), disposisi surat keluar dan surat masuk dan banyak lagi lainnya. Menurutnya hal tersebut dilakukan untuk menambah wawasannya. Terlebih ia berkuliah di Fakultas Hukum di salah satu perguruan tinggi di Kota Medan.
Fakultas Hukum dikenal dengan banyaknya tugas kuliah. Icha sapaan akrabnya mengambil kuliah non reguler agar tidak mengganggu pekerjaannya. Hampir semua mahasiswa satu angkatannya sudah bekerja. Namun, Icha termasuk salah satu mahasiswa termuda. Rata-rata usia mahasiswa seangkatannya 20 tahun keatas, bahkan sudah ada yang 30 tahun.
Hal tersebut tidak menjadikannya kalah dalam wawasan. Malah dia mampu mengubah perkuliahannya itu menjadi ladang uang. Bagaimana tidak? Hampir setiap minggu para mahasiswa pekerja di kampusnya memesan pembuatan makalah. Memang sedikit curang sih... Tapi itulah Icha, salah satu Generasi Z yang mengambil kesempatan itu menjadi peluang  berpenghasilan tambahan.
Biaya kuliah, sudah ditutupinya dari gaji PHL. Nah... sekarang dia melebarkan sayapnya untuk menambah penghasilan lewat bisnis pembuatan makalah. Setiap pembuatan makalah rata-rata dihargai Rp30 ribu hingga Rp50 ribu. Namun ia kerap mendapat lebih, mengingat teman seangkatannya hampir rata-rata sudah memiliki penghasilan sendiri.
Minimal setiap minggunya ada 15 mahasiswa yang memesan pembuatan makalah. Menurutnya, ia dapat menghasil RP300 ribu hingga Rp500 ribu dalam tiap minggu. OMG....... Artinya setiap bulan ia mendapat penghasilan tambahan Rp1,2 juta hingga Rp2 juta. Usianya yang baru 19 tahun sudah mampu berpenghasilan melebihi Upah Minimum Regional Kabupaten Serdang Bedagai.
Dengan segala penghasilannya itu, dia juga telah membuktikan pantas menjadi anak sulung dari tiga bersaudara. Dia sudah mampu menafkahi kedua adiknya yang masih sekolah. Begitulah Generasi Z. Mampu megambil peluang dari sudut sekecil apapun.
Tapi, dalam usahanya membuat makalah, dia mengaku tak akan  lancar jika tidak didukung oleh KayuPutihAroma. Minyak Ekaliptus Cap Lang Aroma Therapy. Setiap mengerjakan makalah-makalah pesanan dia selalu menggunakannya. Aromatherapy Green Tea pilihannya sangat mendukungnya yang kerap kali mengerjakan sampingan itu pada malam hari.
Menghilangkan rasa lelah.
Menurutnya, Kayu Putih Aroma Cap Lang mampu menghilangkan rasa lelah. Terlebih ia mengerjakan tiap makalah pada malam hari. Pekerjaannya yang memakan waktu seharian harus membuatnya terjaga hingga malam hari. Inilah mengapa Generasi Z juga disebut generasi yang berani dan memiliki semangat tinggi.
Menguatkan konsentrasi
Dia merasakan konsentrasinya menguat apabila  menghirup harum teh dari Kayu Putih Aroma. Hal ini memicu finishingdalam setiap pembuatan makalah yang dilakukannya.  Menurutnya, kecerdasannnya akan kembali pulih jika Kayu Putih Aroma selalu digunakannya.
Menghangatkan
Minyak ekaliptus memang berfungsi untuk menghangatkan tubuh. Bekerja hingga malam hari, Icha harus menjaga kondisi tubuhnya. Untuk itulah, ia selalu memakai Kayu Putih Aroma agar tubuhnya terasa hangat.
Banyak lagi manfaat Kayu Putih Aroma Cap Lang bagi Icha dalam menambah penghasilannya. Seperti, anti nyamuk yang kerap mengganggunya dalam proses pembuatan makalah. Kemudian anti kantuk dan Kayu Putih Aroma bagi Icha juga dapat menambah kepercayaan dirinya.
Hingga makalah selesai dan terkumpul. Persentase pun di mulai. Teman-temannya yang menggunakan jasanya sama sekali tak mampu menjawab pertanyaan dari dosen. Karena apa? Karena yang membuat makalah mereka adalah Icha. Sedangkan Icha, selalu lancar setiap kali Dosen mengujinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H